AKU DAN JATUH CINTA (1-8)

Cinta beberapa tahun lalu adalah sesuatu yang riil. Ya, dulu ketika dunia masih berwarna. Sekarang kata itu sama gelapnya dengan duniaku. Tentunya kamu tahu pepatah dari mata turun ke hati, kan? Lalu bagaimana dengan tuna netra, yang matanya tidak berfungsi, jatuh cinta?  Seorang teman menjawab klise,
 
“Ya, tentu dari suara.” begitu katanya.
 
            Tetapi faktanya suara tidak bisa mengukur kecantikan atau ketampanan seseorang. Begini saja, berapa banyak penyiar radio yang bersuara indah tapi tak rupawan? Mau tau jawabannya? Cek saja sendiri. Menurut statistik, 80% alasan mengapa seseorang jauh cinta pada pasangan mereka adalah karena bagaimana rupa dari pasangannya tersebut. Ah, kalian kaum tak jujur akan langsung protes, mulai membual soal sikap yang membuat jatuh cinta, berbicara tentang ketulusan. Iya, kan?.
 
            Jujur saja, terlalu naïf sekali ketika seseorang mengatakan bahwa ia tidak tertarik dengan seseorang karena rupanya, tetapi karena sifatnya. Karena kecepatan visual bahkan lebih cepat di interpretasikan dari alat indera yang lain. Dan apa yang tertangkap pertama kali dari seseorang? Tentu rupanya, kan? Sebagai seseorang yang pernah mengetahui bagaimana itu rupa wanita cantik dan tidak cantik, dan mendadak beberapa tahun lalu dicabut kenikmatan itu oleh Tuhan, aku memutuskan bahwa aku tidak akan jatuh cinta. Tidak akan. Mungkin selamanya.
 
            Aku sudah berkali-kali ditertawakan oleh teman-temanku yang beberapa dari mereka dunianya gelap dan beberapa lagi yang dunianya masih berwarna. Kuberi tahu satu hal bahwa kamu tak usah protes mengenai bagaimana aku membedakan dunia. Ini terkait sesuatu yang prinsipil, terkait dengan pepatah yang jadi racun dalam hidupku. Ia berbunyi “Mata, jendela dunia”. Oke, beberapa dari kalian mungkin merasa ada yang salah dengan pepatah itu. Beberapa dari kalian juga mulai sok pintar kalau aku mengada-ada, kalau itu bukan kata yang tepat. Tapi sumpah, aku pernah membaca itu di suatu tempat.
 
            Kembali pada masalah cinta, aku katakan sekali lagi bahwa aku tidak akan jauh cinta. Ya, tidak akan! Selamanya.
**
 
            Ini hari yang buruk sekali, benar-benar buruk. Tiba-tiba saja screen reader telepon genggamku tak berfungsi. Ia sibuk bersuara error dan berhenti membaca semua pesan yang masuk. Ia menolak keinginanku dan terus berteriak-teriak bahwa ia rusak, entah mengapa. Aku tidak akan menyumpah dengan bilang, kenapa harus rusak sekarang siiih?!, seperti yang sering kamu lakukan. Karena sejatinya tak ada waktu yang tepat untuk rusak. Iya, kan?
 
            Aku tahu telah banyak sms yang masuk dan beberapa mungkin menunggu balasanku, tapi bagaimana cara membalas kalau ia tak bersuara. Beberapa pasti juga sudah merutuk sebal dan menyumpahiku karena belum membalas sms mereka. Sayang sekali, kawan, tapi screen reader benar-benar teknologi penolong bagi yang dunianya gelap sepertiku, dan aku butuh pertolongan segera. Sekarang.
 
            Telepon genggamku berdering, benar-benar dengan bunyi “kring” yang nyaring. Aku meraba-raba tombol untuk mengangkat telepon. Semoga dari orang yang bisa menolongku, kataku dalam hati.
 
            “Halo!” suara dari seberang sana terdengar memburu panik, dan bukan dari suara yang kukenal.
 
            Aku ikut panik diliputi kebingungan dengan serta merta.
 
“ Ya halo..”
 
            “ Kev?” katanya,
 
            Aku bingung dan dengan amat bodohnya, seakan-akan ini tebakan malah menjawabnya dengan,
 
“Vin?”
 
            “Ya, Kevin! Aku butuh pertolongan kamu! Segera!” ia berbicara cepat dengan nada memaksa sekaligus lega karena ternyata ia merasa berbicara dengan orang yang ia cari, padahal bukan.
 
            “Eh.. sa..” aku bersiap membantah
 
“Apa-apaan ini?” kataku dalam hati.
 
             Tetapi ia lebih cepat memotong, “Cepet, Kev! Cepet! Ya ya ya ya ya ya ya?”
 
            Hei, aku bahkan lebih butuh pertolongan, screen reader-ku tak berfungsi dan aku tak kenal kamu apalagi Kevin. Apa-apaan ini?
 
            “ Hei, tunggu anda..”
 
            “Kevin!”
 
Tiba-tiba terdengar suara memekakkan telinga dari seberang sana.
Bersambung…
editor: Putri Istiqomah P

Last Updated on 10 tahun by Redaksi

Oleh Putri Priyatna

Staf redaksi Kartunet.com (2012)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *