Asep, Dayat, Eungkoy, dan Darman, empat sahabat Situ Babakan yang sering nongkrong di warung kopi Kang Muklis. Mereka adalah segelintir orang yang menjadi korban pengangguran di negeri ini. Warga Situ Babakan sebenarnya agak jenuh juga ketika melihat empat anak muda ini sering nongkrong ngobrol tak karuan di warung Kang Muklis. Namun warga cukup simpatik pada mereka karena banyolan mereka selalu menghibur. Seperti pagi ini misalnya. Mereka sedang asyik membicarakan tentang minimnya perlindungan pemerintah Indonesia terhadap hewan langka di negeri ini.
“Coba kalau pemerintah perduli terhadap satwa langka, pasti saudara kamu gak akan hampir punah seperti saat ini, Sep!” Guyon Dayat.
”Saudaraku? Saudaraku yang mana?” Tanya Asep dengan agak heran.
”Itu…Raja Elang!” Dua sahabat lainnya tertawa mendengar guyonan Dayat.
Asep tak mau kalah, ia menarik napas sejenak lalu menghirup kopi hitam yang masih hangat di depannya.”Sekarang, saya mau ngasih tebak-tebakan nih! Hewan apa yang suka nelor?”
Serentak Darman, Dayat, Engkoy menjawab, ”Ayam!” Jawab Dayat.
”Bebek!” Engkoy menyambung.
”Angsa!” Darman melanjutkan.
”Betul, tapi masih ketinggalan satu.”
”Apaan?” tanya mereka serentak.
”Hewan asin!” Tiga sahabat Asep tertegun.
”Emang ada hewan asin?” Tanya Dayat.
”Kan ada telor ayam, telor bebek, telor angsa. Pasti di hasilkan oleh ketiga hewan tadi. Nah, telor asin juga, pasti di hasilkan oleh hewan yang bernama asin. Gak tahu jenis hewan apa itu!”
”Wk! wk! wk! Bisa saja kamu teh!”
"Cerlu (cerita lucu) berkut ini, di ceritakan oleh sekelompok grup lawak bernama Kang Jagur berupa drama. Lalu kami menterjemaahkan cerita lucu tersebut dalam bentuk teks kedalam bahasa Indonesia. Awalnya, Kang Jagur memerankan cerlu ini dalam bahasa Sunda. Lalu kami kembangkan cerita ini kedalam bahasa Indonesia agar Kartuneters dapat membaca kisah-kisah humor Kang Jagur. Nah, selamat menikmati!"