Internet Membuat Difabel Netra Mampu Memandang & Dipandang Dunia

Internet menjadi sebuah kemajuan teknologi yang saat ini telah sangat begitu akrab dengan kehidupan manusia. Teknologi yang awal pengembangannya hanya ditujukan untuk keperluan militer oleh US Department Of Defense (Departemen Pertahanan Amerika Serikat) pada tahun 1969 ini kini seolah telah menjadi sebuah kebutuhan primer bagi semua orang.

Proyek yang pada mulanya bernama ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) yang saat itu hanya menghubungkan empat situs yakni Stanford Research Institute, University Of California, Santa Barbara dan University Of Utah, seiring dengan perkembangan zaman telah mampu menghubungkan jutaan manusia di muka bumi.

Tak lagi sebatas pada sector militer, pengembangan internet telah menjalar ke berbagai sector kehidupan. Bidang pendidikan, kesehatan, hiburan hingga dunia usahapun mulai memasuki era digitalisasi. Kemajuan ini tentunya berdampak pada keseharian manusia yang semakin praktis sehingga membuat dunia seolah berada dalam genggaman tangan yang dapat dijelajahi dengan sentuhan ujung jari.

Sebagai bagian dari masyarakat modern, penyandang difabel netra tentu ikut merasakan kemajuan teknologi dunia firtual ini. Dengan dukungan perangkat yang telah terinstal program pembaca layar, para difabel netra telah mampu memaksimalkan potensi internet demi kemandirian beraktifitas sehari-hari.

Berbagai layanan yang ditawarkan internet seperti mesin pencari, social media, multimedia, lifestyle hingga jual beli online turut dirasakan dan dimanfaatkan oleh para difabel netra dalam keseharian mereka. Para pengembang layanan internet dan perangkat baik hardware maupun software juga turut bersaing menghadirkan fasilitas-fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh para difabel netra untuk berselancar di dunia maya.

Memanfaatkan social media seperti facebook, what’s app, Line, BBM dan lain-lain membuat para difabel netra dapat dengan mudah berinteraksi dan saling berbagi informasi baik dalam bentuk teks, file ataupun audio. Tak hanya sekedar saling bertegur sapa, dengan social media para difabel netra juga mampu mengoptimalkan jejaring social tersebut untuk menjalin jaringan baik antara sesama difabel netra maupun dengan non-difabel netra.

Mencari informasi tentang berbagai hal dengan mesinn pencari seperti Google kini telah menjadi sesuatu yang mudah dilakukan. Berbagai fitur-fitur tambahan seperti Google Asistent pada Android, Siri pada perangkat IOS dan Cortana pada perangkat yang menggunakan OS besutan Microsoft semakin mempermudah difabel netra mengeksplorasi berbagai hal di internet.

Difabel netra yang masih mennjalani masa studi sangat terbantu ketika harus mencari referensi mengenai materi-materi pembelajaran, mencari buku-buku elektronik dengan berbagai jenis juga begitu mudah dilakukan, hingga mempublikasi sebuah karya tulis melalui media blog serta forum-forum online membuat difabel netra dapat memberikan kontribusi pemmikirannya terhadap dunia.

Menyuarakan hak-hak yang semestinya dipenuhi melalui situs-situs public seperti change.org, berbagi semangat hidup dengan sesama melalui status-status di media social, membangun jaringan bisnis online dengan produk-produk yang menarik, hingga mennunjukkan kreasi melalui media publikasi seperti Youtube, Blogspot dan sebagainya menunjukkan bahwa difabel netrapun memiliki kualitas yang patut diperhitungkan.

Pengembangan aplikasi-aplikasi penunjang aktifitas seperti Go-jek, Grab, Uber dan sebagainya juga turut berperan membuat difabel netra dapat beraktifitas dari sebuah lokasi ke tujuan dengan aman dan nyaman. Adanya Google Maps, Lazarillo serta aplikasi lain yang sejenis juga sangat membantu difabel netra menelusuri rute-rute perjalanan yang hendak dituju secara mandiri.

Mendeteksi objek-objek di lingkungan sekitar menggunakan berbagai apllikasi-aplikasi berbasis online seperti Eye – D, Tap Tap See serta Be My Eyes membuat ketrbatasan pada indra penglihatan semakin tak terasa membatasi. Lahirnya perangkat serta software scanner seperti Open Book, Mas Jawa dan sebagainya membuat kegiatan membaca tulisan yang dulunya membutuhkan bantuan dari orang lain, kini telah dapat dilakukan sendiri oleh para difabel netra.

Memesan produk-produk dari berbagai toko online seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan sejenisnya untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari, menjadi peran nyata internet melatih kemandirian diri para difabel netra. Selanjutnya bukti peran nyata internet meningkatkan kemandirian difabel netra Nampak pada kemampuan melakukan pembayaran melalui fitur internet banking yang memberikan kemudahan bagi para difabel netra dalam bertransaksi baik transfer maupun pembayaran tagihan lainnya.

Berkat kemajuan dan pengembangan internet, difabel netra tak perlu lagi risau akan batasan-batasan yang berusaha dibuat oleh pihak-pihak yang masih berpikiran tradisional, sebab dengan adanya internet difabel netra mampu menjelajahi dan mengeksplorasi berbagai hal di dunia ini. Anggapan-anggapan sinis terhadap difabel netra harus mampu dipatahkan dengan memanfaatkan internet sebagai wadah pembuktian kompetensi, sehingga kemunculan portal-portal yang menyuarakan serta menampilkan potensi difabel netra seperti kartunet harus didukung secara konsisten.

Jika Stevland Hardaway Morris atau lebih dikenal Stevie Wonder bakat dan karya musiknya masih dikenang hingga saat ini, difabel netra lainpun mampu melakukan hal yang sama. Didukung oleh kemajuan teknologi khususnya internet, difabel netra dapat mempublikasikan potensi dan karya yang ia miliki di berbagai situs-situs online seperti Youtube, Blogspot, Facebook dan lain sebagainya.

Internet hanyalah sebuah media, efektif tidaknya media tersebut tergantung pada kemampuan pengguna memaksimalkan media tersebut. Ibarat pisau yang digunakan untuk memotong, ibarat senjata yang digunakan untuk menembak sasaran, semuanya tergantung pada sebaik apa orang yang menggunakan alat tersebut untuk mencapai tujuan.

Para pengembang teknologi telah berusaha menghadirkan internet sebagai dunia yang inklusif yang aksesibel bagi seluruh kalangan termasuk difabel netra. Pilihannya kini sepenuhnya berada di tangan difabel netra itu sendiri, mau membuka diri dan berpacu dengan kemajuan teknologi zaman now, atau berdiam diri menikmati stigma-stigma yang menina bobokan dalam bayang-bayang ketertinggalan.

Bersama internet difabel netra mampu memandang kembali cakrawala dunia tanpa ada batas dan diskriminasi. Menjadi diri sendiri serta mengasah potensi untuk punya kualitas pada sebuah bidang kompetensi yang menunjukkan bahwa difabel netrapun dapat dan pantas berada di barisan insan-insan terbaik.

Mewujudkan angan serta mimpi menuju hidup yang lebih baik, yang mengantarkan menuju sebuah titik pencapaian tempat memandang dan dipandang oleh dunia. Dengan internet difabel netra juga mampu mandiri!

Tulisan ini merupakan nominasi pada lomba esai opini Manfaat Internet untuk Kemandiriaan Difabel #12KartunetBerkarya. Silakan vote tulisan ini untuk mendukungnya sebagai nominasi terbaik.

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Syarif Sulaeman

Tekun dan suka tantangan

1 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *