Dana untuk Disabilitas kok dicuri? dan kenapa kami dipersulit?

Kelompok disabilitas yakni Bandung Independent Leaving Center (Bilic), PPDI dari Nusa Tenggara Barat (NTB), LK3AD dari NTB, HWDI dari Makassar dan Lombok Tengah, SAPDA dari Yogyakarta, serta Yayasan Mitra dari Jakarta menyampaikan kepada KPK mengenai dugaan tindak pidana korupsi terkait pengadaan fasilitas bantuan bagi kalangan disabilitas.

Hal ini membuat KPK terkaget.

Yuyun Yuningsih seorang Direktur Utama di Bilic mengatakan bahwa ada indikasi tindak pidana korupsi terkait sejumlah program pemerintah untuk kaum disabilitas. Salah satunya, adalah program pemerintah yang memberikan bantuan Rp 300.000 per bulan bagi setiap penyandang cacat kategori berat.

Seharusnya uang bantuan diberikan setiap bulan, akan tetapi uang bantuan justru dibagi-bagikan setiap tiga bulan.

Selain itu, ada pemotongan dana yang diduga dilakukan dinas sosial.

Bukan hanya itu, Yuyun dan kawan-kawan juga melaporkan persoalan terkait program bantuan lainnya, termasuk bantuan sosial dari sejumlah kementerian.

Padahal, jumlah disabilitas di Indonesia menurut WHO sebesar 12-14 persen. Lebih-lebih, penyandang disabilitas kini sebagiannya menderita karena tidak sungguh-sungguh diperhatikan oleh pihak berwenang.

Sumber :
Facebooknya sdr Bagus Utomo yang melink ke http://nasional.kompas.com/read/2014/06/10/1823538/KPK.Syok.Terima.Laporan.Korupsi.Dana.Fasilitas.untuk.Disabilitas.

Catatan :
Ya Allah ini, pantes faslitas untuk disabilitas hilang dan tidak ada, perhatian juga. Kemanakah lari empati? Uang kenapa membutakan?

Last Updated on 9 tahun by Sapto Kridayanto

Diterbitkan
Dikategorikan dalam OPINI

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

3 komentar

  1. Iya terima kasih sudah dipindahkan ke kategori curhat,

    iya membuat termarginalkan dengan membuat tidak tersinggung, dan tidak mandiri serta bergantung pada kucuran uang terus direndahkan.

    iya setuju memang perlu perubahan yang berorientasi pada proyek yang bertujuan pada pemberdayaan

    sebenarnya aku ada ide yang berorientasi pada pemberdayaan dan pengembangan,
    semoga bisa teralisasikan,

  2. Ini sudah merupakan hal klasik. Penanganan pada penyandang disabilitas yang hanya berlandaskan pada belas kasihan, tak lain hanya agar membuat mereka tetap menjadi orang2 termarginalkan. Perlu perubahan dari penanganan yang berorientasi proyek, menjadi bertujuan pada pemberdayaan

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *