KAHITNA : CERITA CINTAANYA DI MATA KALANGAN GEN Z

Kahitna adalah sebuah grup musik asal Bandung, Indonesia yang dibentuk pada tanggal 24 Juni 1986. Kelompok musik ini dimotori oleh Yovie Widianto (piano). Meskipun kerap mengusung tema cinta dalam liriknya, Kahitna mampu memadukan unsur musik jazz, pop, fusion, latin dan bahkan etnik ke dalam bentuk ramuan yang memikat. (Wikipedia).

 

 

Kahitna adalah satu dari sekian banyak group music legendaris yang paling saya suka. Tapi tolong, kadar kebucinan saya sama om-om Ajaib yang penuh cinta ini rasanya sudah nggak tertolong dan nggak ada obat deh.

Baca:  Kenangan Dalam Buku Mari Chan: Silver Toe Shoes

Dipelopori oleh Yovie Widianto,, group musik yang sudah berkarya lebih dari tiga puluh tahun ini masih digemari dan diminati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak hanya kalangan berumur, tapi anak-anak muda juga. Apa sebenarnya rahasianya?

 

 

Mmm, sepertinya itu adalah karena kemasan karya dari Kahitna sendiri yang selalu saja relate dengan kehidupan kita. Dengan mengusung tema cinta dan patah hati, Kahitna tidak selalu menunjukkan sisi cengeng dari kedua hal tersebut. Yang bisa saya tangkap, justru adalah sisi estetik/keindahannya. Yovie Widianto selaku pelopor utama, pencipta lagu, composer, arranger, sekaligus keyboardist Kahitna telah berhasil meramu karya yang baik, karya yang hebat, simple, tapi mengena. Dan karena relefan juga dengan berragam kisah yang dialami sehari-hari oleh kita, maka wajar bila lagu-lagu Kahitna lebih cepat dan mudah diterima.

 

 

“Cerita Cinta” adalah satu dari sekian banyak lagu Kahitna. Antara jatuh cinta dan patah hati, semua berada dalam komposisi yang seimbang bersama mereka.

Kamu lagi jatuh cinta? Nyatainnya lewat lagu “Cantik”, atau “Saat Kunyatakan Cinta” aja. Baru putus? Penyebabnya apa? Cinta beda keyakinan? Nyanyi aja “Sesungguhnyaaa, aku kangen kamuuu, dimana dirimu, aku enggak ngerti” (Penggalan lirik lagu Kahitna, “Engga Ngerti). Susah move on? Ada “Mantan Terindah” yang mengatakan dengan begitu jujur bahwa yang diperbuat sang mantan (dulu), sungguhlah indah, sehingga bikin susah lupa. Nggak jatuh cinta, enggak baru putus juga, tapi lagi ngerasain sakitnya jatuh cinta sendirian? Silakan pamit pergi dari dia pelan-pelan lewat lagu “Cinta Sendiri”: “Biar aku yang pergi, bila tak juga pasti, adakah selama ini,, aku cinta sendiri…” Atau lagi diam-diam kagum sama seseorang? Sampaikan harapanmu lewat “Andai Dia Tahu”Bersama Kahitna, kisah cintamu akan menjadi sangat bermakna.

Baca:  Soundistro Beri Kemudahan Difabel Pasarkan Lagu Ciptaan

 

 

Kahitna, lagu cinta dan patah hati, adalah satu kesatuan yang pasti dan menjadi “personal branding”/ ciri khas mereka. Eits, tapi jangan dikira Kahitna ini adalah group musik yang “nge-pop banget”, dan benar-benar mengikuti tren musik dari luar, ya. Justru kalau diperhatikan, ada beberapa lagu Kahitna yang mengusung tema musik etnik/tradisional juga lho, seperti misalnya “Lajeungan” (lagu daerah berbahasa Madura), dan “Dirantau”. Kedua lagu itu memiliki unsur musik etnik sebagai ornamen pada kedua lagu tersebut. Nggak percaya? Silakan dengarkan sendiri. Selain itu, Kahitna juga adalah “pengguna Bahasa Indonesia yang baik”. Lihat saja dari semua lirik dalam lagunya. Puitis semua, dan tata bahasanya sangat indah sekali. Jadi, tidak salah kalau pada waktu itu (2019), saya mendapat kesempatan menyaksikan langsung performance om-om legendaris tapi romantis itu pada acara puncak Bulan Bahasa yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Bahasa Indonesia  di hotel Bidakara Jakarta.

 

 

Kahitna, di mata seseorang yang bisa dikatakan sebagai “Gen Z” seperti saya adalah sebuah group musik yang tidak hanya solid, tapi juga group musik yang selalu menjaga hubungan baik dan sayang sekali sama fans-nnya. Alhamdulillah-nya saya adalah salah satu fans yang beruntung itu ; yang comment-nya sering kali di-notice baik sama Kahitna-nya langsung, maupun sama Mas Yovie-nya sendiri. Mereka itu bener-bener nggak pandang bulu banget, semua fans diperlakukan dengan sama dan adil. Sayangnya sudah sejak setahun terakhir Kahitna dan segenap soulmates merasakan patah hati paling dahsyat setelah kepergian Karlo Saba, salah satu vocalist Kahitna yang juga memiliki karakter suara yang kuat. Dan kalau kita perhatikan setiap postingan instagramnya temen-temen Kahitna itu selalu pakai tagar “selamanya bersembilan”, itu semakin menguatkan kesan bahwa Kahitna adalah group yang sangat solid dan memiliki rasa kekeluargaan yang sangat tinggi. Jadi makin cinta deh.

Baca:  RESENSI FILM : KANG MAK (FROM PEE MAK)

Berbicara mengenai kesuksesan Kahitna, tentunya tidak serta-merta berjalan sendiri. Yovie Widianto selaku pelopor utama group musik ini adalah orang yang paling berpengaruh, yang menjadikan Kahitna tetap abadi dan lagu-lagunya tetap dicintai oleh para Soulmates (fans-nya Kahitna), dan juga masyarakat Indonesia pada umumnya. Yovie Widianto, sang musisi jenius yang telah menyampaikan kepada kita semua lewat ratusan bahkan ribuan karyanya, bahwa kita dapat berkarya, bahkan hanya dengan dimulai dari hal-hal yang sederhana, hal-hal kecil yang terlihat, terasa, terhirup, dan terdengar di sekitar kita. Coba kalian perhatikan lagu-lagu Kahitna, semua berangkat dari hal-hal yang sederhana ; jatuh cinta, patah hati. Tapi kedua hal itu mampu menjadi sesuatu yang indah dan beragam warnanya di tangan orang yang tepat.

 

 

Kesimpulannya : Yovie Widianto telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa ketika kita ingin memulai sebuah karya, kita bisa memulainya dari sesuatu yang sangat sederhana. Semakin dekat sebuah karya dengan kehidupan kita, semakin cepat karya itu diterima dan dicintai oleh para penikmatnya.

Harapan saya kedepan khususnya untuk Kahitna walaupun tinggal berdelapan sekarang, semoga Kahitna tetap bisa menjaga kekompakannya, makin dicintai sama fans dan dapat kembali aktif berkarya lagi. BTW sedih bbanget deh pas mereka release remake “Sejauh Dua Benua” yang aslinya dibawain sama Arsy Widianto dan Brisia Jody, itu kenapa suara Mas Karlo-nya harus masuk situuu huhuhu, walaupun tempo lagu itu dibuat cepat tapi tetep aja sedih kalau endingnya kayak gitu sih. Kalian setuju nggak nih?

 

Bagikan artikel ini
zelda maharani
zelda maharani

seorang pelajar yang jatuh setengah mati pada seni

Articles: 8

9 Comments

  1. Aha, yes, aku sepertinya lebih condong kepada ungkapan “makin matang makin menarik” karena ga tau lagi, Kahitna emang sekeren itu… Besok aku akan buat ulasan tentang Mas Yovie-nya sih, musisi romantis yang masih produktif di usianya yang uadah 50 something gitu, pokoknya intinya aku bakal seneng banget kalau bisa ketemu mereka lagi, atau Mas Yovie-nya sendiri pun boleh

  2. tapi difikir-fikir lagi Kahitna ini memang unik ya. Kebanyakan fans-nya cewek2. Tapi sepertinya tidak keberatan meski personel cowok2 gaek ini sudah usia “matang”. Biasanya kan fans suka selain lagu atau karyanya, juga akan sosok atau figurnya. Harusnya kalau sudah usia “matang” menjadi tidak relate dengan cewek2 remaja lagi dong ya. Atau ini malah menguatkan thesis bahwa untuk pria makin “matang” malah makin menarik?

  3. Iya, bener. Cuma kahitna yang bisa bikin fenomena jatuh cinta, patah hati, terus jatuh cinta lagi, patah hati lagi, itu jadi sesuatu yang banyak banget lagunya, padahal masalahnya itu2 aja wkwk

Leave a Reply