Deteksi Dini Gangguan Disintegratif pada Anak

Gangguan Disintegratif merupakan salah satu gangguan pervasif pada anak-anak. Gangguan ini dikenal juga sebagai sindroma Heller dan psikosis disintegratif, dijelaskan pertama kali pada tahun 1908. Prevalensi kejadian kira-kira 1 dari 100.000 anak laki-laki.

b.Kriteria diagnostik

Adapun kriteria diagnostik gangguan disintegratif masa anak-anak seperti dijelaskan dalam DSM-IV adalah sebagai berikut:

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Disintegratif Masa Anak-Anak

A.Pertumbuhan yang tampaknya normal selama sekurangnya dua tahun pertama setelah lahir seperti yang ditunjukkan oleh adanya komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial, permainan dan perilaku adaptif.

B.Kehilangan bermakna secara klinis keterampilan yang telah dicapai sebelumnya (sebelum usia 10 tahun) dalam sekurangnya bidang berikut:

1)Bahasa ekspresif atau reseptif
2)Keterampilan sosial atau perilaku adaptif.
3)Pengendalian usus atau kandung kemih.
4)Bermain.
5)Keterampilan motorik.

C.Kelainan fungsi dalam sekurangnya dua bidang berikut:

1)Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (misalnya, gangguan dalam perilaku non verbal, gagal untuk mengembangkan hubungan teman sebaya, tidak ada timbal balik sosial atau emosiaonal).

2)Gangguan kualitatif dalam komunikasi (misalnya, keterlambatan atau tidak adanya bahasa ucapan, ketidak mampuan untuk memulai atau mempertahankan suatu percakapan, pemakaian bahasa yang stereotipik dan berulang, tidak adanya berbagai permainan khayalan).

3)Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, termasuk stereotipik dan manerisme motorik.

D.Gangguan tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan perkembangan pervasif spesifik lain atau oleh skizofrenia.

E. Hilangnya secara signifikan keterampilan pemahaman, penggunaan bahasa, fungsi sosial, kontrol dalam buang air kecil dan besar, bermain dan keterampilan-keterampilan motorik.

F. Keabnormalan fungsi interaksi sosial, perkembangan tingkah laku, minat dan aktifitas yang sempit, dan stereotip.

c.Terapi

1.modifikasi perilaku,
2.kejutan listrik,
3.konseling orang tua, anak, dan guru,
4.penggunaan obat psikotropika.

d. Daftar Pustaka :

Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J, Grebb, Jack A. (2002). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan psiatri klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi abnormal jilid dua edisi kelima. Jakarta : Erlangga

Suhadianto. (2009). Diagnosis gangguan perkembangan pervasif. http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/diagnosis-gangguan-perkembangan.html.

sumber: http://tyaset4.blog.com/2010/04/disintegrasi/

Last Updated on 8 tahun by Redaksi

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *