Aris, Tunanetra Kuasai Teknologi

Aris Yohanes dan istri, MarianaJakarta, Kartunet.com – Kartunet merupakan website yang didirikan secara mandiri oleh para tunanetra. Mendirikan sebuah website tentu membutuhkan keahlian di bidang teknologi dan pemrograman komputer. Semakin meningkatnya popularitas kartunet.com membuktikan bahwa tunanetra juga mampu bereksplorasi di bidang teknologi informasi dan komputerisasi.

Aris Yohanes Elean adalah salah satu pendiri kartunet.com yang cukup kompeten di bidang IT. Menjadi tunanetra di usia 4 tahun tak lantas menghilangkan minatnya terhadap teknologi. Pria kelahiran 22 April 1985 ini menuturkan bahwa ia mulai belajar komputer sejak duduk di bangku SD. Saat bersekolah di SLB, Aris mulai mengenal Eureka, sejenis komputer khusus untuk tunanetra. Eureka berbentuk papan persegi dengan  keyboard Braille dan tanpa layar. Dengan perangkat sederhana tersebut Aris mulai mengenal penggunaan database, program-program sederhana, bahkan internet. Saat duduk di kelas 6 SD, Aris juga mulai mempelajari komputer bicara dan penggunaan perangkat lunak pembaca layar (JAWS).

Ketertarikannya terhadap komputer membuat Aris  lebih banyak belajar secara otodidak. Ia kerap kali mencari tahu seluk beluk dunia pemrograman lewat internet. Walaupun seorang tunanetra, Aris tetap gemar membeli serta mempelajari buku atau majalah programming kemudian meminta keluarganya untuk membacakan di rumah.  “Dulu teman-teman suka menjuluki saya si tangan panas karena biasanya komputer pada rusak setelah diutak-atik sama saya,” ujarnya.

Tahun 2005, Iwa-pendiri kartunet yang lain mengajak Aris untuk mendirikan website bersama. Meski telah memiliki website pribadi serta pengetahuan teknologi yang cukup untuk berdiri sendiri di belantara dunia IT, toh ia menerima ajakan tersebut. Bagi Aris, tak ada gunanya ia memiliki kemampuan jika tidak dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang. Akhirnya, pria yang pernah bekerja di Bank Permata ini memutuskan untuk turut memberikan kontribusi pada kartunet.com .

Tahun 2008, Aris mengikuti sebuah seminar IT di kampus UNIKOM- Bandung. Pada seminar White Hatker yang diselenggarakan oleh komunitas Yogya Free tersebut, Aris menjadi peserta aktif dan banyak bercerita tentang kartunet.com. Salah seorang pembicara yang mendapatkan penghargaan dari seminar tersebut rupanya sangat terkesan dengan pengetahuan IT dari seorang tunanetra. Ia rela menghadiahkan penghargaan yang diterimanya tersebut kepada Aris. Hal ini menjadi sebuah pengalaman yang berkesan bagi Aris hingga saat ini.

Berkat peran aktifnya di seminar tersebut, pada tahun 2009, komunitas Yogya Free mengundang Aris sebagai pembicara pada sebuah seminar IT di Surabaya. Pada kesempatan tersebut, ia mendemonstrasikan cara meng-install perangkat lunak Talks pada ponsel tunanetra. Tidak selesai sampai di situ, alumnus SMAN 66 Jakarta ini juga masih memiliki pengalaman lain di dunia IT. Ia pernah direkomendasikan salah seorang rekannya untuk mengikuti program pelatihan komputer tingkat advance untuk tunanetra di Malaysia. Pelatihan yang berlangsung selama 2 minggu di tahun 2010 tersebut di selenggarakan oleh Japan Braille Library (JBL). Peserta pelatihan tersebut hanya terdiri dari 6 orang, dengan 2 orang perwakilan dari Indonesia. Peserta dari Indonesia dapat dikatakan sebagai peserta yang memiliki pengetahuan komputer terbaik.

Dengan segudang pengetahuan IT yang dimilikinya, tidaklah heran jika Aris memilih divisi penelitian dan pengembangan teknologi di kartunet.com. Ia bertanggung jawab untuk mencari tahu teknologi-teknologi terbaru yang dapat dikembangkan serta dimanfaatkan untuk kemajuan hidup para penyandang disabilitas. Sepak terjang Aris untuk mendalami teknologi memperoleh dukungan penuh dari keluarganya. Orang tua Aris tentu sangat bangga dengan putra tunggal mereka. Meski tunanetra, ia memiliki talenta luar biasa di bidang IT. Demikian pula dengan Mariana Messah, wanita yang dinikahi Aris tahun 2010 lalu. Banyak hal yang Aris ajarkan kepada Mariana. Mulai dari trik-trik browsing di internet hingga bagaimana menggunakan skype agar dapat berkomunikasi secara gratis saat ia mengikuti pelatihan komputer di Malaysia. Di balik keseriusannya mempelajari ilmu komputer, ternyata Aris adalah seorang yang perhatian, menyenangkan dan percaya diri di mata sang istri.

Enam tahun bukanlah waktu yang singkat bagi kartunet.com untuk dapat berkembang seperti saat ini. Pahit dan manis pengalaman yang pernah dirasakan adalah bagian dari perjuangan. Lewat semua yang telah ia perjuangkan bersama rekan-rekan kartunet.com, Aris berharap semoga kehadiran kartunet dapat mempercepat terwujudnya masyarakat inklusi yang ramah dan nyaman terhadap penyandang disabilitas. Selain itu, ia ingin agar kartunet dapat menjadi komunitas yang dicintai oleh seluruh anggotanya tanpa ada perbedaan gender, ras, usia, maupun kondisi disabilitas, karena moto dari Kartunet Community Indonesia adalah mengatasi keterbatasan tanpa batas. (RR)

editor: Herisma Yanti

Last Updated on 7 tahun by Redaksi

Oleh Ramadhani Ray

Literature lover, disability issues campaigner, Interest to learn something new through reading, training, and traveling.

1 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *