Kiat Menulis Kisah Perjalanan

Kisah perjalanan termasuk salah satu jenis nonfiksi yang mudah untuk ditulis, karena kamu tidak perlu mendekam di perpustakaan berminggu-minggu demi mencari buku referensi yang dibutuhkan untuk topik tulisanmu. Justru sebaliknya, kamu bisa menulis sambil bersenang-senang di sepanjang perjalanan ke luar kota, ke luar pulau, atau ke luar negeri. Ahaayy… siapa tahu, suatu hari nanti kamu punya kesempatan belajar atau bekerja atau liburan di luar negeri. Amiiinn…. 🙂

Nah apa saja hal-hal mengasyikkan yang perlu kamu ketahui untuk menulis kisah perjalanan?

1. Ingat-ingat setiap detail tempat, suasana, dan kejadian menarik di sekelilingmu selama dalam perjalanan. Dan ini bukanlah hal yang menyulitkan, karena yang harus kamu ingat biasanya adalah hal-hal yang menyenangkan bukan? Untuk menghindari lupa, bawalah selalu buku catatan atau laptop kecil. Begitu melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang unik dan menarik, segera tulis, jangan tunda sampai lupa. Selain buku catatan dan laptop, ponsel dengan fasilitas rekam dan kamera untuk memotret juga bisa kamu manfaatkan untuk mengabadikan hal-hal menarik selama di perjalanan.

2. Tulis kisahmu secara kronologis. Ini satu lagi kemudahan dalam menulis kisah perjalanan. Tulis saja ceritamu sesuai urutan kejadian. Kalau kamu pergi dengan naik kereta, maka kisahmu bisa dimulai dari jam berapa kamu tiba di stasiun. Lanjutkan dengan menceritakan lama perjalanan, rute perjalanan dan kota-kota yang dilewati, dan jam berapa tiba di stasiun kota tujuan. Terus lanjutkan dengan cerita tentang perjalanan ke penginapan, suasana khas di kota itu, suasana penginapan, makanan khas, kendaraan tradisional, dan hal-hal menarik lain seperti cara khas penduduk setempat menyapa pendatang atau turis, dan sebagainya. Terus catat dan rekam semua kejadian menarik di sana sampai kamu pulang lagi ke kotamu.

3. Sebagai pemandu dalam menulis, gunakan rumus 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How) alias Siapa, Apa, Kapan, Di mana atau Ke mana, Mengapa, dan Bagaimana. Cara menggunakan panduan 5W+1H adalah dengan mengajukan pertanyaan yang harus dijawab. Jawaban pertanyaan 5W+1H harus terangkum dalam tulisanmu. Tentu saja dengan penjabaran secara deskriptif.

4. Cari hal yang menarik dan unik, amati secara mendalam, lalu tulis dengan menggunakan sudut pandangmu. Bila perlu, adakan dialog dan ikuti kegiatan yang dilakukan penduduk setempat. Contohnya begini: “Setelah capek jalan pagi, kami ngaso di pinggir sungai sambil merendam kaki. Eh, ternyata kami bertemu dengan seorang ibu setengah baya yang sedang memukul-mukul batu kali. Saya penasaran. Sambil coba-coba ikut memukul batu kali, saya ngobrol dengan ibu tersebut tentang apa yang dia lakukan. Ternyata ibu ini adalah pengumpul batu kali. Batu-batu kali ini dia kumpulkan dari pinggir sungai, lalu dipukul-pukul sampai pecah menjadi potongan-potongan sebesar kepalan tangan. Pecahan batu kali ini dia jual ke bosnya, dan oleh bosnya dijual ke kota. Hmm… siapa tahu batu kali yang kita pakai untuk membangun rumah kita adalah hasil pukulan si ibu tua itu. Oya, ternyata tenaga saya tidak sekuat tenaganya. Meskipun tangan saya sampai pegal dan memerah, saya tidak berhasil memecah batu kali itu satu butir pun. Padahal si ibu bisa memecah batu itu menjadi potongan-potongan kecil hanya dalam beberapa kali pukul saja. Duh….”

5. Gunakan kekuatan indera pendengaran, penciuman, dan perabaanmu untuk menggambarkan atau menceritakan sesuatu dalam tulisanmu. Contoh tulisan dengan gaya seperti ini tampak jelas dalam kisah-kisah perjalanan yang ditulis oleh Pak Irwan Dwi Kustanto. Misalnya saja, untuk menggambarkan tinggi suatu candi, Pak Irwan tidak menyebutnya dalam satuan meter, tapi menyebutkan jumlah anak tangga yang harus dia naiki sampai tiba di puncak candi. Unik dan eksploratif bukan? Silakan baca majalah Diffa bila ingin tahu lebih jauh (ciieeehh…. sekalian promosi nih…)

6. Tulisanmu akan lebih menarik lagi bila menampilkan sedikit fakta ilmiah tentang daerah yang kamu kunjungi. Misalnya, bila kamu berkunjung ke Danau Kelimutu, kamu bisa tuliskan juga letak danau ini secara geografis, luas dan dalam danau, volume air danau di musim hujan dan musim kering, penyebab perbedaan warna air di ketiga danau, dan fakta-fakta ilmiah lain. Informasi ilmiah seperti ini sangat mudah didapatkan di internet, misalnya di situs wikipedia. Kuncinya: jangan malas!

7. Sejarah, legenda atau bahkan mitos tentang daerah yang bersangkutan juga menarik untuk ditulis. Misalnya, kamu bisa tuliskan sedikit kisah tentang asal kata “Banyuwangi”, atau cerita tentang asal-usul Pulau Samosir. Informasi seperti ini biasanya bisa kamu tanyakan langsung ke pemandu wisata atau penduduk setempat saat berkunjung ke sana.

Nah, bagaimana? Tidak sulit kan? Ayo mulai menulis!

Wassalamu’alaikum wr wb.,
Duren Sawit, 16 November 2011
Mila K. Kamil

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Sakti Wibowo

Pegiat di FLP dan penulis buku Tanah Retak

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *