TUKANG KREDIT

Kang Uus, tukang kredit peralatan rumah tangga Situ Babakan terkenal baik hati. Ia tak pernah marah kalau pelanggannya terlambat membayar uang tagihan. Ia selalu tersenyum kalau pelanggannya terkadang sering kucing-kucingan bila ditagih berkata, ”Aduuuh…maaf, Kang Uus. Suami saya belum gajian!” Ya, begitulah nasib tukang kredit. ”Demi istri dan anak, saya akan terus berjuang!” Tekadnya dalam hati.

Sore ini Kang Uus berkunjung ke rumah Teh Nilam untuk menagih sisa tagihan sendok nasi yang sudah sati bulan belum lunas. Ketika tiba di depan halaman rumah Teh Nilam yang berupa kebun singkong, rumah dalam keadaan sepi.

”Apa pada pergi ya?” Gumamnya cemas.

”Permisi…ada orang?” Seorang anak perempuan kira-kira berusia 11 tahun, berambut panjang, berwajah lonjong, keluar dari rumah.

”Neng Alif, Ibunya ada?” Sapa Kang Uus menyambut Alif yang melangkah menghampirinya.

”Ibunya lagi pergi Kang! Baru berangkat!” jawab Alif polos. ”Pergi ke Majalaya!” Jawab Alif lagi.

”Oh…” Kang Uus menarik napas kecewa. Tiba-tiba ia mempunyai ide cermelang.

”Alif tahu dimana Majalaya?” Tanyanya penuh simpatik. Anak itu tersenyum lalu berkata sambil cengengesan.

”Enggak Kang! Sebentar Alif tanya dulu sama Ibu.” Anak itu berlari menuju rumahnya sambil berteriak.

”Bu…!!! Majalaya dimana sih? Ditanyain sama Kang Uus!”

Last Updated on 10 tahun by Redaksi

Oleh Senna Rusli

Guru ngaji pesantren Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *