Taburlah Cinta dan Tuaila Kebahagiaan

Seorang pemuda merasa hidupnya sangat kosong dan tidak bahagia. Ia datang pada seorang pria tua yang terkenal bijak di lingkungannya.

“Bapak, apa yang harus saya lakukan agar saya merasa bahagia? Berfoya-foya dan menikmati harta semua sudah saya lakukan, tetapi tidak ada sedikitpun rasa bahagia muncul di dalam hati saya,” kata pemuda itu.

“Hmm, jadi kau ingin bahagia ya? Ini, ambillah roti-roti ini dan bagikanlah pada orang-orang yang kau temui di jalan. Berikan pada orang yang terlihat lapar dan sangat membutuhkannya,” kata sang pria tua sambil memberikan sebuah kotak yang berisi banyak roti.

Baca:  Bagaskara Kemerdekaan

“Hanya itu saja? Itu terlalu mudah” kata pemuda itu ragu.

“Sudah lakukan saja, kau ingin bahagia kan?” kata pria tua menegaskan perintahnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi sang pemuda pergi dan membagikan roti-roti itu pada orang-orang yang ia temui di jalan. Pengemis, gelandangan, bahkan penjual makanan kelilingpun semuanya ia beri roti karena memang stoknya banyak. Setelah selesai ia segera kembali menemui pria tua bijak tadi.

“Pak, saya sudah lakukan semua yang anda suruh, tapi tak ada yang saya rasakan. Dimana kebahagiaannya?” tanya sang pemuda kesal.

“Sabar dulu nak, mulai hari ini setiap kali kau selesai beraktifitas ulangilah yang tadi kau lakukan. Yah kira-kira selama seminggulah, pasti kau akan mengalami sesuatu yang menarik,” kata pria tua mantap.

“Baiklah pak, akan saya lakukan.”.

Meskipun ragu, akhirnya sang pemuda melakukannya juga. Setiap hari ia membeli roti dengan uangnya sendiri dan membagi-bagikannya pada semua orang yang ia temui, terutama orang yang terlihat sedang lapar. Akhirnya pemuda ini pun mulai dikenali dan disukai oleh orang-orang di lingkungannya. Kemanapun ia pergi pasti ada orang yang menyapanya, dimanapun ia berada banyak pengemis, gelandangan, dan penjual makanan yang mengajaknya ngobrol. Sejak saat itu hidupnya terasa tidak kosong lagi, dan akhirnya ia merasakan kebahagiaan. Pemuda itu datang kembali pada pria tua bijak untuk mengucapkan terimakasih.

“Tak perlu berterimakasih nak, menolongmu juga adalah bagian dari kebahagiaanku,” kata pria tua sambil tersenyum.

Saat senang ataupun susah, saat bahagia maupun sedih, jangan pernah berhenti menabur cinta dan kebaikan. Dari setiap cinta dan kebaikan yang kita tabur akan tumbuh sebuah pohon yang bernama persatuan, dan pohon itu akan menghasilkan buah yang disebut kebahagiaan.

Baca:  bukti keadilan Tuhan
Bagikan artikel ini
Gawi
Gawi

Saya Gawi. Lahir di Mataram (25-02-2001). Untuk info lain Add facebook saya; Abdul Gawi

Articles: 2

One comment

  1. setuju sekali dengan isi pesannya. bahwa kebahagiaan itu bukan seberapa besar yang kita peroleh, tapi seberapa banyak yang dapat kita berikan. sangat inspiratif kisahnya, dan penulisannya juga baik 🙂

Leave a Reply