Habibie, Raih Danamon Award Karena Gemar Berbagi

Jakarta, Kartunet.com – “Oh, Kartunet? Iya, kenapa?” suara ramah dan ceria itu menyambut di sebrang telepon ketika Redaksi Kartunet.com mencoba menghubungi pemuda tunadaksa itu beberapa waktu lalu. Dengan antusias, si pemilik suara mempersilakan Redaksi untuk mewawancarainya. Siapa yang tak mengenalnya? Habibie Afsyah, Ya, dialah tunadaksa yang merupakan suhu internet marketing. Belum lama ini  Habibie juga terpilih sebagai Peraih Danamon Award karena bisnis online yang dijalaninya serta dedikasinya untuk para penyandang disabilitas.


 


“Nggak tahu tuh siapa pastinya yang mendaftarkan ke Danamon Award. Tiba-tiba dihubungi sama panitianya,” cerita Habibie. Begitu banyak rupanya orang yang telah mengenal Habibie dengan segala sepak terjangnya di bidang internet marketing, sampai-sampai ia didaftarkan untuk memperoleh penghargaan dari Danamon tanpa sepengatahuannya.


 


Danamon award adalah penghargaan yang dipersembahkan bagi orang-orang biasa namun menghasilkan usaha yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas hidup maupun lingkungan bagi orang banyak disekitarnya melalui solusi kewirausahaan. Dari sekitar 300 pendaftar awal, Habibie terpilih sebagai satu dari lima orang peraih Danamon Award 2012. Di antara kelima orang tersebut, Habibie merupakan peraih termuda, yakni berusia 24 tahun, dan merupakan satu-satunya penyandang disabilitas. Bukan hanya itu, berdasarkan dukungan masyarakat  melalui voting online, SMS, dan jejaring sosial yang dilakukan dari 9 Juni hingga 8 Juli 2012, Habibie pun terpilih sebagai Pejuang Kesejahteraan Indonesia Terfavorit, mengungguli empat peraih lainnya.


 


Hampir semua bagian tubuh Habibie lumpuh akibat terserang penyakit muscular dystrophy tipe Becker  pada usia delapan bulan. Penyakit langka itu menggeregotinya, merusak saraf motorik di otak kecilnya, membuat massa tubuhnya tidak bisa tumbuh sempurna. Hingga saat ini bagian tubuh Habibie yang masih bisa digerakkan hanya kepala dan tangan kanan. Walaupun demikian, Tuhan membekali bungsu delapan bersaudara pasangan Hj. Endang Setyati dan H. Nasori Sugiyanto tersebut dengan otak yang cemerlang. Lihat saja, ia mampu melahap berbagai ilmu teknologi dan internet dengan cepat. Berkat bimbingan sang guru, Suwandi Chow, namanya segera melambung di dunia internet marketing. Penghasilannya? Jangan ditanya. Ia bisa memperoleh $500 sampai $10.000 per bulan.


 


Bekerja di hadapan keyboard Komputer tak menjadi kendala bagi Habibie. Ia masih bisa mengetik dengan jari telunjuk tangan kanannya. “Tapi kalau ngetik banyak, biasanya aku pakai HP, nanti tinggal dipindahkan ke Komputer,” jelasnya. Semasa sekolah Habibie pun tak merasakan hambatan  berarti. Habibie mengaku, dirinya memang jarang mencatat pelajaran dan lebih sering meminjam catatan teman saat menjelang ujian, tapi toh kenyataannya ia tetap mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Setelah menyelesaikan SD-SLB Bagian D di  YPAC, tahun 2000, Habibie dimasukkan ke sekolah umum di  SMP Yayasan Triguna. Lulus SMP, Habibie melanjut ke SMU  Yayasan Sunda Kelapa dan lulus tahun 2006. 


 


“Aku ‘kan aktif di internet marketing, dan ini hal yang juga bisa dikerjakan sama penyandang disabilitas yang lain. Makanya aku pikir, kenapa aku nggak ajak teman-teman juga untuk menekuni apa yang aku jalani?”ujar Habibie ketika ditanya alasannya mendirikan Yayasan Habibie Afsyah di tahun 2009. Melalui yayasan ini Habibie memberikan pelatihan sekitar 60 penyandang disabilitas, 50 nondisabilitas dan 1 komunitas yang ia bangun untuk menjadikan tim yang mengembangkan project-project websitenya


 


Selain itu, Habibie dan sang ibunda juga mempelopori pendirian sebuah komunitas bernama Indonesia Disabled Care Community (IDCC) pada 5 Mei 2012. “Tujuannya untuk menyatukan para penyandang disabilitas dan nondisabilitas supaya nantinya bisa memberikan inspirasi bersama,” tutur pemuda kelahiran 6 Januari 1988 itu.


 


keterbatasan gerak tubuhnya, tak lantas membuat Habibie lelah berbagi ilmu. Kiprah Habibie di bidang internet marketing pun telah membuatnya menjadi pembicara dan motivator di sejumlah seminar sejak tahun 2008. Solo, Semarang, Yogyakarta, serta beberapa kota lainnya pun telah disinggahinya. Dengan kehadiran sang ibunda yang selalu mendampingi, Habibie tidak pernah merasakan kendala berarti dalam memenuhi undangan-undangan yang ditujukan padanya.


 


Tidak akan ada Habibie Afsyah, sang Suhu internet marketing tanpa kehadiran ibundanya, Endang Setiyati. Endang lah yang membawa Habibie memasuki dunia internet marketing. Ia rela menjual mobil agar putera kesayanganya bisa mengikuti pelatihan-pelatihan internet marketing dari para pakar bertaraf internasional. Tentu saja kehadiran Endang amat berarti bagi Habibie, dan begitu pun sebaliknya. Di mata Endang, Habibie merupakan anak yang murah senyum dan pandai bergaul. Terbukti Habibie memiliki banyak teman, baik online maupun offline, bahkan semua teman Habibie dapat menerima kehadirannya dengan tangan terbuka. Selain itu, Endang berpendapat bahwa Habibie adalah anak yang hebat. Semangat juang dan semangat belajarnya luar biasa, meski hidupnya penuh dengan kelemahan dan keterbatasan.


 


Kebanggaan Endang tercurah jelas pada  blog-nya www.ibuhabibie.com. Di sana ia menuturkan, bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa jika ia tidak memiliki Habibie. Aktivitasnya mendampingi Habibie akhirnya membuat pensiunan PNS dpb   Perum Perhutani itu ikut dikenal banyak orang. Orang-orang tersebut pun kerap memanggil Endang dengan sebutan yang membuatnya begitu bangga dan bahagia- Ibu Habibie. Pada akhir salah satu tulisan di blog yang sama, Endang menuliskan sebuah kalimat sederhana yang merangkum segenap perasaannya karena telah dikarunai anak seperti Habibie:


 


Trima kasih Tuhan, Engkau telah memberikan yang terbaik dalam hidupku. Engkau telah memberikan tempat yang mulia dan terhormat bagi kami sekeluarga berkat seorang anak- Habibie Afsyah. (RR)


editor: Herisma Yanti

Last Updated on 7 tahun by Redaksi

Oleh Ramadhani Ray

Literature lover, disability issues campaigner, Interest to learn something new through reading, training, and traveling.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *