Kecoa

Sudah beberapa bulan ini, semenjak aku berpindah menempati tempat tinggal baruku, aku berubah menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Tanpa berbelas kasihan, kapan dan di manapun aku melihattnya, insting membunuhku akan terbangun. Dengan kejam aku akan menghabisi ia dan seluruh anggota keluarganya. Dari yang sudah tua renta hingga yang masih bayi sekalipun. Tak ada sedikitpun iba di dalam benakku. Bagiku tak ada ampun untuk mereka! Mereka harus musnah dan dilenyapkan dari muka bumi, terutama dari rumahku!

Perlakuan kejam yang kulakukan kepada mereka bukanlah tanpa alasan. Sebab mereka telah sangat menganggu ketenangan dan ketentraman hidupku. Pernah ketika suatu malam aku tengah tertidur lelap. Aku merasa sesuatu merayapi tubuhku menuju leher kemudian rambutku. Aku tersentak terjaga dan memekik ngeri. Dengan kasar, spontan aku mengibaskan makhluk itu dari rambutku. Perasaan jijik membuatku bergidik, ketika kusadari jika makhluk kurang ajar yang telah merayapi tubuhku itu adalah seekor kecoa! Meski demikian aku merasa puas, karena akibat kibasan tanganku barusan dia terjatuh menelentang di lantai. Dengan jijik kusaksikan keenam kakinya yang bergerigi menggeliat-geliatt di udara. Aku masih merasa geram kerena kekurang ajarannya yang membuat tidurku terganggu. Dengan kesal aku bangkit mengambil sebotol semprotan serangga dan tanpa sedikitpun rasa kasihan aku menyemprotkan banyak-banyak cairan di dalam botol itu pada sekujur tubuhnya yang menjijikan.. Dan kejadian seperti itu tak hanya sekali itu saja terjadi padaku. Telah banyak kejadian menjengkelkan lainnya yang disebabkan oleh kehadiran kecoa. Membuat aku muak dan tak bisa lagi memberikan toleransi terhadap makhluk bersayap berkaki enam itu. Padahal aku sudah berusaha maksimal untuk membersihkan rumahku, tapi mereka tak peduli dan tetap saja datang untuk seenaknnya mengotori. Karenanya, kapanpun mereka menampakan diri di rumahku, mereka akan segera berakhir menjadi sesosok makhluk ttak bernyawa. Paling sering mereka memunculkan diri di toilet rumahku. Mungkin aku tak akan mengacuhkan mereka jika mereka tak terlebih dahulu menggangguku dengan merayapi kakiku, atau terbang hinggap di tubuhku. Hiiiii… Benar-benar menggelikan. Jika sudah begittu mereka akan segera kubinasakan dan berakhir terbenam di dalam lubang WC.

Kadang aku berttanya-tanya dalam hati, untuk apa sebenarnya ALLAH menciptakan makhluk menjijikan seperti kecoa? Di alam bebas kecoa mungkin akan menjadi makanan seekor burung, namun bagaimana dengan kecoa yang ada di dalam rumah? Paling sering mereka akan mati dibunuh penghuni rumah yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Pikiran seperti itu membuat aku memutuskan untuk mencari informasi tentang kecoa di Mbah Google. Dalam hati aku yakin jika ALLAH tak pernah sia-sia menciptakan suatu makhluk, hanya saja manusia seringkali luput dalam mengetahuinya. Hasilnya, Masya ALLAH, ternyata cukup banyak informasi ttak terduga tentang makhluk yang bernama kecoa.

Makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelas serangga (insecta), yang sering disebut lipas attau coro ini ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan bahkan ketika keluarga dinosaurus mulai musnah, hewan ini masih tetap bertahan hidup hingga saat ini.
Hewan ini sering sekali dianggap menjijikan oleh banyak orang karena bentuknya. Kecoa ini berada hampir di seluruh belahan bumi kecuali di daerah kutub.
Kecoa memiliki radar yang bisa mendeteksi rasa takut yang dialami oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Karenanya bentuk dari reaksi pertahanan yang dimiliki oleh kecoa yang menganggumkan adalah menempel pada objek yang merasa takut pada kecoa ini. Jadi jangan heran ketika kamu merasa takut dengan kecoa, kecoa itu justru dengan kurang ajarnya menakut-nakutimu. Jadi jangan mau ditakut-ttakutin kecoa ya. Hihihi….
Perkiraan dari ahli biologi jika ada serangan bom nuklir di bumi, kecoa adalah salah satu makhluk yang bertahan dan masih tetap eksis menghadapi bencana tersebut. Oooh Keren!
Tanpa kita sadari, kecoa ternyata merupakan salah satu kontributor terbesar dalam menyebabkan global worming. Kontributor besar lainnya adalah rayap dan sapi. Sttudi menunjukan bahwa kecoa kentut rata-rata setiap 15 menit, bahkan setelah mati mereka akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Hm, enar-benar tak terduga ya. Kecoa sangat cepat. Penelitian menunjukan bahwa kecepatan kecoa amerika tercepat tercatat mendekati 2 mil per jam (75 cm per detik).
Kecoa dapat hidup tanpa kepala selama sebulan. Sampai akhirnya dia mulai mati karena kelaparan. Kecoa tidak memerlukan kepala untuk bernafas, karena mereka bernafas melalui alat ventilator di seluruh ttubuhnya, dan ottak tidak mengontrol fungsi ini. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita, karena serangga tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia. Sebagai hewan berdarah dingin, makanan yang sedikitt dapatt berttahan sebulan penuh. Karenanya kecoa tanpa kepala dapattt bertahan hidup cukup lama.
Hewan ini juga bisa menyebabkan penyakit asma. Kotoran dan serpihan dari kecoa yang telah menjadi bangkai bisa menjadi debu dan masuk ke dalam tabung bronchial yang bisa memicu reaksi alergi bronchial yang juga diketahui sebagai asma. Wah,, perlu hati-hati nih. Kalo ada kecoa mati perlu buru-buru dibuang. Kalo perlu sebelum dibuang dibungkus dulu. Bungkusnya pake plastik ya, jangan pake kertas kado. Hehehe….
Di alam bebas, kecoa menjadi santapan predatornya seperti buring, mamalia kecil, dan binatang amfibi.
Kecoa memiliki pelindung yang kuat dipunggungnya yang membuat ia tidak mudah mati dipukul. Jadi untuk informasi, jangan kira kecoa langsung mati ketika dipukul ya. Beberapa menit kemudian kecoa itu akan kembali berjalan dan kabur entah kemana. Jadi jangan tersinggung lho kalo jadi korban kebohongan kecoa. Hihihi…. Untuk lebih amannya, aku sih nyaranin menggunakan cairan pembasmi serangga jika ingin membunuh kecoa.
Dalam hal berkembang biak, kecoa jerman (blatela germanica) adalah hama kecoa yang paling banyak dengan siklus hidup sekitar 100 hari dan mereka hidup sekitar 6 bulan. Sang betina dapat memproduksi 6-8 tempat telur selama 6 bulan hidupnya yang membuat 180-320 kecoa baru. Jika hanya 10 anaknya menjadi betina subur, dan itu merupakan perkiraan kecilnya, jumlahnya bisa lebih dari 100, ada ribuan ekor kecoa dalam beberapa bulan saja. Waaah…. Seraaam….
Mereka adalah kaum omnifora yang bisa memakan feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati, termasuk mayat manusia, bahkan keturunannya sendiri. Hiiii… Kanibal juga ya kecoa?
Tapi, apa benar kehadiran kecoa di dunia ini tidak ada gunanya sama sekali selain menjadi bagian dari rantai makanan? Oopss… Tunggu dulu, ternyata ada banyak manfaat kecoa yang mungkin belum kita ketahui lho?

Selain menjadi bagian dari rantai makanan, kecoa juga membantu membersihkan lingkungan kita dari sisa-sisa organisme. Dan yang paling menarik, kattanya kecoa bisa di jadikan indikator kebersihan di rumah. Jika kita sudah membersihkan rumah, tapi ternyata kecoanya masih menginfasi rumah kita, percaya atau tidak, itu justru menjadi bukti bahwa lingkungan rumah kita sudah bersih. Karena rumah kita tak lagi menyediakan makanan baginya, maka mereka terpaksa berkeliaran dengan resiko terlihat oleh manusia. Meski demikian jangan salah mengartikan jika rumah yang banyak kecoanya itu bersih ya.? Itu sih jadi rumah kecoa. Dan apapun alasannya, aku tetap gak suka kalo kecoa berkeliaran seenaknya di dalam rumahku.
Oh ia, di beberapa posting aku dapat tips sederhana yang sepertinya cukup membantu mencegah kecoa datang bertamu. Yaitu, letakkan daun salam atau potongan bawang putih di sudut-sudut ruangan sebagai alternatif alami pengusir kecoa. Lumayan kan selain menghemat uang untuk membeli pembasmi serangga juga membantu sedikit menjaga alam dari efek pestisida.

Jadi hewan peliharaan
Kalau memelihara kucing atau marmut sudah menjadi hal biasa, kamu boleh coba memelihara hewan yang satu ini. Ya, serangga yang kamu benci setengah mati itu bisa dijadikan peliharaan dan diternak suka-suka. Soalnya, kecoa asli Madagascar alias Madagascar hissing cockroach bisa dijual dengan harga rp 12.000 per ekor. Lumayan kan untuk menambah uang jajan? Hehe….

Buat lauk
Ya, kamu gak salah baca. Walau terkesan menjijikan, ternyata kecoa memiliki kandungan protein yang tinggi. Bahkan kecoa diklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Karenanya untuk sebagian orang di China, kecoa jadi lauk untuk kesehatan tubuh. Yang pasti kecoa tak dimakan mentah. Ada yang dijadikan kecoa goreng, ada juga yang dijadikan bahan campuran peyek.
Buat aku sih ini anti mainstream banget ya. Mau setinggi apapun proteinnya, aku tetap ogah kalo di suruh makan kecoa.
Oh ia, buat kamu yang mungkin berminat, cara memasaknya adalah dengan mencabut dulu semua kaki dan sayapnya. Potong bagian kepala, dan buat irisan di tengah badan. Sebelum dipanggang atau digoreng, campur dengan bawang dan garam. Rasanya jangan tanya ke aku ya, aku kan cuma menyampaikan. Selanjutnya terserah kamu. Hehehee….

Bahan Make Up
Seperti dikutip dari totalbeauty, kecoa Amerika yang berwarna coklat kemerahan itu sangat cocok dijadikan bahan membuat make up. Kandungan protein super tinggi yang ada di dalamnya terbukti bagus untuk kulit. Selain itu ternyata harganya lebih murah.
So, tak perlu heran jika ternyata banyak produk make up dengan ekstrak kecoa yang beredar dipasaran.
Yah, aku sih merinding ngebayangin kalo misalnya ada krim muka yang dari kecoa. Hihihi….

Sekian ulasan yang kudapat dari berbagai macam sumber di Mbah Google tentang makhluk yang bernama kecoa. Semoga dapat menjadi pelajaran yang bermanfaatt untuk kita semua.

Hikmah terbesar yang dapatt kita petik bersama ialah, hidup ini adil. “tak ada makhluk yang ALLAH cipttakan dengan sia-sia.” Oleh karenanya, sebagai manusia kita patut bersyukur. Karena bahkan kecoa yang sering kita anggap menjijikan pun memiliki banyak manfaat. Bagaimana dengan kita sebagai manusia? Sudahkah kita bermanfaat bagi sesama?
Mari bersama-sama berupaya memanfaatkan diri bagi lingkungan sekitar, minimal lingkungan keluarga.

Salam Santun Bersahaja.
Tuty Syahrani
24/03/2017

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai

Oleh Tuty Syahrani

Aku tidak punya apa-apa untuk ditawarkan ke orang lain, selain sebuah persahabatan. Aku lebih memilih berjalan dengan seorang teman dalam gelap, daripada seorang diri dalam terang

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *