YPAC Berharap Jokowi-JK Lebih Perhatikan Disabilitas

Jakarta, Kartunet – Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Purnamawati Muki Reksoprodjo menyelipkan cita-cita sederhana kepada pemerintahan baru Jokowi-JK untuk masa depan penyandang disabilitas di Indonesia. Dalam acara HUT YPAC ke-60 di Jakarta (5-11), ia berharap para penyandang disabilitas akan mendapatkan kesempatan lapangan kerja yangl ebih baik dan akses di ruang publik yang memadai.

“Saya gak muluk-muluk, dibangunkan trotoar saja, dan juga kesempatan kerja yang sama seperti orang lain. Saya sepakat dengan Bu Megawati bahwa selama ini akses seperti di pesawat dan di tempat belanja sangat memprihatinkan bagi penyandang disabilitas,” katanya saat konferensi pers di YPAC Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,.

Selain itu Purnamawati juga mengatakan bahwa anak-anak didik berkebutuhan khusus di YPAC belum mendapat bantuan program jaminan sosial pemerintah yang berwujud tiga kartu sakti, yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

“Belum ada, tapi ini sedang proses. Tadi Bu Khofifah sudah bisiki-bisik untuk segera diurus,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang hadir dalam acara ulang tahun ke 60 YPAC tersebut mengatakan selama ini penyandang disabilitas masih belum mendapat perlakuan layak di ruang-ruang publik.

“Betapa pentingnya mereka yang harus mendapat tempat di kereta, kapal terbang, ini hal-hal yang sangat praktis,” kata Mega.

Semoga harapan ini ditanggapi positif oleh pemerintah baru pimpinan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla. Sebab penyandang disabilitas juga bagian warga negara Indonesia, sehingga tak ada alasan untuk mengesampingkan hak-hak mereka.(DPM)

sumber: Merdeka.com

Last Updated on 4 tahun by Redaksi

Oleh Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *