Anto begitulah ia biasa dsapa, laki-laki paruh baya ini memiliki disabilitas penglihatan (tuna netra). Sehari-hari anto berpropesi sebagai masser (ahli pijat(pemijat), tidak seperti para tuna netra yang memiliki profesi yang sama yang biasanya mereka membuka panti dan menunggu orang yang membutuhkan jasanya, anto dalam menawarkan jasa massage ia berkeliling di perumahan –perumahan yang ada di sekitar tempatnya.
Seperti biasa sore hari itu Anto berkeliling untuk menawarkan jasa massage nya, dengan menggunakan tongkaat dan alat untuk tanda bahwa ia sedang menawarkan jasa massage ia menyusuri jalan dan ia pun masuk di sebuah komplek perumahan. Tidak seperti hari-hari biasanya, hari itu Anto merasa cukup lelah , sudah cukup lama ia berkeliling untuk mencari orang yang membutuhkan jasa massage nya. “ it is nine a clock pm! ” bunyi suara talking watch ketika ia menekannya. “ waduh dah jam segini aku belum dapat satu pun orang untuk jasaku” gerutu nya, tapi ia tidak putus asa ia terus dan terus berjalan menyelusuri komplek perumahan itu. Sambil berkeliling dan membunyikan alat penanda bahwa ia sedang menawarkan jasa massage, ia berjalan mengelilingi perumahan yang cukup luas tersebut.
Setelah cukup lama ia berkeliling, dan ia pun sudah merasa cukup lelah ia pun ingin memutuskan untuk kembali pulang, “ah mungkin hari ini memang belum rezeki ku” gumam dalam hatinya.namun ketika ia hendak memutuskan untuk pulang kembali ke rumah tiba-tiba ada mobil berhenti, dari dalam sebuah mobil itu yang ternyata sebuah mobil taxi ada suara perempuan “maaf bang bisa ke rumah ga? saya butuh di pijat ni?” kata perempuan dalam mobil taxi itu. Masih dalam keadaan kaget karna taxi itu ditambah suara perempuan yang meminta untuk di pijat, Anto tidak langsung menjawab pertanyaan dari perempuan tersebut. Karna memang biasanya Anto hanya mau menerima laki-laki untuk jasanya, saat itu ia bimbang, “gimana ya, kalau aku tolak, aku belum satu pun dapat pasien malam ini” ia berkata dalam hati. Saat itu ia cukup bimbang untuk memutuskan apakah ia akan menerima tawaran dari perempuan itu atau ia harus menolak karna memang ia tidak pernah dan tidak mau untuk memberi jasa massage selain laki-laki. “ gimana bang bisa ga? saya lagi buru-buru ni!” kata perempuan dalam taxi itu. Namun Anto juga belum bemberi jawaban”gimana bisa ga??” Tanya perempuan dalam taxi itu sekali lagi. “ gimana ya, kalau aku tolak mala mini aku pulang ga akan bawa apa-apa, tapi kalau aku terima ???” kecamuk fikiran dalam hati laki-laki masir ini. “ya udah bang kalau memang ga bisa!” ucap perempuan dalam taxi itu sambil menutup kaca mobil itu. Namun sebelum kaca mobil itu tertutup, “ya sudah bu, saya mau” ucap Anto sambil sedikit merasa gugub. “ya udah masuk ke mobil bang!!” kata perempuan itu “kita ga jauh kok dari sini , rumah saya di blok b no 10” kata perempuan itu sambil membantu Anto untuk masuk ke dalam bobil taxi itu.
Mobil taxi itu segera berjalan, memang seperti kata perempuan itu tak lama mobil itu berjalan mereka pun sudah sampai di rumah perempuan itu di blok b no 10. Namun sepanjang perjalan menuju rumah perempuan itu Anto hanya terdiam dan ia terus berfikir “gimana ya, bisa ga aku nanti, soalnya baru kali ini aku memberi jasa massage dengan pasien perempuan” fikirnya terus dalam hati. “ayo bang turun, sudah sampai ni!” kata perempuan itu yang membuat Anto sedikit kaget. “iya bu”. Setelah perempuan itu membayar taxi lalu ia membantu Anto untuk memasuki halaman rumah perempuan itu. “ini bang rumah saya, memang rumah ini sepi Cuma saya dan pembantu saya yang tinggal di rumah ini” kata perempuan itu sambil mengandeng Anto untuk masuk kedalam rumahnya. “mau minum apa bang?” “air putih aja bu” jawab Anto, memang dari tadi ia haus karna cukup lama ia berkeliling.
Anto duduk di kursi ruang tamu, dan perempuan itu segera mengambilkan air yang diminta oleh anto. “rumah sebesar ini Cuma dihuni dua orang majikan sama pembantunya, coba kalau aku punya rumah sebesar ini, pasti istri dan anak-anak ku senang” hayal Anto dalam hati. “ini bang minumnya, maaf ga ada makanannya soalnya si bibi pembantu saya pulang kampung” kata perempuan itu sambil membawa segelas air putih. “iya terima kasih bu”. Jawab Anto. Namun belum sempat Anto menerima gelas berisi air minum itu, tiba-tiba perempuan itu terjatuh dan membuat gelas itu jatuh dan pecah. Anto kaget dengan kejadian itu, apa lagi ketika ia memanggil perempuan itu ia tidak memberi jawaban. “maaf bu, ibu ga kenapa-napa?” Tanya Anto merasa kawatir. “bmaaf bu, ibu ga kenapa-napa??” Tanya nya lagi, namun perempuan itu masih tidak memberi jawaban.
Anto semakin bingung karna dalam rumah itu tidak ada orang lain selain dia dan perempuan itu, “aduh gimana ya, apa yang harus aku lakukan?” fikirnya dalam hati. “oh ya,untung aku masih ingat alamat rumah ini”, sesaat kemudian Anto mengambil Telepon gengam di kantongnya, “maaf pak saya membutuhkan taxi, alamat saya di blok b no 10” Anto menghubungi jasa Taxi untuk membantu ia membawa perempuan itu ke rumah sakit.
Tak lama kemudian sebuah taxi tiba di rumah itu, “maaf dengan bapak Anto?” Tanya sopir taxi itu “iya pak,” jawab Anto, “tolong bantu saya untuk membawa ibu ini ke rumah sakit” kata Anto meminta tolong. Segera sopir taxi itu membantu Anto untuk membawa perempuan itu ke rumah sakit terdekat.
Sesampai di rumah sakit perempuan itu langsung ditangani oleh seorang dokter pikett, karna hari sudah cukup malam. Anto menunggu diluar ruangan, tak lama kemudian dokter keluar dari ruang periksa dan langsung menghampiri Anto yang sedang duduk menunggu di luar. Sambil menepuk pundak Anto dokter itu berkata “tenang pak, ia ga apa-apa ko ”, “biasa ko kalau perempuann sedang hamil sering mengalami jatuh pinsan, mungkin ia terlalu lelah” ujar dokter itu. “tadi ibu neni meminta saya untuk berpesan kepada bapak selaku suaminya untuk menungguinya sampai ia benar-benar pulih!” ucap doter itu lagi. Anto sangat terkejut mendengar perkataan dokter yang menyampaikan pesan perempuan itu yang ternyata bernama neni itu. “maaf pak saya bukan suami nya” sanggah Anto, “tapi kata ibu neni bapak merupakan ayah dari janin yang ada dalam kandungannya” jawab dokter. Anto tambah semakin bingung.
Karna hari sudah semakin malam bahkan hamper dini hari akirnya Anto ingin meminta pulang, namun dokter itu melarang dan akhirnya dokter itu memberi usul untuk memriksa DNa Anto untuk memastikan apakah ia memang bukan ayah dari janin yang dikandung oleh neni. “gimana pak dengan usul saya?” Tanya dokter itu, “sebab ibu neni akan melaporkan bapak ke polisi jika bapak tidak mau mengakui kalau janin yang dikandungnya merupakan janin dari bapak.” Desak dokter itu laagi. Merasa tidak pernah melakukan apapun terhadap perempuan itu, namun harus dituntut untuk bertanggung jawab, akhirnya anto memenuhi usulan doter itu. “baiklah dok, saya setuju “ jawab anto “terus apa yang harus saya lakukan dok?” Tanya anto, “saya harus mengambil cairan dari bapak untuk kami periksa di laboratorium” jawab dokter itu, “baiklah dok” jawab anto sambil berharap agar masalah ini cepat selesai.
Anto pun dibawa ke sebuah ruangan untuk diambil cairan dan setelah itu sang dokter membawa cairan itu ke sebuah ruangan untuk di periksa. Anto disuruh untuk menunggu hasil pemeriksaan itu diluar ruangan. Tak lama kemudian dokter itu keluar dari ruang laboratorium itu sambil membawa kertas hasil pemeriksaan cairan yang tadi ia bawa, dengan wajah gembira dokter itu mengahmpiri Anto yang duduk menunggu sambil cemas menyunggu hasil dari pemeriksaan cairannya yang akan membiktikan apakah ia ayah dari janin yang dikandung neni. “selamat pak” kata dokter itu, “selamat apanya dok?” jawab Anto. “iya selamat, ternyata perempuan itu yang telah berbohong” jawab dokter itu lagi, “maksud dokter cairan saya tidak sama dengan DNA janin ibu itu?” Tanya Anto dengan semangat dan merasa gembira. “iya jangankan sama dengan DNA janin itu, bahkan mirip pun sama sekali tidak akan bisa” jawab dokter itu, “maksud dokter??” Tanya anto penasaran, “iya pak hasil pemeriksaan cairan bapak ternyata cairan bapak tergolong negative dengan kata lain bapak mandul” jawab dokter. “jadi sekali lagi selamat pak,hasil labolatorium ini membantu bapak untuk terhindar dari fitnah perempuan yang berusaha menuntut bapak untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak pernah bapak lakkukan.” Ujar dokter itu sambil menyerahkan kertas hasil labolatorium dan sambil ia berlalu meninggalkan anto yang diam membisu.
Anto masih terduduk di kursi tempat ia menunggu hasil permeriksaan cairan nya tadi, bermacam perasaan bercampur aduk menjadi satu, senang karna ia lolos dari fitnah, bingung dengan kertas yang ada ditangannya yang merupakan hasil dari pemeriksaan cairannya dan perasaan yang paling membuat tidak merasa bahagia karna luput dari fitnah yang hendak dituduhkan dari perempuan yang baru dikenalnya adalah perasaan bingung dengan hasil pemeriksaan ini, yang menyatakan bahwa ia seorang yang mandul. Dengan lesu sambil membawa tongkat ia berjalan ke luar ruangan rumah sakit itu, ia terus berfikir “kalau cairan ku negative dan itu berarti aku mandul, terus selama ini tiga orang anak yang ada di rumah ku yang selama ini selalu memanggil ku ayah itu siapa???????”
Oooh maksudnya ini toh Om Sapto tulisan yang fakta dibalik fitnah.
Seru!
aaaargh jadi penasaran dengan tulisan lainnya.
jadi nambah ilmu nih baca tulisan om 🙂
kalo mau menelusuri tulisan-tulisan satu penulis sebelumnya, klik saja di nama penulisnya. Nanti akan muncul tulisan-tulisan dia yang pernah publish di Kartunet
bagus ceritanya,,,menarik dan bikin terharu aja…orang seerti mau bekerja keras… uhmmm saya sudah lama punya niat ingin menulis tapi lom tau caranya mau nulis lewat apa. mohon sarannya.
nulis aja di Kartunet.com. bebas kok mau cerpen, puisi, cerita bersambung, opini, atau sharing pengalaman 🙂
enak nih kalo ada teman2 yang memang suka nulis semisal dari teman2 FLP yang mau kontribusi tulisan di Kartunet, atau minimal ikut bantu kita untuk belajar nulis dengan baca tulisan2 di Kartunet dan kasih input untuk pengembangan. Akanj adim edia belajar yang fantastis tuh.
ma kasih mas bro buat masukannya, soalnya ini nulisanya buru2, soalnya netbook nya harus berebut sama anak gw hehe…
Wow….seru 🙂
selamat bung.. cara penulis sudah cukup baik. alur cerita juga enak diikuti. hanya kadang masalah2 kecil seperti unsur logika dapat juga menganggu. Ada dua point yang saya temukan. pertama, fakta bahwa dia belum dapat pasien dan tak punya uang. bagaimana itu bayar taksi? tapi ini sebetulnya dapat dilupakan pembaca sih. tak terlalu esensial. tapi yang kedua soal DNA itu. setahu saya, periksa DNA tak semudah itu. test DNA itu biayanya sangat mahal dan biasanya cuma polisi yang melakukan. entah sinetron2 kita sering sekali bawa2 test DNA. but overall, this writing is good. congratulation 🙂