Prasangka pada Pemberian Tuhan

Sahabat sering kali dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat realitas hidup yang kita anggap itu kurang adil atau tepat mengenai apa yang telah diberikan Allah kepada kita, sering kali kita melihat kehidupan orang-orang yang jauh dari agama seperti seorang koruptor justru kehidupan mereka jauh terlihat sejahtera dan makmur ketimbang kehidupan dari orang-orang yang selalu berusaha untuk selalu mendekatkan diri dengan Rob nya.

Realitas hidup yang demikian itu sering kali banyak membuat orang-orang yang ingin berusaha mendekatkan diri dengan Tuhannya dan menjalankan perintah agamanya menjadi bimbang bahkan banyak diantara mereka yang berpaling karna mereka menganggap bahwa Allah telah tidak adil dalam memperlakukan hambaNya antara orang yang beriman/orang yang berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada robNya dan yang tidak beriman/ orang yang jauh dari ajaran agama,. Sahabat tidaklah demikian, perasaan dan fikiran-fikiran itu merupakan tipu daya syaitan agar kita yang ingin berusaha untuk mendekatkan diri dengan kehidupan rohani dapat tergelincir dengan cara kita bersuuzon terhadap karunia dan pemberian yang telah diberikan Allah.

Sahabat, pada faktanya dalam Al-quran Allah menjelaskan bahwa apa yang selama ini kita angap kesenangan dan kenikmatan yang orang-orang dapat melalui cara menjauhi jalan Allah seperti para koruptor yang mencari harta dengan mengambil yang bukan merupakan haknya ternyata bukanlah merupakan wujud kasih sayang Allah tapi merupakan salah satu bentuk hukuman dari Nya.
Allah berfirman: “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah deberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” Qs: 6-44
Sahabat dari ayat tersebut diatas jelaslah bahwa apa yang selama ini kita sangkakan terhadap Allah merupakan kesalahan dan kebodohan kita. Namun dimikian kita pun tidak diperbolehkan menghakimi bahwa orang-orang yang terlihat dalam kehidupan mereka penuh kesenangan dan kenikmatan tergolong orang-orang yang jauh dari jalan Allah , dan sebaliknya orang-orang yang dalam kehidupannya penuh dengan penderitaan tergolong orang yang dekat dengan Allah. Karna beriman/tidahnya seseorang tidak dapat diukur dan dilihat dari kesenangan dan kemudahan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Maka dengan demikian mari kita bersama untuk bermuasabah diri dari apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita selama ini sehingga kondisi kehidupan kita seperti saat ini.
Kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan dari saya pribadi

Last Updated on 7 tahun by Redaksi

Oleh Sapto Kridayanto

Seorang tunanetra, karyawan di salah satu Bank Swasta di Jakarta. Koordinator program Kartunet Community 2013-2015.

5 komentar

  1. Keren tulisannya. thanks ya uda mengingatkan n untuk infonya QS. 6:44 nanti saya cek lg. Ga nahan ama commentnya di atas tentang syukur yg negatif 😀
    iya kita memang harus sering-sering ingat dgn-Nya yg uda memberikan kehidupan yg indah ini n bertemu dgn orang2 yg luar biasa menyenangkan.
    Salam kenal ya mas 🙂

    1. tapi kita juga harus hati2 bahwa rasa syukur yang terlaksana sebatas-kata juga dapat berbahaya. Seperticontoh “wah, hebat sekali. inspiratif. Saya jadi harus lebih bersyukur dan semangat dalam hidup”. Terus, apa selanjutnya? tak adayang diperbuat kecuali hanya untuk diri sendiri. Padahal rasa syukur itu diwujudkan dengan kita berbagi dan berbuat sesuatu pada makhluk ciptaan Allah yang lain.

  2. setuju mas bro, dalam hidup kita hendaknya selalu bersyukur dengan apa yang kita telah miliki, meski tidak semua bentuk rasa syikur itu baik, banyak juga syukur itu yang sifatnya negatif seperti syukur karna koropsinya ga ketahuan, syukur karna selingkuhnya ga ketahuan dan banyak syukur-syukur yang lain yang sifatnya negatif yang membuat prilaku buruknya tidak terungkap….

  3. super sekali. ya, memang hanya dengan selalu berprasangka baik pada Allah itu yang membuat kita semuamasih dapat hidup hingga detik ini. Jika hanya negative thinking yang dipakai, kita sama saja mempersulit hidup yang sudah rumit.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *