MENDIDIK PENDIDIKAN SEKS DAN SEKSUALITAS SEJAK DINI (2)

Menyambung tulisanku di MENDIDIK PENDIDIKAN SEKS DAN SEKSUALITAS SEJAK DINI dan kebetulan membaca tulisannya mbak Asma Nadia yang berjudul Pendidikan Seks yang tidak melindungi anak di koran Republika yang terbit hari ini pada 24 Mei 2014 halaman 9.

——————————————————————————–
Di akhir tahun 1980an Indonesia sempat dihebohkan oleh buku yang berjudul Adik Baru dimana didalamnya terdapat gambar orang telanjang dengan dialog yang vulgar sehingga membuat buku ini dianggap sebagai pornografi daripada buku pendidikan seks anak dan pada akhirnya dilarang untuk beredar.

Almarhum Kiai Haji Zainudin MZ berkata “Anak-anak ngga diajarin saja udah pintar apalagi pakai diajarin!”.

Pendidikan seks atau sex education itu perlu karena anak-anak harus mengetahui mengenai bagaimana cara untuk menghadapi menstruasi, membersihkan, merawat kesehatan, dan kebersihan termasuk organ seks.

Asma Nadia menyatakan bahwa beliau tidak setuju jika sex education dipaparkan secara vulgar, hal ini dikarenakan adanya bukti bahwa di barat yang menerapkan ternyata gagal untuk melindungi anak-anak dari kejahatan seksual.

Kejahatan seksual ini berbentuk kasus Pedofilia yang terjadi di Jakarta International School (JIS) dan masih terus menimpa banyak anak di negara maju.

Asma Nadia menambahkan bahwa pendidikan seks bagi anak bukanlah pelajaran tentang organ seksual yang terkadang justru memancing rasa ingin tahu mengenai seks yang bahkan bisa memancing libido sebelum waktunya.

Pendidikan seks adalah pendidikan yang membuat anak mempunyai sistem proteksi dini dari kejahatan seksual, mereka harus tahu tidak boleh untuk telanjang di depan umum, tidak boleh untuk dipegang sembaranganh oleh orang dewasa terutama di bagian tubuh tertentu, mereka juga harus berani untuk mempertanyakan jikalau mengalami keraguan atas tindakan orang lain dengan segera melaporkan kepada orang tua.

Islam sendiri telah mengajarkan mengenai pendidikan seks sejak dini, melalui adanya pemisahan tempat tidur bagi anak dengan jenis kelamin yang berbeda, berpuasa untuk menahan diri, menjaga pandangan untuk menjaga diri dari gejolak berlebihan dan lainnya.

Kedekatan hubungan orang tua dengan anak merupakan benteng yang harus dibangun untuk melindungi anak dari berbagai kejahatan seksual yang mengintai mereka.

——————————————————————————–

Semoga Tuhan melindungi kita.

Last Updated on 9 tahun by Redaksi

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *