Memulai Langkah Bersama melalui We Care!

ayo kukejar

Apa itu We Care?

Data Kementerian Sosial RI tahun 2014 memperlihatkan bahwa jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai angka 7 juta orang, dengan 1,7 juta di antaranya merupakan cacat telantar. Akan tetapi, keberadaan para penyandang disabilitas dengan jumlah yang relatif tinggi tersebut belum diimbangi dengan dukungan moril maupun materil yang cukup dari pemerintah dan masyarakat umum. Penyandang disabilitas sesungguhnya memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas dan perlakuan yang sama dengan orang lain pada umumnya dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Meskipun demikian, mayoritas institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi, belum menyediakan fasilitas umum yang memadai bagi para mahasiswa yang menyandang disabilitas. Salah satu di antaranya adalah keterbatasan jalur khusus kursi roda untuk menaiki undakan dan pegangan di beberapa tempat, seperti kamar mandi. Hal ini tentunya akan menyulitkan para mahasiswa yang menggunakan kursi roda untuk menaiki undakan.

We Care adalah sebuah bentuk kegiatan yang memiliki kontribusi dalam hal pengabdian kepada masyarakat, sebagai wujud realisasi dari salah satu aspek dalam Tridharma Perguruan Tinggi. We Care tahun lalu (2014) mengusung   tema   “Berbagi   Jalan   dengan   Sesama” dengan tiga rencana kegiatan, yaitu Sensitivity Training, Acara Puncak (FGD), dan Advokasi.

Karena itulah, We Care 2015 sebagai proyek BEM Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang didasari oleh social movements, berusaha untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai disabilitas serta mengubah sudut pandang masyarakat terhadap kaum difabel. We Care diharapkan dapat merealisasikan pengadaan fasilitas umum untuk komunitas disabilitas, khususnya di lingkungan universitas, sebagaimana yang telah dicanangkan dan direncanakan bersama pada tahun sebelumnya. Bentuk pengabdian masyarakat, khususnya kepada para penyandang disabilitas ini diharapkan dapat menjadi awal langkah bersama realisasi fasilitas yang bermanfaat untuk menunjang kegiatan dan kemandirian mereka dalam menuntut ilmu. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan rasa kepedulian dan empati masyarakat terhadap kaum disabilitas.

Acara We Care akan dilaksanakan pada tanggal 7 November dan 21November 2015 di beberapa lokasi yang berbeda sesuai rangkaian acara yang ada.

 

Apa saja rangkaian acara We Care?

Acara ini diawali dengan field trip yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 7November 2015 dan Acara Puncak pada Sabtu, 21November 2015. Acara puncak akan diikuti oleh seluruh peserta dan panitia We Care, pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara, dan lembaga-lembaga dan komunitas-komunitas psikologi.

  1. Field Trip pada 7 November 2015
  • Diadakan di Wisma Chesire, Jakarta Selatan
  • Acara :
  1. Sharing dengan penyandang disabilitas mengenai kehidupan mereka
  2. Cooking Class
  3. Bemain bersama
  • Peserta :
  1. Penyandang disabilitas dari Wisma Chesire
  2. Mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia

 

  1. Acara Puncak pada 21 November 2015
  • Diadakan di Gedung RIK, Universitas Indonesia.
  • Peserta :
  1. Mengundang mahasiswa penyandang disabilitas yang telah ikut berpartisipasi pada kegiatan We Care 2014, mengundang perwakilan BEM universitas-universitas lain yang belum hadir. Tujuan utama undangan ini adalah untuk membagikan pengalaman pengajuan pengadaan fasilitas umum penunjang aktivitas para mahasiswa penyandang disabilitas yang telah dibuat pada kegiatan sebelumnya.  Diharapkan pengalaman advokasi ini dapat menjadi rekomendasi untuk tindak lanjut berikutnya.
  2. Menghadirkan pihak-pihak yang berkompeten sebagai narasumber, seperti komunitas yang fokus memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, perwakilan ASEAN Disability Forum, dan pihak kementerian Indonesia (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kementerian Sosial) untuk memberikan feedback atas upaya ini dan memperjelas pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
  • Acara :
  1. Menyerukan kesepakatan “Memulai Langkah Bersama” untuk Advokasi pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung penyandang disabilitas di institusi masing-masing.

Last Updated on 6 tahun by Redaksi

Oleh Marcela Krisnanda

BEM Psikologi UI. Official media partner with Kartunet

4 komentar

  1. Saran saya jangan cuma fasilitasnya saja tapi dari sisi Psikologi perlu diperhatikan mulai dari individunya atau disabilitasnya, keluarganya, dosen atau gurunya, lingkungannya mulai dari penerimaan, pengembangan potensi dan kompetensi dari disability person ini sehingga bisa maju, membantu disabilitas ini dalam keterbatasannya sehingga bisa kaya orang normal diseluruh ranah bidang di dunia pendidikan dan pekerjaan. Sehingga kita, Indonesia bisa maju kaya di luar negeri sana yang merhatiin betul disabilitas bukan membiarkan si penyandang disabilitas mengeksploitasi dirinya karena ga mampu ini itu. Yang dicaripun jangan milih milih misal yang berprestasi saja seperti menang olimpiade menang lomba kursi roda tapi perhatikanlah orang yang ga ato kurang mampu di finansial dan kekurangan lainnya sehingga yang miskin bisa berubah jadi kaya yang bodob bisa berubah jadi pintar. Jadi semua bermanfaat tanpa diskriminasi. Hidup disabilitas….

  2. seorang tunanetra ditakuti untuk masuk profesi psikologi mbak
    sayapun terancam terhenti
    saya ditakuti ilmunya ga bisa kepake walo lulus jadi diskriminasi

    dulupun ada tunarungu susah kuliah di psikologi sampai lama. orang psikologi ga perduli hanya membiarkan kami mengeksploitasi diri terpuruk dengan keadaan kami.

    andai saya bisa milih ga jadi disabilitas
    andai saya bisa milih ga nyasar di Kartunet
    andai saya bisa milih ga dilahirkan

  3. Perduli.disabilitas gimana? Nyatanya psikologi ga user friendly dan aksesibel buat penyandang disabilitas. Kenyataan pahit ini harus saya telan. Mereka hanya fokus pada kekurangan saya sebagai penyandang disabilitas yang saat ini ganda

  4. Ayoooo yang mau lebih mewujudkan kepedulian dengan anak disabilitas, ikut acara We Care!

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *