Galau Tandus

Bermandi air mata, bertemankan luka, ada derita dalam setiap desah nafasnya. Bantal-guling teman setia. Di pembaringan ia menghabiskan sisa hidupnya. Seperti jemuran saja, jika ingin bertemu mentari, haruslah ada orang yang membantu ia keluar dari kamar dukanya. Dan jika ingin kembali ke tempat peraduannya, harus di angkat pula oleh tangan-tangan lain. Tak mampu ia melakukannya… Lanjutkan membaca Galau Tandus

Gelapmu Terangiku

Kata-kata “tak ada yang abadi di dunia ini” ternyata bukan hanya sebatas kata. Aku benar-benar memahaminya kali ini. Ya, sejak kecelakaan yang membuatku masih harus terbaring dirumah sakit hingga saat ini. Kecelakaan yang membuat kakiku lumpuh. Tidak bisa berjalan, bermain, apalagi menari yang merupakan hobiku sejak kecil. Aku tahu ini hanya untuk sementara, dokter sendiri… Lanjutkan membaca Gelapmu Terangiku

Aku dan Malam Mingguku

Diam, dan memperhatikan dia dari jauh. Terasa berdenyut kencang nadi ini. Ia melihatku dan tersenyum lembut. Saat itulah duniaku terasa teralihkan. Ini keindahan yang nyata bagiku bahkan terlalu nyata. Mawar, persis namanya. Ia cantik, mempesona, mengagumkan dan indah, namun ia tak berduri, berwarna merah atau putih, berakar apalagi berdaun. Sungguh menggoda kaum adam dan membuat… Lanjutkan membaca Aku dan Malam Mingguku

Ku Raih Mimpi Dengan Cinta

Di kala mentari menyinari alam semesta Sosok wanita tua renta selalu membelaiku Wanita itu selalu menyinari hari-hariku yang kelam Bagiku ia bagaikan sang surya yang selalu menjadi tonggak kehidupan ini   Saat itu aku malu, malu untuk menatap dunia Ketika dunia menertawakan keterbatasanku Ketika dunia mengejek kemampuan yang ku miliki Di saat itulah wanita itu… Lanjutkan membaca Ku Raih Mimpi Dengan Cinta

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai

Hujan Jatuh di Matamu

Hujan jatuh. Rindu mengepung. Tak pernah benar-benar terbendung.  * * * Cerita ini adalah cerita dari mantan pacarku, Risma. Ia baru saja selesai bertutur beberapa jenak lalu ketika hujan luntur. Tentang dirinya. Tentang kekasihnya. Bibir dan matanya mengadu. Hatinya mengaduh. Setiap yang menyaksikan cara bertutur tentang lelaki pujaannya akan mengerti betapa cinta tidak pernah diam-diam… Lanjutkan membaca Hujan Jatuh di Matamu

Thank You for Everything

“Khifaaaaaaaaaa…….Bangun khif katanya mau kesekolah kamu kan masuknya jam setengah 7 sekarang udah jam setengah 6 kamu belom bangun juga?! Khifaaa bangun Khif!!!” bentak bunda. “Iya bunda….khifa udah bangun,duduk dulu arwahnya belum ngumpul” *sambil ngulet diatas kasur* “Khifa! Gak ada alasan lagi kalau sampai bunda keatas kamu masih ngulet-ngulet diatas kasur,bunda potong uang jajan kamu!”Ancam… Lanjutkan membaca Thank You for Everything

Peristiwa Akhir Sekolah

Beberapa hari lagi pengumuman hasil ujian akhir sekolah. Jantung berdebar, pikiran gelisah, semua serba resah. Waktu penantian sungguh tidak menyenangkan. Yang lebih meresahkan ialah harus berpisah dengan kawan-kawan sekolah. Memulai hidup dengan arah dan tujuan masing-masing dan bertemu dengan kawan-kawan baru di sekolah baru. Meninggalkan bangku SLTP untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. … Lanjutkan membaca Peristiwa Akhir Sekolah

Kakman dan Keluarga Disabilitas #3

Aku pernah mendengar, bahwa kita tidak mungkin mampu merubah apa yang telah di tetapkan Tuhan. Kematian, laki-laki dan perempuan, bahkan terjadinya siang dan malam, Tuhan berkuasa atas itu semua. Kalimat itu kini kembali mengalun dalam benakku. Entah menghibur atau mengingatkan aku bahwa garis Allah tidak bisa di potong, di ubah, atau di hapus. Yang jelas,… Lanjutkan membaca Kakman dan Keluarga Disabilitas #3

AKU DAN JATUH CINTA (3-8)

Ah tidak … bukan suaraku, hanya mirip saja. “Selamat berbahagia Dania, semoga bung ini ….” Terdengar suara lain dan rekaman itu berakhir. Maksudku, bukan berakhir tapi terputus. Terkesan rekaman itu dimatikan  secara mendadak oleh si perekam. Aku tak tahu suara siapa. Tapi tiba-tiba saja ada rasa tidak nyaman ketika aku mendengar suara itu. Suaranya menimbulkan… Lanjutkan membaca AKU DAN JATUH CINTA (3-8)

HEWAN ASIN

Asep, Dayat, Eungkoy, dan Darman, empat sahabat Situ Babakan yang sering nongkrong di warung kopi Kang Muklis. Mereka adalah segelintir orang yang menjadi korban pengangguran di negeri ini. Warga Situ Babakan sebenarnya agak jenuh juga ketika melihat empat anak muda ini sering nongkrong ngobrol tak karuan di warung Kang Muklis. Namun warga cukup simpatik pada… Lanjutkan membaca HEWAN ASIN