Jangan Pandang Sebelah Mata

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 16 Mei 2014. Sekolah saya mengadakan kunjungan ke salah satu panti asuhan di Yogyakarta. Ternyata Panti Asuhan yang kami kunjungi adalah panti asuhan untuk para penyandang tunagrahita. Ini pengalaman pertama saya mengunjungi tempat seperti ini, dan saya sgt bersukur bisa mengunjungi tempat seperti ini.

Ibu penjaga panti mengatakan, awalnya ada banyak orang yang dirawat di tempat ini, namun setelah erupsi Merapi, anak-anak itu dikembalikan ke keluarga mereka. sekarang yang tersisa tinggal 5 orang. yang paling muda berusia 13 tahun dan yang paling tua 57 tahun. 5 orang ini tidak diketahui siapa keluarganya, jadi mereka tetap tinggal di tempat ini.

Kondisi panti asuhan ini benar- benar memprihatinkan. Setelah erupsi Gunung Merapi, tempat ini seperti tidak terawat. Toiletnya menjadi tidak layak pakai, pipa paralon rusak,  beberapa bangunannya pun rusak. ditambah lagi tanaman di sekitar panti ini tumbuh liar dan lebat.

Saya merasa heran pada pemerintah setempat disana, mengapa tidak ada renovasi untuk panti asuhan ini? apa karena orang yang berada di panti asuhan itu hanya sedikit? Jika kita lihat sepintas saja, panti asuhan ini seperti tidak berpenghuni, kenapa tidak ada yang peduli?

Tapi saya acungi jempol pada penjaga panti asuhan ini, meskipun tidak banyak, namun mereka tetap rela merawat para penyandang tuna grahita ini. bahkan mereka bekerja sama dengan SLB untuk memberikan pembelajaran keterampilan pada penyandang disabilitas ini, seperti cara menjahit, beternak, dan bercocok tanam.

Yang patut saya acungi jempol lagi, saat saya datang ke panti asuhan ini, ternyata ada juga dari SMA lain yang sedang mengadakan kunjungan. Anak-anak SMA ini benar-benar bisa berbaur. Bahkan tidak ada yang takut melihat perilaku para penyandang tunagrahita ini. mereka bermain dan melepas tawa bersama.

Nah, sikap seperti inilah yang saya nanti-nantikan dari kawan semuanya 🙂 Kita itu tidak jauh berbeda dengan penyandang disabilitas. Kekurangan kita, justru jadi kelebihan mereka. Kita bisa saling melengkapi. So, apa salahnya bersahabat dengan mereka 😉

 

 

 

Last Updated on 8 tahun by Sapto Kridayanto

Diterbitkan
Dikategorikan dalam OPINI

Oleh Yolanda Simbolon

Akan terus berusaha mewujudkan mimpi-mimpi, berbagi kebahagiaan, dan mencoba membantu untuk memperjuangkan hak kaum minoritas.

12 komentar

  1. soal pergaulan, sebetulnya sebagai penyandang disabilitas coba hilangkan mental blocking bahwa dia disabilitas. biasa aja kali. Toh mereka yang resminya non-disabilitas juga tak ada yang sempurna.. Kita hanya perlu memfokuskan diri pada hal2 yang bisa kita lakukan, jangan dipusingkan oleh kekurangan kita. Seperti cerita mengenai teman tunanetra dan oknum kementrian itu. Buktinya malah si oknum kementrian yang awalnya pongah, ternyata ga bisa Bahasa Inggris, dan malah jadi tergantung kalo kemana-mana dengan si tunanetra yang bisa bahasa Inggris.

  2. Betul itu. Anak-anaknon disabilitas yang pernah bersekolah dengan anak-anak penyandangdisabilitas sikapnya cenderung lebih positif. Makanya cara yang efektif . agar anak non disabilitas dan anak-anak penyandang disabilitas bisa berinteraksi adalah pendidikan inklusif.

  3. Kalau orang non disabilitas semakin banyak yang mau membuka diri bergaul dengan penyandang disabilitas, salah satu dampaknya akan semakin banyak penyandang disabilitas yang punya pasangan non disabilitas.

    1. Kalo itu mah biar mengalir dengan sendirinya kak 🙂 Kita kan bisa bersahabat dengan para penyandang disabilitas dan hal ini justru bisa membuat seseorang jadi lebih dewasa menghadapi kehidupan

  4. Iya kak, nanti kalo udah minta fotonya, pasti deh dipasang. Terimakasih kak, aminn, justru saya yang terinspirasi oleh teman-teman disabilitas :))

  5. iya. kalo ada foto2, boleh dipasang di postingan ini. anyway, selamat ya buat kelulusan SMA-nya. Semoga nanti setelah kuliah, dapat lebih menginspirasi dan berbuat lebih banyak lagi untuk teman-teman disabilitas 🙂

  6. Punya foto-fotonya, ga, kak? Siapa tahu orang-orang yang punya kebijakan pada melihat.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *