Asa dalam Gulita

Fajar telah tiba. Suara adzan berkumandang di sudut-sudut kota. Pagi ini aku kembali terjaga dari tidurku. Aku bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim, shalat subuh.   Meski aku berbeda, meski duniaku gulita, meski aku tunanetra, tapi sejatinya aku tetaplah manusia biasa. Manusia yang punya kewajiban dan tanggung jawab. Tanggung jawab atas… Lanjutkan membaca Asa dalam Gulita

Minah

Minah terisak. Wajahnya yang berurai air mata dibenamkan ke kedua telapak tangannya. Sementara itu seorang pemuda bertubuh kurus dengan penampilan sederhana mencoba menghiburnya.    *** “Sudahlah dik, jangan nangis terus. Mbok pun nggak akan suka kalau kamu sedih terus.” Sebelah tangannya yang kurus terulur merangkul adiknya. Ialah Parto, kakak Minah satu-satunya. Saat itu ibu mereka… Lanjutkan membaca Minah

Hopeless

Tik.. Tok.. Tik.. Tok.. Tik.. Tok..  Suara jam yang melekat pada dinding tengah sibuk menggangguku, sibuk memecahkan lamunanku terus dan terus. Namun aku hanya termenung, membungkam mulutku rapat–rapat, kemudian melambungkan angan terindahku sejauh mungkin. Membiarkan segala sesuatunya menjauhi sebuah kenyataan yang tak mampu bahkan tak sanggup aku terima sampai kapanpun. Aku sangat berharap, seandainya ku… Lanjutkan membaca Hopeless

UDIN GALAU SEDUNIA

Udin ngelamun. Muka eksotis dengan hiasan jerawat di pipi kiri dan kanan, Udin lipat sampai enam bagian. Kalau udah dilipat-lipat begitu, tinggal buang aja deh ke tong sampah. Bibirnya yang seksi dengan jigong yang masih nemplok disana kelihatan manyun. Pokoknya tampang si Udin hari ini “gak” pakai “banget”. Berhubung gak ada tokoh lain yang bersedia… Lanjutkan membaca UDIN GALAU SEDUNIA

NENEK SI MANTAN PREMAN KAMPUNG

Tesa dan Tesi berjalan kaki menuju pasar. Di tengah perjalanan, mereka melihat nenek-nenek berkacamata hitam dan bertongkat kayu membungkuk-bungkuk sambil berjalan perlahan-lahan menggerakkan badannya. Melihat hal tersebut, Tesa dan Tesi merasa bingung dan iba. Mereka memutuskan untuk menghampiri nenek itu dan membantu jika diperlukan. Mereka menghampiri sang nenek, berhenti di depannya. Tesa : “Nek, sedang… Lanjutkan membaca NENEK SI MANTAN PREMAN KAMPUNG

Sebuah Esensi dan Aksesori

Pagi cukup cerah, meski sang fajar tampak malu-malu memancarkan sinarnya, cahaya lembut pagi berpadu dengan dingin hingga menghasilkan embun. Para siswa, guru, dan pegawai di sekolah menengah atas favorit di kotaku, berarak memenuhi gedung yang kokoh ini. Mereka menyambut kedatangan keluarga baru, siswa-siswi baru yang dinyatakan lulus dan berhak mengenyam pendidikan di sekolah ini, Ada… Lanjutkan membaca Sebuah Esensi dan Aksesori

Mataku adalah Matamu

Berbenang baju Berhiaskan kelambu Ku taut hidupku Ku sambut hariku   Namun kini ku tahu Seringkali seseorang rela berkorban demi kesejahteraan sahabatnya. Namun benarkah demikian? Mari kita simak puisi berikut ini.   Kau sudah merindu Berharap dapat berjumpa denganku Di alam yang baru   Bersama sahabatmu yang sudah menunggu Akan kedatanganmu sejak dulu Wahai sahabat… Lanjutkan membaca Mataku adalah Matamu

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai

BALADA BH DI KAMPUNG INGGRIS

Seperti biasa, rata – rata pelajar kursusan di kampung inggris berangakat terlambat. Prinsip mereka, kalau jadwal program jam 07.00 WIB, itu artinya pada jam tersebut mereka baru berangkat dari kostan masing – masing menuju tempat kursusan, bahkan ada yang menganut paham pada jam tersebut adalah jadwal mereka bangun dari tidurnya. Maklum, mereka sangart menghargai waktu,… Lanjutkan membaca BALADA BH DI KAMPUNG INGGRIS

INDONESIA VS MALAYSIA

&Pertandingan sepak bola Sea Games 2011 beberapa waktu lalu cukup membanggakan masyarakat Indonesia. Termasuk Daniel dan Zaki. Sehari sebelum pertandingan disiarkan di TV, Zaki dan Daniel menyiapkan layar besar untuk menonton bersama di lapangan kampung mereka.   “Zak, Sea Games nanti, kamu, teh, pegang mana, Malaysia atau Indonesia?” Zaki mengusap keningnya yang berkeringat. ”Hhhh …… Lanjutkan membaca INDONESIA VS MALAYSIA

NASI GORENG YANG HILANG

Aku sedang berkunjung ke panti pijat kawanku, dan di sana ada tiga orang kawan lainnya yang juga tunanetra. Kami memang sudah berjanji berkumpul di tempat tersebut hendak membicarakan sesuatu.  Menjelang tengah malam, perut kami terasa lapar. Namun karena di tempat kawan kami itu tidak ada pedagang yang berjualan hingga tengah malam, maka kami berinisiatif untuk… Lanjutkan membaca NASI GORENG YANG HILANG