Janji Kandidat Pilgub Jabar ke Disabilitas

Jakarta, Kartunet.com – Layaknya kampanye sebuah Pemilu, para kandidat menyebar janji manis untuk menarik simpati pemilih. Strategi klasik ini nampaknya masih menjual, seperti yang dilakukan oleh para kandidat gubernur dan wakil gubernur di Pemilu Kada Jawa Barat 2013. Berbagai kelompok masyarakat, tak terkecuali penyandang disabilitas, diberi janji-janji apabila mereka terpilih kelak.

Rakyat Jawa Barat sudah menggunakan hak pilihnya pada tanggal 24 Februari silam yang menurut hasil quick count, pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar diprediksi memenangi Pilgub Jabar 2013 dalam satu putaran dengan jumlah suara sekitar 32%. Namun tak ada salahnya jika ditinjau lagi janji-janji yang disampaikan para kandidat kepada penyandang disabilitas khususnya, sembari menanti pengumuman resmi KPUD Jawa Barat. Dengan berbagai kemungkinan yang masih dapat terjadi, seperti putaran kedua jika hasil faktual tak ada yang mendapat suara lebih dari 30%, janji-janji yang terekam di media massa dapat dijadikan bukti otentik. Sehingga, catatan tersebut dapat jadi pengingat untuk kandidat terpilih kelak.

Baca:  Tunanetra Gugat Perlakuan Diskriminatif KPU

Untuk kandidat cagub dan cawagub Jabar nomor urut satu, Dikdik Mulyana Arief Mansyur dan Cecep Toyib, tak ditemukan dokumentasi media janji atau perhatian pada penyandang disabilitas. Pasangan independen yang mengusung tagline TAWADU ini, dinilaioleh media sebagai pasangan yang kurang agresif dibanding kandidat-kandidat lain. Mereka tidak memberi janji kepada calon pemilih, hanya perkenalan diri dan menyerahkan pilihan pada rakyat. Namun dari perkenalan itu pun tidak ada catatan pendekatan pada penyandang disabilitas. Cara kampanye yang diterapkan oleh mantan Kapolda Sumatra Selatan dan Sekretaris Daerah Indramayu tersebut memang tergolong unik, namun menurut para pengamat tak akan mendulang banyak suara.

Berbeda dengan kandidat nomor urut dua, Irianto MS Syafiuddin alias Yance dan Tatang Farhanul Hakim, yang memberikan program yang cukup konkrit bagi penyandang disabilitas. Disampaikan pada JPNN.com, Yance yang merupakan mantan bupati Indramayu, mencanangkan program pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan menjanjikan Rp 500 juta tiap desa apabila terpilih (20 Februari 2013).

Khususnya bagi penyandang disabilitas, pasangan yang diusung oleh Partai Golkar ini menjanjikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan seumur hidup. Hal serupa dikatakan Yance pernah dilakukan oleh Yance di Indramayu semasa kepemimpinannya, termasuk penjaminan pada hafidz dan hafidzah (penghafal Al-Qur’an). Untuk menjalankannya, dia akan bekerja sama dengan asuransi dan harus tanpa diskriminasi.

Lebih jauh, di Viva.co.id, Yance mengamati bahwa pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas masih belum baik. Paling jauh mereka diberi bekal keterampilan yang sifatnya personal. Yance pun berjanji akan membuka peluang usaha dan pekerjaan yang lebih besar bagi mereka, termasuk memberi pendampingan. Selain itu, politikus Golkar itu juga menyoroti pembangunan infrastruktur Jawa Barat yang belum akses bagi penyandang disabilitas.

Baca:  Aksesibilitas Pilgub Jabar "Setengah Hati"

“Saat ini sebenarnya sudah ada peraturan dan standar bagi pembangunan fasilitas umum yang memperhatikan keamanan dan kenyaman penyandang cacat. Saya juga bingung kenapa ini tidak diterapkan,” koreksi Yance di media online milik Bakrie grup tersebut (20 Februari 2013).

Kurangnya perhatian kandidat nomor urut satu pada penyandang disabilitas, terjadi pula di kandidat Dede Yusuf dan Lex Laksamana Zaenal dengan nomor urut tiga. Pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat, PAN, dan PKB ini tidak ditemukan dokumentasi media massa terkait dengan dukungan mereka pada penyandang disabilitas. Dede Yusuf yang juga wakil gubernur Jawa Barat saat ini fokus pada peningkatan kesejahteraan, terutama daerah-daerah tertinggal yang masih belum tersentuh. Dengan pengalaman sebagai wagub yang “tak dilibatkan” pada kebijakan-kebijakan gubernur, Dede Yusuf yakin dapat meningkatkan kesejahteraan Jawa Barat. Oleh karena itu, ia menetapkan Lex Laksamana, birokrat senior yang juga mantan sekretaris daerah Jawa Barat, menjadi cawagub di Pilgub Jabar 2013.

Intensitas interaksi dengan penyandang disabilitas pada masa kampanye paling tinggi ditemui pada kandidat nomor urut empat, Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Calon incumbent yang diusung oleh PKS, PPP, PBB, dan Partai Hanura tersebut membuat terobosan dengan mencetak visi dan misi mereka dalam format huruf braille sejumlah 1.000 eksemplar. Peluncuran naskah braille tersebut dilakukan di Aher – Deddy Media Center, Bandung (11 Februari 2013). Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan organisasi penyandang disabilitas seperti Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) dan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). 1.000 eksemplar naskah braille tersebut akan didistribusikan ke 90.000 penyandang disabilitas di Jawa Barat untuk dibaca secara bergantian melalui sekretariat induk organisasi masing-masing.

Baca:  Anak para Tunanetra di Hari Anak Nasional

Disampaikan oleh Muhni, pembina NPCI Jawa Barat, pembuatan visi misi dalam format braille terusebut oleh pasangan Aher – Deddy barulah pertama kali ditemui. Dengan dapat diaksesnya informasi profil kandidat dan visi misinya, membuat tunanetra tidak lagi seperti membeli kucing dalam karung. Hal senada juga disampaikan oleh Imam Budi Hartono, ketua tim pemenangan kandidat nomor urut empat.

“Ini bagian dari amanah undang-undang bahwa pembangunan itu harus memfasilitasi semua unsur masyarakat, sejak awal kita libatkan, agar mereka tahu visi-misi kita,” ujar Imam Budi, di media online seputarjabar.com (11 Februari 2013).

Kandidat nomor urut lima, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki tak mau kalah untuk mengakomodasi aspirasi penyandang disabilitas. Hal tersebut ditunjukkan dengan kunjungan Teten Masduki memenuhi undangan PPCI cabang Ciamis, pada 13 Februari 2013. Dikutip dari blog riekejabarsatu.blogdetik.com, Teten menegaskan bahwa pembangunan kesejahteraan tidak boleh pilih-pilih, bahkan sampai masih ada kelompok masyarakat yang termarginalkan. Cawagub dari pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan itu berjanji prioritas pembangunan pada Pendidikan, lapangan kerja, fasilitas umum, dan fasilitas sosial tanpa diskriminasi, termasuk bagi penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas pada umumnya berharap untuk siapapun kadidat yang terpilih, agar kepentingan mereka lebih diperhatian. Dari perhatian para kandidat yang minim tersebut, semoga ketika sudah terpilih, akan diimplementasikan semua. Jangan sudah janji sendikit, lantas tak ada yang diimplementasikan pula. (DPM)

Editor: Muhammad Yesa Aravena

Bagikan artikel ini
Dimas Prasetyo Muharam
Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Articles: 313

3 Comments

  1. Yah dia lagi yang nulis,

    Janji hanyalah janji,

    Janji tiada dipenuhi ya berarti adalah pemimpin yang kurang bertanggung jawab,

    Saya juga menyoblos serta ikut lomba foto pilgub dan cawagub Jawa Barat sampai-sampai dituduh yang bukan-bukan dan tidak mendapatkan apa yang dijanjikan ke saya yakni kampanye pada hari dimana seharusnya belum masuk waktunya (pelanggaran).

    Salah satu foto saya minta dari pengurus Bawaslu Jawa Barat, tapi….sayangnya, lagi-lagi saya dituduh mau berkampanye dan pada saat saya hendak melancarkan proposal untuk membantu sesama dengan memungut biaya ke lingkungan sekitar yang terdekat, Namun, saya batalkan karena dilarang dan harus menjalankan amanah.

    Fotonya ada di website mereka kok, Maap saya lupa linknya dan kurang tahu apakah bisa dibuka apa ngga.

Leave a Reply