Tips membaca hati dari penampilan

Ada sebuah pepatah Inggris “Don’t Judge the book by the cover” yang arti dalam bahasa Indonesianya adalah jangan menilai buku dari kulitnya.

Dalam Islam diajarkan dimana isi selalu berpengaruh pada penampilan. Rasulullah SAW berkata “Dalam setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, itu adalah kalbu” (HR.Bukhari Muslim).

Ilmu Ataillah dalam kitab Al Hikam, apa yang tampak pada lahiriah seseorang merupakan ciri batiniahnya. Seorang yang hatinya beriman dan dekat dengan Allah akan terpancar dari tubuhnya. Orang disekitar bisa menilai dan merasakan dengan melihat tingkah laku. “Sesuatu yang tersembunyi di balik rahasia-rahasia hati dapat terungkap nyata disaksikan dalam realitas hidupnya” Ujar Ibnu Ataillah dalam bab ke-28.

Seorang tidak dikatakan beriman hatinya sementara tingkah laku masih jahiliyah. Tidak mungkin orang yang saleh hatinya tapi beralkhlak buruk.

Rasulullah pernah berkata “Tidak beriman seseorang yang tidur dalam perut kenyang, sementara tetangganya kelaparan.” (HR.Thabrani).

Sebuah hadist dari Abu Hurairah RA, suatu kalu Rasulullah SAW pernah melihat seorang memainkan jenggotnya ketika sholat. melihat itu, beliaupun bersabda “Seandainya hatinya khusyuk maka khusyuk pula anggota badannya”. (HR.Tirmidzi).

Berbeda dengan pepatah awal, Islam memandang isi akan selalu serupa dengan sampulnya. Pernahkah merasakan ketika berada di sekitar orang saleh? adakah nuansa kesejukan dan kedamaian hati? Memang, ini bisa didapat dari segolongan orang yang memiliki aura baik.

Jangankan berinteraksi secara langsung, melihat kepadanya saja hati sudah tentram, mendengar namanya saja hati sudah rindu.

Namun, mereka yang tampil dengan sosok yang antagonis (jahat, kejam, pelit, dan lain). Entah kenapa hati terasa sesak saja ketika berada di dekatnya, melihat wajahnya saja sudah membuat kesal, segagah apapun penampilannya tetap saja hati menjadi keruh.

Kok bisa?
Iya, hal inilah yang disampaikan oleh Ibnu Ataillah bahwa penampilan lahiriah adalah cerminan dari batiniah.

Jiwa yang tenang akan memancarkan aura yang tenang. Hati yang tentram akan membuat jiwa raga bahkan orang disekelilingnya tentram juga. Seorang ulama Salaf yang bernama Yusuf bin Husain berpesan “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya dia akan mengingatkanmu kepada Allah”.

Yusuf menambahkan setiap orang saleh mempunyai aura kesolehannya, bahkan dengan memandangnya saja orang sudah bisa ingat kepada Allah.

Sumber :
Dialog Jumat Republika, Jum’at, 16 Mei 2014.

Catatan : Semoga kita menjadi orang yang berhati baik sehingga berperilaku dan beraura baik serta dapat mendamaikan dan menyamankan sesama. Amin.

Last Updated on 10 tahun by Redaksi

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *