IKAN LOHAN

Kang Uyan, adalah pengusaha ikan hias terkenal di Gang Sardun. Tak jauh dari gang sardun terdapat pasar Inpres yang selalu ramai dan Kang Uyan terkadang menjual ikan hiasnya di pasar itu. Kali ini Kang Uyan kedatangan seorang kolektor ikan dari Sumedang, dia sudah menjadi langganan Kang Uyan.

 

                        “Eleuh! Eleuh! Kemana saja si akang teh, udah lama gak kemari?” sambut Kang Uyan ketika kolektor itu memasuki toko.
”Biasa kang, sibuk nih. Ada barang baru?” kata kolektor itu antusias.
”Buat Kang Ojaymah, selalu ada. Baru datang kemarin!”
Mereka berkeliling toko, Kang Ojay berhenti disalahsatu akuarium berukuran cukup besar. Di dalamnya, ikan lohan berenang kesana kemari. Ikan itu berukuran lumayan besar, jenong di kepalanya bertuliskan sesuatu.
”Kalau ikan ini teh berapa Kang?” tanya Kang ojay seraya menunjuk akuarium. Kang Uyan melirik akuarium dan nampak berpikir.
”Wah, harga ikan inimah lumayan berkelas kang.”
”Ya berkelas teh berapa?”
”Enam Juta!”
Kang Ojay agak terperangah, ia mulai mempertimbangkan untung rugi kalau membeli ikan ini.
”Pasti istemewa ini ikan!” pikirnya. Demi sebuah daya tarik, Kang Ojay menghitung jumlah uang yang saat ini ada di kantongnya.
”Cukuplah!” gumamnya.
”Ada istimewanya gitu ikan ini teh Kang?”
”Ada, kalau lohan ini di satuin sama ikan lohan yang lain, pasti di kejar-kejar!”
”Kenapa gitu?” Kang Ojay semakin antusias.
”Karena di jenong lohan inimah ada tulisan:
”Berani sama gue, ayo kejar!”

Baca:  Stanza Perjuangan dalam Gulita
Bagikan artikel ini
Senna Rusli
Senna Rusli

Guru ngaji pesantren Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra)

Articles: 33

Leave a Reply