Tunanetra Kompetisi Rubix Qube

Jakarta, Kartunet.com – 15 orang tunanetra mengikuti perlombaan rubik dengan tema “Fun With Rubik” di Lebak Bulus, Jakarta (29/09).

 

Dengan memperebutkan hadiah utama handphone, Pertandingan yang diselenggarakan di base camp Mitra Netra Rubiks Club (MNRC), Lebak Bulus, Jakarta, mengundang banyak perhatian. Club rubik tunanetra yang berdiri 7 Juni 2010 ini berhasil melahirkan juara-juara baru dari 15 peserta.

 

 Uniknya, sekalipun seluruh peserta adalah tunanetra, namun tetap wajib menggunakan tutup mata. Beberapa peserta ada yang merasa dirugikan, tetapi banyak juga yang merasa diuntungkan, karena sebagian besar peserta memiliki kondisi penglihatan total blind.

 

Tuti Syahrani, gadis asal Lampung ini mampu mendapatkan record tercepat yaitu 01:33 menit pada pertandingan kali ini mengungkapkan kegemarannya di atas podium. “Akhirnya saya berhasil mewakili SLB-A Pembina Tingkat Nasional setelah rekan saya tersisihkan di babak penyisihan”. Ujar Tuti, seorang tunanetra yang meraih juara I.

 

Selain Tuti, masih ada dua orang pemenang lainnya. Rafik Akbar yang pernah meraih record tercepat 01:07 menit di Balai Kartini, Jakarta, sekarang harus mengakui kecepatan Tuti di final, walaupun record yang pernah diraihnya belum dapat dikalahkan. Jauh lebih menakjupkan, Gatot dengan kepercayadiriannya yang tinggi berhasil mengalahkan pemenang mini competision tahun lalu yaitu Zulfikar di semifinal dalam meraih juara III.

 

“Memang tujuan dari acara ini yaitu menghidupkan kembali MNRC yang sempat sekian bulan fakum.” Ujar Suryo, Ketua Umum MNRC yang juga seorang tunanetra.

 

Dalam perlombaan ini ada seorang peserta termuda yang masih duduk di bangku kelas IV (empat) sekolah dasar, namun dia harus tersisihkan di babak penyisihan. “Saya belum biasa pakai penutup mata karena masih bisa melihat warna sedikit-sedikit” Ujar Kenici, seorang peserta tunanetra dengan kondisi penglihatan low vision.

 

“Untuk teman-teman yang sudah mengikuti pertandingan ini, Menurut saya kompetisi itu adalah kesempatan kita untuk mengembangkan potensi dalam diri. Dan bila mengalami kekalahan, anggaplah itu sebagai adegan kecil dalam hidup yang bisa dijadikan motifasi” Ujar Adi Aryanto.(Rafik)

Last Updated on 4 tahun by Redaksi

Oleh Rafik

Tiada Mata Tak Hilang Cahaya

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *