Dongeng Gemericik Suara Hati (9)

Bentuk ekor naga itu pendek, bantet, kecil, berbuntut dengan ujungnya yang bulet seperti koin. Kalau naganya sendiri, berbadan kertas, dan kalau bernapas mengeluarkan air dengan bunyi “Qiw qiw”.
Saat dini hari, ada suara pria yang berat dan gaduh yang menyetel lagu potong itik angsa yang suaranya keras sekali yang menurut saya bisa mengganggu para orang yang sedang tidur, belum lagi ia tertawa sambil berkata “Ratuku”. Rasanya sih si Uyek, namun, kira-kira maksudnya apa ya bro? biarpun begitu, Tingit yang tergila-gila karena cinta, menulis sesuatu yang gila. Nih dia
Berbakti pada Kerajaan Bumi
Kisah ini adalah titian penghubung dari Penyihir baik hati sebagai lanjutan dari tulisan ini sendiri, di perkamen ini, maka terlahirlah judul di atas dan dikirim lewat surat hantu ke seluruh rakyatku dengan judul Bumiberbagigila dengan masuk seenaknya ke Istana yang sengaja di bagikan ke mereka untuk memetik pelajaran manis dari kepahitan masa lalu.
Kisah ini terinsiprasi dari sebuah kisah nyata yang dilakukan oleh seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang namanya adalah tanpa nama yang memberikan petunjuk adanya kegenapan ketiga pada tulisan penyihir baik hati, dimana ia nekat menerobos ke dipan dengan memalukan dirinya sendiri yakni dengan menggunakan sihir tinggi yang namanya tidak diketahui dirahasiakan untuk melahirkan sesuatu yang baik dan buruk dimana seharusnya Raja Halla cegah. Walau semua itu terjadi dan semua sudah terjadi atas izin Raja Halla. Semoga mata, hati dan pikirannya membuatnya mendapatkan Kerajaan baru dan Halla membimbingnya ke jalan yang lurus. Amin.
Salam Berbakti,
Saat berjalan sebentar, “Tingiiiit, kemari, aku adalah penyihirnya Uyek yang diizinkan untuk berbagi kegilaan, katanya aku sayang kamu alias I miss you, aku mau cerita yaaa, namun nama akan saya rahasiakan, tulis saja nama yang disebut jadi anonym semua, karena aturan kami para penyihir rendahan begitu. Tolong tulis dengan judul terserah kamu deh, tintanya ngga perlu, biar aku sihir saja, jadi ngga perlu lagi nulis pakai tinta, cukup bulu ayam saja ya…Hush bum, blak” sambil mengayunkan ranting pepohonan yang diambilnya dari tanah dengan sigap, “oke deh bro”, sambil mengeluarkan kembali perkamen kertas beserta tinta bulu.
Penyihir yang Baik Hati
Ini berawal dari saat anonim pertama yang mengisahkan suatu kejadian bahwa ada anak kecil yang bernama anonim kedua yang meneriakkan pada saya saat masih kecil di hadapan anonym yang pertama, lalu kisah ini langsung loncat saja ke saat anonim mengirim surat hantu ke saudara anonim dan teman anonim yang bernama anonim yang ketiga dan ia telah bersusah payah mencari jalan lewat anonim yang ke empat dan saya sebagai anonim yang ke lima beserta mereka adalah hamba Halla untuk menemukan suku Yahusdiamsyuhs yang berhati nurani baik

Last Updated on 10 tahun by Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *