Memilih Topik Tulisan

Memilih topik tulisan nonfiksi seringkali menjadi batu sandungan bagi penulis pemula. Sepertinya sulit sekali mendapatkan ide, padahal ide tulisan bertebaran di mana-mana. Sebenarnya yang menjadi masalah adalah: ide atau topik mana yang harus ditangkap?

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih topik adalah dengan mengamati serta mempelajari topik yang sering muncul di surat kabar atau majalah. Karena media cenderung untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pembacanya, maka topik yang disukai media biasanya adalah topik yang juga disukai pembaca, seperti:
1. Hal-hal yang berhubungan dengan manusia (human interest). Misalnya: kesehatan, hak asasi manusia, lingkungan hidup, persahabatan, hubungan antarpersonal, dan lain-lain. Media yang banyak memunculkan topik semacam ini adalah majalah dan tabloid wanita.
2. Hal-hal yang berhubungan dengan drama kehidupan. Setiap orang, sejak zaman dulu, selalu menyukai drama. Banyak aktivitas kehidupan kita yang berkaitan dengan dramatisasi. Mulai dari dramatisasi yang dibolehkan, seperti dokter anak yang berusaha menyenangkan hati pasiennya dengan cara “bermain drama” supaya pasiennya itu mau diperiksa, sampai dramatisasi yang terlarang, seperti orang yang mati-matian korupsi supaya cepat kaya. Angkatlah topik-topik yang berpotensi memainkan emosi pembaca sebagai bahan tulisan.
3. Hal-hal yang aneh dan ganjil; boleh jadi sesuatu yang dulu dianggap mustahil, tapi sekarang menjadi kenyataan, misalnya saja komputer bicara untuk tunanetra. Bagi kebanyakan orang, komputer bicara adalah sesuatu yang aneh dan baru. Segala hal yang aneh tapi nyata merupakan bahan artikel yang selalu dinilai menarik.
4. Hal-hal yang mempunyai nilai guna atau efek pada pembaca. Boleh jadi berupa kiat-kiat, seperti cara menghilangkan stres, cara beternak belut, kiat membaca efektif, dan lain-lain. Minat dan kebutuhan setiap orang berbeda-beda, jadi hampir tidak mungkin kita kehabisan ide.

Sambil memilih topik, pertimbangkan pula hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah topik ini relevan? Pilihlah topik yang relevan atau sesuai dengan disiplin ilmu, latar belakang pendidikan, pengetahuan, atau bidang keahlian kita. Tidak perlu memaksakan diri menulis sesuatu yang tidak kita ketahui atau di luar jangkauan keahlian dan kemampuan kita.
2. Apakah ada nilai didaktis (mendidik) di dalamnya? Sebisa mungkin, pilihlah topik yang mempunyai muatan didaktis.
3. Apakah topik ini sudah sering dibahas? Pilihlah topik yang aktual, fenomenal, kontroversial, atau masih jarang diangkat. Hal ini penting untuk memancing minat pembaca membaca artikel kita. Jangan memilih topik yang sudah dibahas di mana-mana, karena akan terasa hambar dan membosankan. Tapi juga tidak perlu mencari topik yang terlalu asing dan baru, karena boleh jadi kita sendiri nanti yang kesulitan mencari referensi.
4. Apakah kita memerlukan rujukan tambahan untuk menulis? Bila ya, cari tahu, di mana rujukan itu bisa diperoleh. Rujukan atau referensi sangat penting dalam penulisan nonfiksi. Salah satu tujuannya adalah agar kita dapat menulis secara terpandu, lebih efektif dan lebih efisien.
5. Majalah atau koran apa yang paling sesuai untuk tulisan kita? Apa nama rubriknya? Saat menulis, sebaiknya kita sudah punya sasaran, tulisan kita akan dikirim ke media apa dan untuk rubrik apa. Semakin kita memahami karakter media dan rubriknya, semakin mudah bagi kita menyesuaikan isi dan gaya tulisan kita.

Setelah kita menetapkan topik, jangan lupa menyempitkan topik tersebut agar pembahasan menjadi lebih tajam dan mendalam. Topik yang fokus dan terbatas akan lebih mudah dikembangkan menjadi tulisan yang singkat, padat, detail, dan dengan pesan yang jelas. Sebaliknya, topik yang tidak fokus akan membuat tulisan kita tidak berisi dan melebar ke mana-mana.

Rujukan:
Semi, M. Atar. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Cetakan pertama. Bandung: Penerbit Mugantara Bandung. 1995.
Sumadiria, M.Si., Drs. AS Haris. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis Penulis & Jurnalis Profesional. Cetakan kelima. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2009.

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Sakti Wibowo

Pegiat di FLP dan penulis buku Tanah Retak

1 komentar

  1. Terima kasih atas tulisannya, sering kali saya kesulitan memilih topik terutama saat ide-ide bermunculan (sombooong). Memang akan lebih enak kalau relevan sama bidang studi, cuma sayangnyaaa….saya tertarik sama Psikologi. Yang namanya Psikologi itu kan luas, kita berinteraksi seperti ini saja sudah termasuk di dalamnya yang bisa dikaitin sama teori. Gimana ya biar fokus dan ngga lari-lari secara mandiri? MAsih bergantung sama editor nih, payah!

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *