800 Relawan Mengetikkan Buku untuk Tunanetra

Suasana di pengetikan buku untuk tunanetra 31 Mei 2014 (foto by Budi)Depok, Kartunet – Gerakan 1000 buku kembali mengumpulkan 800 relawan mengetikkan buku untuk tunanetra, yang selanjutnya diproses menjadi buku Braille. Pengetikan untuk Buku Tunanetra (PUBT) yang ketiga kalinya ini diselenggarakan di Gedung Balairung Universitas Indonesia (31-05). Acara diikuti oleh 800 relawan, dan mentargetkan mengetik kurang lebih 80 judul buku dalam satu hari. Kegiatan penghimpunan relawan ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan memperingati 23 tahun eksistensi Yayasan Mitra Netra di Indonesia.

Gerakan ini lahir dilatarbelakangi oleh keprihatinan Mitra Netra akan terbatasnya ketersediaan buku bagi tunanetra di Indonesia, dan belum ada langkah konstruktif pemerintah guna mengatasinya. Sebagai lembaga nir laba yang memusatkan programnya pada peningkatan kualitas dan partisipasi tunanetra di bidang pendidikan dan pekerjaan, Mitra Netra sangat menyadari dan memahami betapa besarnya potensi relawan sebagai salah satu sumber daya yang dapat digalang.

Dalam proses produksi buku Braille, peran relawan adalah “mengetik ulang buku-buku populer ke dokumen MS Word”. Soft copy buku dalam format MS Word hasil ketikan para relawan ini selanjutnya oleh Mitra Netra diproses menjadi file berformat Braille dengan menggunakan software Mitra Netra Braille Converter (MBC); yaitu software ciptaan Mitra Netra yang digunakan untuk memproduksi buku Braille. Mitra Netra telah mengembangkan software tersebut sejak tahun 1997, dan hingga kini terus diperbaharui – telah mencapai versi 5.0, menyesuaikan dengan perkembangan sistem operasi berbasis “windows”.

Semua file buku yang telah berformat huruf Braille tersebut selanjutnya dikompilasi dalam sebuah perpustakaan Braille on line di www.kebi.or.id; KEBI singkatan dari Komunitas E-Braille Indonesia. Saat ini KEBI telah memiliki lebih dari 1500 judul buku. Bantuan relawan mengetik ulang buku populer ini telah memangkas kurang lebih 85 % dari seluruh pekerjaan produksi buku Braille.

Dalam mengimpun relawan, khususnya relawan pengetik buku untuk diproses menjadi buku Braille, Mitra Netra melakukannya dengan dua cara. Pertama, penghimpunan relawan dilakukan secara rutin setiap hari sepanjang tahun. Dengan cara ini, relawan cukup mendaftar via email, mengusulkan judul buku yang akan diketik ulang, setelah mendapatkan persetujuan dari Mitra Netra, relawan dapat langsung mengerjakannya. Skema ini dapat dilakukan secara individu, maupun secara kelompok, misalnya karyawan perusahaan, maupun oleh kelompok relawan yang ada di masyarakat. Data Buku-buku yang sedang dikerjakan relawan dan yang sudah diproses menjadi buku Braille semuanya tersimpan di database di bagian produksi buku Mitra Netra. Dengan demikian “double typing” oleh relawan dapat dihindari.

Cara kedua adalah dengan mengadakan event khusus satu hari di satu tempat, menghimpun sejumlah relawan, dan para relawan tersebut bersama-sama mengetik buku yang telah disiapkan. Dengan cara semacam ini, dalam satu hari dapat menghasilkan jumlah buku yang cukup signifikan menambah koleksi perpustakaan Braille on line Yayasan Mitra Netra www.kebi.or.id.

Sejak Gerakan Seribu Buku Untuk Tunanetra diluncurkan tahun 2006, Mitra Netra telah menyelenggarakan empat event. Event Pertama diselenggarakan di tahun 2008, bekerja sama dengan Mall Citraland Semarang, berhasil mengumpulkan 300 relawan dan menghasilkan 100 buku. Sejak tahun 2012, kerja sama penyelenggaraan event menghimpun relawan dalam satu hari ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan Fency – Fellowship Of Netra Community, sebuah komunitas relawan yang mendedikasikan diri untuk membantu tunanetra melalui Yayasan Mitra Netra.

Bersama Fency, Mitra Netra telah mengadakan tiga event penghimpunan relawan dan menamai kegiatan tersebut PUBT – Pengetikan Ulang Buku Untuk Tunanetra. PUBT pertama diadakan pada Januari 2013, bekerja sama dengan Mall Citraland Jakarta, berhasil menghimpun 600 relawan dan menghasilkan kurang lebih 100 buku. PUBT kedua diadakan pada April 2014, bekerja sama dengan Bina Sarana Informatika (BSI), menghimpun 700 relawan; jumlah buku yang dihasilkan sedang dalam proses kompilasi. Sedang PUBT ketiga diadakan pada 31 Mei kali ini.

Antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan PUBT ini sangat luar biasa. Sejak pertama kali diumumkan melalui sosial media pada bulan April lalu, tercatat ada 1600 orang mendaftarkan diri. Ini bukti betapa masyarakat Indonesia memiliki semangat kerelawanan yang sangat tinggi, dan ini adalah energi yang luar biasa untuk menciptakan pelbagai perubahan di masyarakat. Relawan Seribu Buku Untuk Tunanetra berasal dari pelbagai kalangan. Ada siswa dan mahasiswa, karyawan perusahaan, dosen/guru, ibu rumah tangga, bahkan direktur perusahaan.(DPM)

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *