MENGATASI KETERBATASAN TANPA BATAS

BENARKAH SI TUNANETRA GAMPANG TERSINGGUNG

Terakhir diperbaharui 6 tahun oleh Redaksi

Bagaimana tanggapan teman-teman khusus disabilitas Netra,
pabila tengah berjalan atau berada di tempat ramai bersama teman atau keluarga yang non disabilitas?
Mungkin pengalaman saya ini akan menimbulkan sedikit pro dan kontra.
Terus terang, saya pribadi merasa keberatan atau malah tersinggung berat ketika orang yang mendampingi saya suka memakai bahasa isyarat kepada orang lain untuk menjelaskan keberadaan kita.

Contoh, Saya sedang bersama seorang non disabilitas dalam hal ini rekan kerja saya di sebuah tempat ramai.
Saya sadar, ada beberapa orang yang menanyakan kondisi diri saya baik dengan pertanyaan langsung atau hanya menatap penuh tanya.
Kemudian rekan saya, entah sungkan kepada saya karena takut tersinggung, atau malah sebaliknya dia malu berjalan dengan saya, hanya menjawab dengan isyarat berupa menggerak-gerakan tangan dan menunjuk-nunjuk saya.
Sedangkan body languagenya dapat saya rasakan dengan jelas.
Kemudian saya langsung bicara jujur bahwa saya amat tersinggung dengan sikapnya itu. Tentu dengan penjelasan yang diatur dengan bahasa baik supaya orang tersebut mengerti.
Yang ingin saya tanyakan, setujukah kalian dengan tindakan saya? atau ada yang berpendapat kalau tindakan rekan saya itu tak ada masalahnya dengan kita? jika jawabannya tidak sama, berarti diri sayalah yang punya kelebihan sensitifitas. 😛

Saya akui, sebagai disabilitas Netra yang belum sebulan tersungkur pada kebutaan total, ada banyak hal yang perlu saya adaptasi dengan hal-hal kecil semacam ini.
Dulu, saat penglihatan saya masih terbilang baik, rasa sensitif ini memang tak signifikan dalam diri saya, tapi mohon dimafhumi, bahwa kondisi yang tengah saya alami sekarang ternyata tidak semudah yang dahulu saya bayangkan.
Sekali lagi, apakah saya berlebihan, ketika mengajukan klarifikasi atas masalah sepele tersebut?
Masalah kedua.
Saat saya mencari benda-benda kecil di sekitar, dan di sana ada orang non disabilitas, lalu saya meminta bantuan pada dia untuk mengambilkan benda tersebut untuk saya, salahkah?
bukan! bukan saya tidak mandiri atau hanya ingin suruh-suruh, tapi maksud saya agar proses pengambilan benda itu lebih cepat saja, dibanding saya harus meraba-rabanya dan kemungkinan malah akan menyebabkan masalah lain.
Jujur, saya malah merasa amat tidak nyaman dan menjadi kurang feel jika sedang mencari benda lantas yang non disabilitas itu hanya nyuruh “Kanan! kiri! belakang dikit! bukan itu! eeeeeh! di belakang lagi! itumah kanan bukan kiri! padahal jelas dia ada di depan saya dan kanan dia itu jelas kiri dari badan saya.
Biasanya kalau sudah begitu ada perasaan sebel dan malah membuat mud saya turun drastis.
Nah, bagaimana sih cara mengatasi hal semacam itu?

Baca juga:  Definisi Disabilitas Menurut Al-Qur'an

thanks Kartuneters yang mau dengerin curhat saya ini.

Beri Pendapatmu di Sini