Cinta dan persahabatan

Manado, 21 September 1982

Udarah malam hari cukup dingin, membuat orang enggan keluar. Tetapi tidak dengan seorang gadis yang kini sedang duduk bersandar disebuah batang pohon tepat didepan danau dengan buku kecil dipangkuannya. Dia menggoreskan tinta dilembaran kertas putih, goresan-goresan itu kemudian membentuk huruf-huruf yang kemudian menjadi kata-kata, kalimat-kalimat, dan berakhir sebagai sebuah paragraf.

Remaja itu kelihatan menyedihkan; Lihat tubuh yang berbalut jaket tebal itu; kecil, kurus, dan Nampak rapuh. Lihat kerutan didekat bibir ceri yang mempesona, Nampak bekas senyum senduh yang dipaksakan. Lihat airmata ddipipi tirusnya, airmata yang terus menetes semenjak dia kecil. Dan lihat mata sayu dibalik lensa kacamata itu, semua emosi terterah disana. Sedih, lukah, kesal, semuanya campur-aduk jadi satu.

Kertas putih itu telah penuh dengan tulisan, kemudian ia menutup buku itu dan memandang kearah danau.

Sementara itu, seorang gadis berambut sepunggung sedang berada di depan pintu asrama. Matanya memandang kesana-kemari seakan sedang mencari sesuatu; bibirnya bergumam “kemana sih dia? selalu saja keluar malam.” Ia berjalan kearah pohon didekat danau, “aku kerjain dia ahh” batinya.

1…2…… “tidak perlu sembunyi disana prisil, aku tau kamu disana” kata gadis dibawah pohon. “uhh, bagaimana kamu bisa tau aku disini?” tanya sri. “feeling.” “ohh srii, bisakah kau berhenti bersikap seperti ini?” “aku ingin berhenti cill, tapi sepertinya tidak bisa.” Pricil menatapnya prihatin.

“sudah 5 tahun berlalu, tinggal 2 tahun lagi. Apa kau masih kuat?” Tanya pricil;
Sri mengangguk. “aku masih kuat kok, 2 tahun bukan waktu yang lama kan? Kita akan buka semua kebenaran dan mereka akan menyadari kesalahan yang mereka perbuat.”

Pricil tersenyum dan mengambil buku dipangkuan sri dan membacanya. “kau tidak perlu buku untuk curhat, aku bisa jadi tempat mu bercerita.” “ohh kamu sedang jatu cinta pada Pavel?” sri tersenyum dan berkata “aku tidak yakin dia akan membalas cintaku”

Pricil sangat menyayangi sahabatnya yang satu ini, karena dia masih polos tetapi harus merasakan pahitnya sebuah kehidupan. Pricil merasa kesal, bagaimana tidak? Melihat sri dicaci, dilukai, dan selalu tersakiti diasrama ini. “srii, kau tau kan masa kecil kita sama; yatim-piatu dan tinggal dengan para mugle?” “tapi kita berbeda cill, orangtua mu meninggal karna kecelakan; sedangkan aku…” “ssttt, sudah kita tetap sama.” “kau masih ingat lagu masa kecil kita?” “ia masih, ayo kita bernyanyi” mereka tertawa dan setelah bernyanyi mereka kembali kedalam asrama untuk beristirahat.

***

Hari ini di sekolah sihir taput hadir seseorang dari kementrian. Orang itu bertugas mengawasi jalannya aktivitas disekolah sihir tersebut. Ia tiba dikelas srii dan mewawancarai anak-anak, sampai tiba pada giliran sri.

“apakah selama ini provesor dina bersikap baik?” “apakah kau nyaman dengan cara mengajar provesor dina?” “ohh tentusaja sir, provesor dina selalu memperlakukan saya dengan sangat baik” “lalu bagaimana dengan teman-temanmu, apakah mereka memperlakukanmu dengan baik?” “mereka malahan sangat amat baik kepada saya” teman-teman sekelasnya bingung, “sri berbohong?” kata mereka dalam hati.
Tak terasa jam pulang telah tiba, “baiklah, tapi jika ada apa-apa jangan sungkan untuk memberitahu kepadaku.” “baik sir.”

Sementara mereka berjalan keluar kelas, mata teman-teman sri mengarah kepadanya dan pricil; dan tiba-tiba sri mengeraskan suaranya “cill, seandainya yang ku katakan tadi itu terjadi aku akan sangat bersyukur; tapi itu semua hanya SEANDAINYA.” “sudahlah, jangan kau lihat mereka yang tak punya hati; lihatlah mereka yang perduli terhadapmu.” Sisa hari itu berlalu sebagaimana mestinya, aktivitas selayaknya anak-anak asrama.

***

Remaja lelaki berambut pirang itu terlihat kesal, ia berjalan kearah patung ular. “lassio” kata remaja itu setelah ia sampai didepan patung ular itu dan, patung itu langsung membuka memberikan jalan si remaja untuk masuk ke asramanya.

“ada apa vell? Kau terlihat kesal.”
“aku tidak apa-apa ver, aku hanya tak mengerti dengan jalan pikiran sri”
“pavel, kau menghawatirkannya. Kenapa tidak kau tanyakan langsung kepadanya?”
“apa maksudmu ver?”
“aku tau kau punya perasaan padanya vell”
“tidak ver, aku hanya…”
“terserah sajalah vell.”
dan jenever langsung menarik raul.

diluar asrama jenever dan raul berbincang,
“aku rasa apa yang kita perbuat pada sri itu sudah keterlaluan raul”
“entahla, aku juga berpikir begitu”
“apa yang harus kita perbuat agar pavel menyadari perasaannya pada sri?”

***

“kau sudah siap untuk mala mini srii?”
“ya, aku siap” jawab sri sambal makan.
“hmm, srii ayo kita ke ruang musik”

sri meletakan makanannya dan mereka melangka ke ruang musik, disana pricil bermain piano dan sri menyanyikan sebuah lagu berjudul “soledat” milik westlife. Setelah itu mereka tersenyum dan kembali ke kamar.

“semoga senyum itu akan selalu jadi milikmu srii” batin pricil.

sementara itu, didalam sebuah kamar seorang remaja berambut pirang sedang mondar-mandir. terlihat jelas diwajanya raut kekesalan.

“aarrrgghhh, aku tak mungkin mencintainya!”
“apa yang terjadi padaku? Mengapa jantungku berdetak dua kali lebih kencang saat melihat srii?”

waktu pun berlalu. saat ini seorang gadis sedang berdiri didepan danau.

“apa yang kau lakukan disini srii?”

sri membuka matanya, ia mengenali suara itu, suar Pavel.

“aku bisa menanyakan hal yang sama padamu, vell!” jawab sri tegas lalu ia pergi.

Sri sedang berjalan dikoridor asrama, tanpa ia sadari ada dua orang yang sedang mengikutinya. Setibanya didepan patung peri, ia berkata “matturs” dan patung itu membuka lalu sri masuk kekamar. “jadi disini mereka tinggal, baiklah besok kita kesini” kata dua orang itu.

Keesokan harinya, jenever dan raul datang ketempat sri dan pricil. disana mereka mendapat informasi bahwa sri adalah matturs, makhluk magis yang memiliki kekuatan alam. Mereka juga tau bahwa malam ini sri akan mendapatkan kekuatannya yang akan menyelamatkan dunia sihir. Setelah mengetahui fakta itu, mereka kembali ke kamar dan membicarakan cara membantu pavel dan sri.

***

Seorang gadis sedang berdiri didepan jendela, ia sedang menahan rasa sakit akibat transportasi yang terjadi pada tubuhnya. Tak lama sepasang sayap muncul dari punggung gadis itu, sayap putih yang cantic; Yah inilah wujut sri yang sesungguhnya sebagai matturs.

Sementara itu, remaja laki-laki berambut pirang sedang tersimpuh didalam sebuah kamar tepatnya didekat jendela; raut wajanya menggambarkan rasa sakit, keringat bercucuran dipelipisnya. Tak lama kemudian sayap hitam nan indah muncul dipunggunggnya. Ya, inilah wujut seorang Pavel sebagai matturs pria.

Saat bertransformasi dan terbang mengelilingi halaman, pavel dan sri berpapasan; tanpa mereka sadari ada sebuah sihir yang bertemu dan mulai menyatu menjadi satu ikatan yang mendatangkan rasa yang disebut sebagai ‘CINTA’

Keesokan harinya, sri sedang duduk didepan danau. Tiba-tiba pavel datang dan bertanya “sedang apa kau disini?” sri tak menjawab.
Pavel terus mendesak sri sampai tiba-tiba sri kesal dan berkata “apa benar kau seorang matturs?”
pavel terkejut dan menjawab “darimana kau tau?”
“bukan urusanmu, 1 hal yang perlu kau tau, aku ini seorang matturs dan aku adalah mate mu”
“jangan bercanda srii”
“aku tidak bercanda vell”
“baiklah kalo begitu, so?”
“tak ada, aku hanya ini memberitaumu itu”
“baiklah sekarang kita mate; hanya itu tidak lebih”
“sip” dan sri langsung pergi.
“tunggu sri”
“ada apa?”
“kau sungguh ingin tinggal denganku? Kau tidak takut aku akan menghancurkan semuanya?”
“cih, kau piker aku percaya omong kosong itu?”

tiba-tiba pavel memeluk sri dan menangis “aku minta maaf, aku tau semua salahku” sri meneteskan airmatanya dan memeluk pavel erat.

Saat ini pavel dan sri sedang berjalan-jalan disekitar asrama.

“wah sepasang mate baru rupanya barusaja datang” ucap pricil.
“bilang saja kau cemburu”
“untuk apa aku cemburu? Aku suda lama menantikan hal ini, lagian aku juga punya Farly” jawab pricil sambal tertawa kemudian mereka mengajak farly jenefer dan raul untuk pergi keruang music, disana mereka memainkan alat music sesuai pengetahuan mereka sehingga menjadi satu grub ban lalu mereka menyuruh pavel dan sri untuk menyanyikan lagu athousand years milik christina perry.
***
10 tahun kemudian, terlihat sepasang orangtua berada diterminal malalayang. mereka sedang mengantar anaknya untuk menuju sekolah sihir taput. ya, sepasang orangtua itu adalah Sri dan Pavel serta Pricil dan Farly. saat ini sri dan pavel telah dikaruniai 2 orang anak, pricil dan farly mempunyai 3 orang anak, sedangkan raul dan jenever telah menjadi pengajar di sekolah sihir taput dan masih setia dengan kesendirian.
***
“kasih sayang akan datang seiring berjalannya waktu, kita hanya perlu, bersabar.”
SELESAI

Last Updated on 4 tahun by Redaksi

Oleh jenefer kakunsi

hanya seseorang yang diciptakan oleh yang maha kuasa dan dibesarkan oleh ayah bundah..

1 komentar

  1. Kisah yang menarik dan unik. Sedikit masukan, hati-hati dengan kesalahan ketik dan juga format penyusunan tulisan ya. Dalam dialog, selalu ganti baris ketika ganti giliran bicara. Tetap semangat dan terus produktif berkarya ya! 🙂

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *