Disabilitas Ramaikan Trans Jakarta

Jakarta, Kartunet.com – sebuah kegiatan bertajuk Jakarta Barrier Tourism  adalah acara yang melibatkan berbagai macam jenis penyandang disabilitas. Kegiatan ini berupa jalan-jalan menggunakan TransJakarta yang diselenggarakan secara swadaya oleh kelompok penyandang disabilitas. Jalur yang dipilih, yaitu berangkat dari halte busway Pasar Festival pukul 09:00 WIB dan berakhir di Monas sekitar pukul 12:00 WIB (04/03/2012)

 

Perlu disadari bahwa penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat. Karena itu, mereka juga berhak untuk menikmati sarana dan prasarana umum, berekreasi, serta melakukan berbagai kegiatan di luar rumah. Akan tetapi sejauh ini hal-hal tersebut masih sulit diperoleh karena kurangnya kesadaran pemerintah untuk membangun fasilitas umum yang aksesibel, serta minimnya perhatian masyarakat terhadap kaum disabilitas.

 

 

 Penyandang disabilitas yang hadir berjumlah 22 orang. Kemudian dibagi dalam 3 kelompok pemberangkatan. Tiap kelompok terdiri dari pengguna kursi roda, tunanetra,, tunarungu, dan beberapa orang pendamping. Setiap jenis disabilitas ternyata memiliki kendala masing-masing ketika bertransportasi. Tunanetra tentu memerlukan pendamping dalam menuntun mereka untuk menaiki kendaraan sesuai tujuan. Pengguna kursi roda kesulitan untuk berpindah dari halte ke dalam bus. Beberapa halte yang tidak terdapat papan petunjuk arah, menjadi kesulitan tersendiri bagi tunarungu. Hal ini dikarenakan penyandang tunarungu memiliki hambatan komunikasi, sehingga tidak mungkin bertanya atau mendengar teriakan kondektur mengenai arah tujuan bus tersebut.

 

“Kami ingin sekali mengedukasi masyarakat, bahwa penyandang disabilitas juga memerlukan sarana transportasi untuk bekerja maupun rekreasi.” Demikian Jaka Ahmad, seorang tunanetra, mengungkapkan tujuan keberlangsungan acara tersebut. Di samping itu mereka ingin menunjukkan kepada pemerintah bahwa penyandang disabilitas pun memiliki kebutuhan terhadap sarana transportasi yang aksesibel.

 

Lewat kegiatan ini diharapkan penyandang disabilitas dapat lebih berani untuk menyuarakan kebutuhan mereka, baik kepada petugas transportasi, maupun penumpang lain yang nondisabilitas. Bagi masyarakat awam, kegiatan semacam ini tentu dapat memberikan gambaran tentang bagaimana sebaiknya kita bersikap jika berjumpa dengan penyandang disabilitas di tempat-tempat umum.

 

“Sempat heran juga waktu melihat rombongan orang berkursi roda itu, soalnya jarang bertemu dengan yang seperti itu sih,” ujar Rudy yang sedang menunggu busway di halte Monas saat diwawancara Redaksi Kartunet.com.

 

Lain lagi dengan pendapat Fitrah, salah satu petugas di halte Monas. Selama 2 tahun bertugas, ia masih jarang berjumpa dengan penyandang disabilitas, khususnya pengguna kursi roda. Meski secara teori sudah diajarkan cara membantu penumpang disabilitas, ia mengaku masih canggung saat benar-benar bertemu.

 

“Kalau  ketemu tunanetra udah lumayan sering, tapi kalau yang pakai kursi roda masih sangat jarang, apalagi yang tunarungu malah belum pernah sama sekali.” ujar pria 25 tahun itu.

 

Acara ini direncanakan masih akan berlanjut pada lokasi-lokasi yang berbeda, sesuai kebutuhan penyandang disabilitas. Jika kali ini difokuskan pada Trans Jakarta, maka kemungkinan sesi berikutnya pada KRL , trotoar, atau bus-bus regular. Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan terjadi perubahan pada sikap petugas dan penumpang Trans Jakarta dalam membantu penyandang disabilitas. Kemudian, dilanjutkan dengan perbaikan sarana dan prasarana agar lebih aksesibel untuk setiap pengguna alat transportasi tersebut. (RR)

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Ramadhani Ray

Literature lover, disability issues campaigner, Interest to learn something new through reading, training, and traveling.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *