Lukisan Jari

Genap sewindu mengenalmu
Bertumpuk surat, beratus perangko
Suaramu renyah di lembar kertas
Tawamu mengalir pada tinta biru

Aku berani menebak
Kau pasti gadis serupa bola bekel
Mainanmu tempo dulu
Tak sabar segera menemuimu

Matahari di atas topi hitam
Aku berdiri tepat di depan pintu museum
Namamu terpampang di papan putih
Seorang wanita muda menyuruhku menunggu, “Kau kah itu?”

Wanita di depanku bercerita
Kau pemilik bangunan ratusan lukisan
Lentik jarimu menari indah di tembok
Kagumku memenuhi ruangan

Wanita muda itu berlalu memanggilmu
Kulepaskan topi
Kuatur detak jantung
Suaramu merdu di belakang

“Selamat datang, maaf lama menunggu.”
Kuputar badan secepat kilat, dan
Serasa halilintar menyambar kesadaran
Mendapati kau berdiri, tanpa bola mata

Last Updated on 10 tahun by Redaksi

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *