Coklat Van Andre

“Hai Ver, bagaimana tadi perjalanannya, lancar?” tanya The Perfect andre saat Vera tiba di depannya.
Ia berdiri dan mempersilakan Vera untuk duduk.
“Thanks ya ndre, kamu sudah…”
“Oh ya, kamu mau pesan apa?” potong The Perfect Andre.
“Terserah kamu saja,”
The perfect Andre memesan makanan pada pelayan yang kebetulan lewat. Beberapa saat kemudian, pelayan datang dengan membawakan tiga porsi makanan.
“Loh kok tiga sih ndre?” Vera kelihatan bingung.
Semuanya semakin membingungkan Vera saat seorang cewe berwajah khas eropa timur datang menghampiri The Perfect Andre. Ia berdiri dan memeluk perempuan itu.
“Vera, kenalin. Ini Nadya, pacar gue yang baru datang dari Ceko”
Nadya menjulurkan tangan untuk bersalaman dengan Vera. Tapi Vera tidak menanggapinya dan masih terpaku menatap Nadya.
“Ndre, sorry ya. Aku mau ke toilet dulu”
Vera tergesa-gesa berjalan meninggalkan The Perfect Andre yang tak sempat mencegahnya.***

Di depan cermin toilet, Andre Cupu menyeka wajahnya yang habis menangis. Ia tak percaya bahwa The Perfect Andre orang yang dipercayainya ternyata mengambil Cewe incarannya. Memang Ia sadar diri akan kemalangannya selama ini.
‘Apa sih yang bisa dibanggain dari Andre yang cupu dengan seorang The Perfect Andre!’ jerit Andre dalam hati.

Dari pintu yang terbuka, Andre mendengar ada seseorang yang masuk. Orang itu berdiri di depan cermin di sebelahnya beberapa meter. Ia tak dapat melihat lebih jelas siapa orang itu karena belum menggunakan kontak lense. Tapi yang pasti, Ia wanita dan sedang menangis. Andre tanpa pikir panjang mendekati wanita itu.
“Maaf mbak, kenapa kok nangis?”
Tak ada jawaban dari perempuan itu, malah Ia semakin hebat nangisnya.
“Pasti mbak habis dibohongi seseorang ya mbak, sama dong seperti saya!”
Tiba-tiba tangisan perempuan itu berhenti. Andre tidak dapat melihat jelas apa yang terjadi. Ia merasa telah membuat perempuan itu marah terhadapnya. Diambilnya kacamata dari dalam saku. Saat ia sudah dapat melihat jelas, ternyata perempuan itu sedang memandanginya dalam-dalam.
“hah itu kamu Vera?”
Andre terkejut mengetahui siapa yang berada di hadapannya sedari tadi.
“Ver, apa yang kamu lakuk…”
perkataan Andre terputus saat Vera meraih kacamata Andre dan melepasnya. Kemudian memasangkannya kembali.
“Ndre, kamu kelihatan berbeda sekali jika tidak pakai kacamata. Tapi aku lebih suka tatapan tulus dari balik benda bening itu”,
“Walaupun aku terlihat cupu karenanya?”,
“Tak ada Andre yang cupu atau apapun, Kamu lah satu-satunya Andre yang selama ini tidak ku sadari”
Mereka berdua saling menukar senyum. Andre terbius dalam tatapan Vera yang menyejukan sampai matanya menangkap satu simbol di dinding. Andre menepuk dahi dan berkata
“Aduh gawat, ini kan toilet khusus buat pria. Kenapa kamu ada di sini sih!”
Vera tertawa menyadari kecerobohannya itu. Ternyata pandangan mata tidak selamanya benar. Mereka pun keluar dari toilet sebelum ada yang memergoki.***

Di sebuah sudut yang tak terlihat, sepasang mata sedang mengamati. Andre dan Vera baru saja keluar bergandengan tangan dari dalam Café. Pemilik sepasang mata itu mengulam senyum dan mengeluarkan buku catatannya. Di sana Ia menulis:

—–
Klien terakhir Coklat Van Andre.
14 Februari 2006

Nama : Andre dan Vera.
Status : Sudah Jadian.
Rekor keberhasilan : 100%.
—–

Last Updated on 17 tahun by Dimas Prasetyo Muharam

Oleh Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

4 komentar

  1. wah, kayanya gue perlu konsultasi ke perfect andre juga nih XD
    tapi sekarang banyak ko yang pake kacamata gede. dulu katanya culun sekarang katanya itu gaul 😀

    1. ya ini memang dibuat pas kelas 3 SMA. refreshing di sela-sela persiapan Ujian Nasional 🙂

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *