Percaya Diri Menghadapi Ujian Nasional 2015

Jakarta, Kartunet – Dalam hitungan hari, Ujian Nasional atau UN akan dihadapi oleh para siswa SMA, SMP, hingga SD. Pada umumnya, Ujian Nasional menjadi ‘momok’ menakutkan bahkan tak kurang yang merasa stress atau putus asa lalu membeli bocoran jawaban. Apabila kamu merasa tidak percaya diri menghadapi Ujian Nasional 2015, mungkin beberapa pelajaran dari para difabel yang belajar di sekolah reguler dan mengikuti UN dapat menginspirasimu.

Pertama, para siswa berkebutuhan khusus cenderung tidak memperoleh akses persiapan Ujian Nasional yang sebanyak siswa pada umumnya. Hal ini karena pada umumnya Bimbel, atau program bimbingan belajar, tidak mengakomodasi kebutuhan mereka. Terlebih khusus untuk siswa difabel yang dari keluarga ekonomi lemah, lebih tak mungkin lagi berharap mengikuti Bimbel. Jadi, mereka biasanya hanya berusaha keras untuk belajar dan mendapat latihan soal dari program pemantapan di sekolah untuk persiapan UN. Nah, masih merasa kurang pede ikut Ujian Nasional dengan segala persiapan dan Bimbel kamu?

Kedua, siswa difabel atau berkebutuhan khusus saat mengikuti Ujian Nasional lebih sulit kemungkinannya untuk nyontek atau pakai bocoran jawaban. Apalagi buat siswa yang tunanetra atau punya keterbatasan penglihatan, mustahil kan bisa lirik kanan-kiri untuk minta jawaban? Tapi buktinya hampir tak pernah ada pemberitaan yang menyatakan bahwa mereka tidak lulus Ujian Nasional. Malah beberapa di antaranya dapat lanjut terus melewati seleksi penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN). Nah, apa masih juga merasa kurang pede apalagi sampai cari-cari bocoran jawaban?

Terakhir, jika kamu biasanya ujian dalam satu ruangan yang berisi minimal 20 orang dan hanya diawasi oleh 2 atau tiga orang pengawas, berbeda dengan mereka. Untuk siswa difabel, khususnya tunanetra, satu ruangan khusus digunakan untuk satu orang ujian yang didampingi oleh dua pengawas! Ini menambah bobot poin kedua di atas, bagaimana mau nyontek coba jika rasionya dua lawan satu? Hal ini memang benar sebab untuk mengerjakan Ujian nasional, seorang siswa tunanetra biasanya didampingi oleh dua guru pengawas yang satu orang bertugas membacakan soal, sedang yang lain membantu menuliskan jawaban siswa dalam lembar jawaban. Mungkin kamu berfikir bahwa ada perlakuan khusus seperti waktu tambahan? Tidak, karena mereka akan mulai mengerjakan soal dan mengakhirinya dengan tanda bel yang sama dengan siswa lainnya.

Dari tiga hal tersebut, apakah masih juga kamu merasa tidak percaya diri menghadapi Ujian Nasional 2015? Dengan semua persiapan kamu, dengan segala kelebihan yang kamu miliki, sudah seyogyanya menjadi lebih bersyukur dan lebih percaya diri mengerjakan UN nanti dong ya. Tak ada alas an untuk takut, apalagi putus asa. Dengan kerja keras yang disertai do’a, tentu semua akan berjalan sesuai rencana. Jika para siswa difabel atau berkebutuhan bisa, masa sih kamu malah ga pede? (DPM)

Last Updated on 9 tahun by Dimas Prasetyo Muharam

Oleh Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

1 komentar

  1. udah lewat beberapa tahun sejak UN, tapi tulisan ini nampar banget. memang betul sebelum UN takutnya berlebihan, nggak terpikir ada orang lain dengan lebih banyak keterbatasan tapi lebih pede.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *