Kiat Menghadapi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri dan jalan lainnya

Depok-08/03/2014-8:11 WIB
Selamat pagi…
Sebenernya tips ini uda pernah saya tulis di komentar, namun diangkat lagi dengan penambahan bumbu ya ehehehe..

Ini diambil dari pengalaman saya waktu 10 tahun yang lalu,
saat saya lulus sekolah SMUN 58,2004

Saya mengikuti bimbingan belajar dengan basic IPA. Niatnya, mau ambil Fakultas kedokteran. SPMB pun ambil itu, dan gagal ahahaha.

Saya kebingungan mau ngambil jurusan apa ya buat kuliah nanti?
sambil melanjutkan bimbingan belajar lagi setahun untuk mencoba lagi SPMB.

Terus, saya akhirnya psikotes di sebuah biro Psikologi yang namanya di rahasiakan. Saya direkomendasi untuk mengambil “Rahasia”.

Lalu, saya solat Istiharah dan diberikan petunjuk melalui perkataan temanku yang bilang “Saya bermimpi kamu pakai almamater yang entah ada dimana, terus kamu melayani orang, ngurusi orang gitu”. Inipun saya teruskan, dan saya mendapatkan pernyataan “Sepertinya kamu cocok di Psikologi, kamu tuh berbakat disana dan temen-temen SMA mu pada curhat kan sama kamu”.

Teruuus…saya pun membaca sedikitlah soal-soal dari buku SPMB. Menyiapkan alat tulis (pensil 2B lebih dari 2, penghapus, tatakan/papan berjalan, ballpoint), kartu ujian.

Syukurnya, datang kepagian, lokasinya jauuuuh,,, disebuah sekolahan SMK penerbangan. Ehhh…ternyata ada yang terlambat datang teruss diomelin dan diminta ngurus ini itu, saya kan jadi mikir waduuuh jadi makin rugi sama waktu dah tuh. Dilarang ditiru yah….harus datang tepat waktu.

Meskipun gagal lagi (ahahah) dan masuk swasta yakni Universitas Gunadarma. Banyak sekali hikmah dan hal-hal yang patut di syukuri.

Gitu aja sih, pesan saya, tiada kata menyerah, bila gagal ya coba lagi. Sebentar lagi kan mau ujian masuk. Semangat yaa….!!!!

Last Updated on 8 tahun by Redaksi

Oleh Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono

Nama lengkap saya adalah Tyaseta Rabita Nugraeni Sardjono, biasa dipanggil Tyas. Sejak 2012-sekarang saya mengalami halusinasi suara, jangan takut sama saya, 2013-2016 mengalami penurunan penglihatan (low vision) dan hingga kini terganggu penglihatan. Saya ini orangnya kritis :)

6 komentar

    1. yup, perlu itu mas. Ini kadang yang dilupakan oleh para senior. Setelah mengadvokasi,lantas apa? Setelah kran dibuka, adakah air yang mengairinya?

      1. iya yah,
        dilepas gitu aja,
        kadang malah dipindahin tempat/posisinya,
        sehingga harus merekrut orang baru dan melakukan advokasi baru, terus buang-buang uang dan waktu
        atau malah cuma mau terima enaknya ajah, cari yang berpengalaman….
        air harus mengalir….
        udah mana kebanyakan tuh ya…kalau punya ilmu malah disimpan sendiri…..
        kan sayang….

        rada kaga nyambung, hehe
        harusnya gimana?

    2. Oh iya mas, mas, mungkin ini bisa jadi topik buat PKPP/PKL saya nanti, kebetulan, saya kuliah di Universitas Gunadarma jurusan Profesi Organisasi dan Industri, saya akan coba diskusikan ini ke ibu Nilam Widyarini selaku ketua jurusan, kan lumayan bawa nama kampus.

      Mas Dimas, proposal yang dulu saya kiri ke email kartunet saya kirim ke email mas yah….

      Seandainya ga bisa, berarti ya harus nunggu hingga surat izin praktek saya sebagai psikolog keluar dan disokong ini itu.

      Kalaupun tetep ga bisa, mungkin ada yang mau nerusin ide ini juga boleh…

      Mohon maaf,
      Terima kasih

      1. 26/5/2014,
        aku barusan bicara sama bu Nilam namun tidak diizinkan karena masih mahasiswa dan harus di acc sama psikolog yang mau ikut namun karena kami disini tidak memiliki psikolog pendidikan, jadi belum bisa.

        mungkin memang belum jalannya.

        karena aku harus memperhatikan sisi psikologi serta kode etik kami serta mengikuti aturan/izin.

        Semoga kelak bertemu psikolog pendidikan yang sejalan,
        amin.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *