Ganti Pengumuman Audio, Angkasapura I Disomasi

TEMPO.CO, Jakarta -Karena akan ganti pengumuman audio, Angkasapura disomasi oleh Jaringan Advokasi Disabilitas Jawa Timur (JADI). Mereka segera melayangkan somasi kepada PT Angkasa Pura I yang akan mengganti media pengumuman bandara versi audio menjadi running text atau teks berjalan.

“Besok akan kami kirimkan suratnya,” ujar juru bicara JADI, Fathul Arief, saat dikonfirmasi, Selasa malam, 27 Mei 2014.

Sebelumnya, Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Djuanda, Surabaya, berencana mengganti layanan pengumuman melalui audio menjadi running teks mulai 1 Juni mendatang. Upaya tersebut dilakukan dengan dalih memberi kenyamanan penumpang dengan mengurangi kebisingan di bandara.

Menurut Arief, rencana penggantian itu dianggap menyalahi undang-undang. Rencana ini berpotensi menghilangkan hak konsumen, terutama yang berkebutuhan khusus (tunanetra dan buta aksara). “Memangnya semua penumpang dibandara itu mengerti running text?,” ujarnya.

Angkasa Pura beralasan rencana itu dibuat untuk mengurangi kebisingan bandara. Rencana tersebut, lanjut dia, dianggap tidak penting, sebab sudah menjadi kewajaran jika kondisi bandara bising. “Kalau tidak mau bising ya ganti mesin pesawat terbang dengan mesin empat tak. Jangan pakai turbo,” katanya.

Ia menilai upaya Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional Djuanda, Surabaya, tergesa-gesa, sebab hingga kini mayoritas konsumen belum mengetahui rencana tersebut. “Mana ada selembarannya, padahal semua penumpang belum tentu memahami,” kata dia.

Jika hal tersebut tetap dilaksanakan, ia khawatir penumpang bakal banyak dirugikan. “Kalau ada yang ketinggalan pesawat mereka harus bertanggung jawab,” ujarnya.

Karena kebijakan ganti pengumuman audio, Angkasapura disomasi dan apabila tidak disanggupi, JADI akan mengugat secara pidana atau perdata.

sumber: Tempo.co

Last Updated on 10 bulan by Redaksi

Oleh Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *