Cara Tunanetra Mengenali Uang

Jakarta, Kartunet.com – Dalam hidup bermasyarakat, alat tukar dalam mendapatkan sesuatu sudah dikenal sejak lama. Dahulu dengan barter atau menukar satu benda dengan benda lain yang senilai sudah menjadi aktivitas yang wajar. Namun semakin berkembangnya zaman, cara barter sudah tidak dipergunakan lagi dalam proses transaksi, melainkan menggunakan satu alat tukar yang memiliki nilai tertentu sesuai dengan bahan dasar pembuatannya. Akhirnya saat ini telah lahir alat tukar yang sangat terkenal dengan nama uang.


 


Uang, sebagai alat yang paling penting dalam melakukan transaksi sudah digunakan oleh seluruh manusia di setiap penjuru dunia. Tak luput para penyandang disabilitas seperti tunanetra salah satunya. Namun, pernahkah anda membayangkan, bagaimana para tunanetra dapat membedakan lembaran-lembaran atau logaman-logaman uang yang mereka miliki? Bila hal ini tidak dapat dilakukan, maka banyak orang yang akan memanfaatkan kelemahan tunanetra yang satu ini.


 


Pemerintah Indonesia khususnya perlu diakui sudah memberikan sedikit kontribusi dalam memberikan aksesibilitas mata uang Rupiah terhadap tunanetra, namun sayangnya aksesibilitas itu dirasa masih kurang efektif, mengingat hanya nominal tertentu yang diberikan aksesibilitas. Tapi para tunanetra di Indonesia tidak kalah kreatif. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh tunanetra demi mengenali berbagai macam nominal uang yang dimilikinya. Sejauh ini, ada dua cara yang sering digunakan oleh tunanetra untuk mengenali agar uangnya tidak tertukar atau keliru, contohnya sebagai berikut:


 


Menyusun/mengurutkan Nominal Uang.


 


Dengan cara menyusun/mengurutkan nominal uang yang ada, tunanetra jauh lebih dapat mengenali, ada berapa sajakah nominal uang yang masih dimilikinya, dimanakah letak nominal tertinggi dan terrendah.


 


Dapat dideskripsikan misal, ketika seorang tunanetra memiliki tiga lembar uang kertas yang berbeda, yaitu 100.000, 50.000 dan 20.000, maka cara menyusunnya atau mengurutkannya bisa dimula dengan:



  • Letakkan uang yang bernominal paling besar (100.000) di atas telapak tangan tunanetra.

  • Letakan kembali uang yang bernominal lebih kecil dari 100.000 tetapi lebih besar dari yang lain dan tumpukan di atas selembar uang 100.000.

  • Setelah itu letakan kembali uang yang nominalnya lebih kecil dari 50.000, yaitu uang bernominal 20.000.

  • Bila masih ada lembaran-lembaran uang bernominal lebih kecil dari 20.000, maka tumpukan di atas uang bernominal 20.000 dan seterusnya sampai uang yang bernominal paling kecil berada di tumpukan paling atas.

 


Hal ini dapat membantu melatih daya ingat tunanetra dalam menghafal urutan nominal uang yang dimilikinya, selain itu menghafal ada uang kertas apa saja yang sedang genggamnya. Terkadang setelah semua susunan/urutan nominal uang itu rapih, tunanetra segera memasukannya ke dalam dompet, sehingga ketika ingin mengambil uang, mereka sudah hafal harus mengambil uang di urutan ke berapa sesuai dengan nominal yang diinginkan.


 


Membuat Lipatan Pada Uang.


 


Cara ini jauh lebih mudah, tetapi tunanetra tetap harus menggunakan daya ingatnya. Biasanya bila ada tiga lembar uang kertas yang berbeda nominal, tunanetra akan melipat ketiga uang tersebut dengan lipatan-lipatan yang berbeda. Contoh deskripsinya adalah sebagai berikut:



  • Uang yang bernominal 100.000 dilipat menjadi dua lipatan, sehingga bentuk uang kertas menjadi seperti persegi empat yang asalnya adlaah persegi panjang.

  • Uang yang bernominal 50.000 dilipat sampai membentuk segitiga.

  • Dan uang bernominal 20.000 dilipat sehingga membentuk persegi panjang tetapi jauh lebih kecil dari aslinya.

 


Hal ini tidak ada panduan secara baku dalam membentuk lipatan-lipatan tersebut. Bentuk lipatan sesuai dengan keinginan pemilik uang. Hal yang terpenting dalam konteks ini adalah tunanetra dapat membedakan kumpulan uang-uangnya yang memiliki berbagai macam nominal melalui lipatan-lipatan yang telah dibuatnya.


 


Inilah cara-cara kreatif yang sering dilakukan oleh para tunanetra dalam menindetivikasi uang yang dimilikinya. Khusus untuk uang logam, cara nomor satu dapat dilakukan, namun untuk cara nomor dua tidak dapat dilakukan.(Danu)


editor: Herisma Yanti

Last Updated on 8 tahun by Redaksi

Oleh Redaksi

We provide information, news, articles, opinion, and tutorial that not only inspire you, but also encourage yu to contribute in building Indonesian inclusive society.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *