Setetes Embun Di Batas Senja

“Embun pergi dulu, Ayah. Assalamu’alaikum.” kataku sambil mencium punggung tangan Ayah yang semakin kering dan kusam akibat setiap harinya selalu menjelajahi Kota Metropolis di tengah matahari yang bersinar terik.   “Hati-hati nak, jika sudah tidak ada urusan segeralah pulang. Mas-mu sendirian di rumah.” kata lelaki yang berumur kepala empat itu sambil tersenyum manis kepadaku.  … Lanjutkan membaca Setetes Embun Di Batas Senja

Dua Tetes Embun

Ketika petang masih datang membayang dan dingin malam masih menyelimuti insan-insan yang berselimut mimpi, ketika itu aku telah terbangun dari tidurku. Jam dinding usang yang menghiasi tembok kamarku menunjukkan pukul dua pagi. Kulangkahkan kaki menuju ruang kamar tepat di samping kamar tidurku, yaitu tempat di mana dua malaikat kecil kesayanganku terlelap dalam tidurnya.   Kubelai… Lanjutkan membaca Dua Tetes Embun

Nyanyian Rembulan

Ketika rembulan perlahan datang Kau rasakan hadirnya dengan mata batinmu Seolah rembulan itu seorang ibu bagimu Yang kan selalu mendekap hangat dalam dinginnya malam   Ketika rembulan perlahan mendekat Kau rasakan hadirnya dengan senyum terkembang tanpa cela Walau kau tak dapat melihat indahnya rembulan itu Namun sinarnya mampu meyakinkanmu bahwa sang bulan selalu ada untukmu… Lanjutkan membaca Nyanyian Rembulan

Diterbitkan
Dikategorikan dalam KARFIKSI Ditandai