BIAS DANAU CINTA (PART III.)

BAB III. Kesadaranku belum sepenuhnya terkumpul saat mama membantu mengenakan jilbab dan merapikan bajuku. “Cepat sedikit, ma?” Panggil papa dari dalam mobil. Jam tiga dini hari itu kami tengah meluncur di jalan sepi menuju asrama. Jerit suara hati ini pun tak dapat mewakili bagaimana hebatnya rasa kehilangan. “Sudah berapa lama sakitnya, bu?” Papa bertanya begitu… Lanjutkan membaca BIAS DANAU CINTA (PART III.)

BIAS DANAU CINTA (PART II.)

BAB II. Ruang aula asrama itu tampak berbeda sekali dari sebelumnya. Didesain menyerupai kelas dengan meja-meja berderet memenuhi ruangan. Ada sekitar 25 bangku dengan masing-masing terdiri dari dua kursi. Di atas meja tampak seperangkat komputer, lengkap dengan headphone dan speaker. Kudengar suara beberapa teman di asrama dan beberapa orang yang tak kukenal, riuh saling bicara… Lanjutkan membaca BIAS DANAU CINTA (PART II.)

BIAS DANAU CINTA (PART I)

Halo! Kartuneters! barangkali ada yang minat baca satu Fiksi lagi yang ingin aku bagikan! semoga dapat terhibur, yah! … BIAS DANAU CINTA ***   Biarpun sepertinya hanya lembar-lembar usang yang sudah patut dimusiumkan pada dasar rasa paling kelam, karena untuk terulang atau hanya sebagai kenangan itu terlampau suram. Namun jelas lembar-lembar itu tiap baris memiliki… Lanjutkan membaca BIAS DANAU CINTA (PART I)