Janji di Atas Ingkar

Bukan, ini bukan judul lagu ciptaan Yovie Widianto yang dinyanyikan oleh Audy. Ini juga bukan puisi galau tentang kisah cinta. Tapi kali ini saya ingin sedikit mengupas sebuah fenomena yang mungkin sedang marak-maraknya terjadi di berbagai daerah –mmumpung momennya cukup tepat-.

 

Dalam hitungan detik mendatang, kita akan dihadapkan dengan sebuah pesta hajatan besar yang disebut sebagai pemilihan umum. Nah, sebelum pemilihan umum berlangsung, tentu saja para calon wakil rakyat akan berkampanye ke berbagai kalangan mengharapkan dukungan. Salah satu sasaran mereka adalah kaum disabilitas. Mungkin teman-teman disabilitas yang membaca tulisan ini baru saja “dikunjung” oleh para calon wakil rakyat tersebut?

 

Nah, biasanya dalam kunjungan tersebut sang calon wakil rakyat akan membagi-bagikan “sesuatu” yang sekiranya bermanfaat bagi teman-teman disabilitas. Entah itu uang maupun barang. Selain itu mereka juga memberikan janji-janji yang katanya akan menyejahterakan rakyat dan sebagainya.

 

Tetapi mari kita lihat apabila calon wakil rakya tersebut sudah terpilih menjadi wakil rakyat dan duduk di Senayan sana. Ketika berangkat kerja, beliau menggunakan mobil BMW, Mercedez, atau mungkin Ferari. Di sebuah jalan, ada seorang tunanetra yang ingin menyebrang. Bukannya membantu, mungkin sang wakil rakyat itu malah menggeber mobilnya sambil membunyikan klakson panjang di depan tunanetra tersebut, kemudian langsung tancap gas tanpa peduli.

 

Lalu, ke mana perginya janji-janji yang mereka ucapkan dulu sewaktu kampanye? Apa arti kepedulian mereka sebelum pemilihan umum? Tak ada yang tahu selain Tuhan dan sang wakil rakyat itu sendiri.

 

Jadi, pilihlah orang yang benar-benar bisa dipercaya, bukan hanya orang yang menggembar-gemborkan janji-janji tidak berkualitas semaca kampanye.

Last Updated on 8 tahun by Redaksi

Diterbitkan
Dikategorikan dalam OPINI Ditandai

Oleh Fakhry Muhammad Rosa

Fakhry Muhammad Rosa, seorang tunanetra kelahiran Pontianak, 31 Mei 1994. Alumni jurusan Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Aktif menjadi pengurus di ITCFB (IT Center For The Blind) sebagai penulis artikel teknologi (silahkan baca di http://www.itcfb.org). Aktif bermusik sebagai drummer di Mitra Netra Band dan bassist di Remikustik.

9 komentar

  1. setelah memilih, jangan dibiarkan begitu saja. sebagai warga Negara yang bertanggung jawab, mereka tetap harus dikawal, atau kalo perlu disatronin secara rutin. dapatkan kontak mereka, dan berkomunikasilah. itu hak kita sebagai rakyat kepada pembantu2 kita. apabila ingkar atau ada prestasinya, maka publikasikanlah. miimal publikasikan di internet. publikasi di internet sifatnya langgeng, dan itu jadi track record mereka yang tak akan terhapuskan. Dengan kita mengawal wakil2 rakyat, itu bentuk kontribusi kita bagi Negara. Jangan hanya tanyakan apa yang Negara berikan padamu, tapi tanyakan dulu apa yang telah kau perbuat untuk bangsamu.

    1. kontribusi kan bentuknya banyak ^_^
      saya yakin apa yang dipilih itu kuat menjadi golput dari hasil Istiharah, plus adanya intuisi Indigo yang belum saatnya untuk diberitahukan, kelak akan saya tuliskan disini bila sudah waktunya,
      soal publikasi, berhati-hati,
      saya disini netral
      penengah antara penyuara dan pemerintah karena di artikel Tips Aman Menggunakan Jejaring Sosial 2Tips Aman Menggunakan Jejaring Sosial 2 dari tulisan yang saya jaring kesimpulannya itu ada yang dinyatakan oleh Menkominfo yang bernama Tifatul Sembiring.

    2. kalau saya pribadi sih di kawal2 gitu kurang enak, kurang nyaman
      jadi paranoid >.<

      itu bisa memperparah kondisi saya
      soalnya dulu pernah dikirimi intel sama orang hanya untuk mencari tahu saya waktu kuliah S1 di kampus sewaktu pacaran sama anonim,
      saya bisa merasakan kehadirn mereka,
      syukurnya Allah melindungi saya, Ya Allah lindungilah kami para hambaMu ini, semua yang terjadi harus terjadi, saya pasrah kepada takdirmu. amin

      sumpah merinding

      1. telingaku berdenging sebelah kiri ini,
        menurut kepercayaan …. ada yang omongin jelek di belakang,
        semoga Allah menutupinya dengan ada yang menegur dan orang itu menyampaikan dan berkomunikasi langsung,
        saya kurang tahu siapa, dimana orang itu,
        semoga Allah memberika hidayah kepadamu, melalui perantaranya yang membaca ini,
        amin

  2. no pilih wanita jadi pemimpin! no pilih orang kafir jadi pemimpin! no pilih boneka juga jadi pemimpin! no no no! untuk para calon pemimpin negeri yang buta hati! :PP

  3. Hidup golput! selama belum merasakan apa yang diberikan negara kepada kita, takkan memilih orang-orang yang nuraninya sudah terkorupsi itu!

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *