Silaturahmi berasal dari shilah (menghubung) dan rahim (kasih sayang/unconditional love).
Silaturahmi dilakukan dengan sesama mahkluk, baik sesama manusia (Hablumminannas), binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda mati.
Hadist Nabi dalam kalimat pendek dimana individu maupun anggota masyarakat yang bersilaturahmi akan memperpanjang umur, memperbanyak rezeki.
Sulaiman AS bersahabat dengan burung, ikan liar, binatang, angin, jin dan malaikat serta saling membantu dalam menyelesaikan masalah dan tantangan yang dihadapi.
Rabi’ah al Adawiyah yang merupakan seorang sufi wanita bersahabat dengan binatang buas dan burung liar.
Rasulullahpun bersahabat bahkan memberi nama terhadap binatang (unta, kuda) dan peralatan (cangkir, sisir). Beliau mengajarkan memberi salam ke rumah kosong dan kuburan.
Silarahmipun tidak terputus sekalipun individu sudah wafat, dalam banayak hadis menganjurkan untuk mendoakan orang yang sudah wafat.
Sumber : Khazanah Ramadhan, Republika, Jumat, 25 Juli 2014
Selain itu, orang-orang yang memutus silaturahmi karena marah, benci, malas, sakit hati atau apapun alasannya akan terkena hukum. Ada hadist yang menyatakan bahwa barang siapa yang memutus silaturahmi, maka kuburnya akan dipersempit.