Ada Udang di Balik Reshuffle

Jakarta – Suasana politik di negeri ini terasa semakin hangat dengan adanya isu reshuffle kabinet Indonesia bersatu jilid II yang akan segera diumumkan oleh Presiden. Berbagai komentar dan opini pun tersebar luas mengenainya. Ada yang mengatakan reshuffle itu diadakan demi meningkatnya kinerja para menteri di dalam kabinet. Tapi tak sedikit pula yang mengatakan bahwa perombakan yang akan segera dilaksanakan itu tak lebih dari sekedar politik pencitraan semata. 

 

Kita memang sudah tahu sebelumnya. Berbagai kasus sempat melanda di dalam beberapa kementerian. Sebutlah kasus di KEMENAKERTRANS atau KEMENPORA. Kasus-kasus tersebut membawa-bawa nama sejumlah menteri yang duduk di dalam kabinet. Dan tentu saja, itu membahayakan bagi citra pemerintahan Pak Presiden selaku pemimpin dan penunjuk menteri yang bersangkutan. Dan tak ada pilihan lain untuk menyelamatkan muka selain “mencabut” akar permasalahan tersebut. 

 

Uniknya, belum sampai pengumuman reshuffle itu dikumandangkan, sejumlah orang telah ramai membuat prediksi. Siapa kira-kira yang akan di copot jabatannya dan siapa pula yang akan menggantikannya. Media pun tak mau kehilangan momen berharga ini. Mereka rajin mendatangkan pakar politik sampai sejumlah tokoh dari Parpol tertentu. Baik itu yang tergabung dalam koalisi dengan pemerintah, maupun tidak. Pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh media adalah,

 

”siapkah bila menteri yang berasal dari partai anda dicopot jabatanya dari kursi menteri?” Atau “ Siapkah anda dan partai anda bila nanti ditunjuk oleh presiden menggantikan si A sebagai mentri?”

 

Sementara dari pihak kepresidenan sendiri tak mau berkomentar banyak.   ”Tunggu saja saatnya nanti.” Itulah mungkin makna yang tersirat di balik sikap pemerintah selama ini menanggapi ramainya wacana yang beredar di masyarakat.  Yang pasti para menteri yang masih menjabat di kabinet Indonesia Bersatu jilid II diharapkan bekerja dengan sebaik-baiknya dan tidak terpengaruh dengan isu-isu seputar reshuffle itu. 

 

Langkah yang diambil Pak SBY selaku pemimpin negeri ini memang menarik untuk diikuti.  Pada dasarnya, kita tidak tahu, apa sebenarnya motivasi di balik perombakan kabinet yang  telah dua tahun lebih dipimpinnya itu. Jika memang reshuffle dianggap sebagai hal yang wajar sebagai bentuk evaluasi dari kinerja para menteri, maka kita patut mendukung langkah presiden itu. 

 

Tapi, bila ternyata reshuffle hanyalah sekedar untuk politik pencitraan, apalagi seperti yang berkembang sekarang, sebagai ajang untuk strategi pemenangan pemilu mendatang, maka apakah artinya seseorang yang tak berkompeten di kursi jabatannya. 

 

Negeri kita butuh pemimpin-pemimpin yang ahli dibidangnya.  Selain itu,  tanah air tercinta ini juga butuh pemimpin yang bekerja ikhlas dan sungguh-sungguh  demi kesejahtraan rakyat serta kemajuan bangsanya.   Bukan pemimpin yang semata-mata hasil dari  “tunjuk sini tunjuk sana”  lalu bekerja ala kadarnya. Setelah itu, dia mencari keuntungan dari posisi yang sekarang sedang didudukinya. 

 

Bila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.

 

Kita tunggu saja. Harapan memang tak boleh putus. Semoga saja perombakan di tubuh kabinet Indonesia Bersatu jilid II  nanti membawa negri ini ke arah perbaikan.(Satrio)

Last Updated on 8 tahun by Redaksi

Oleh Satrio Budi Utomo

editorial staff of Kartunet.com

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *