Bandung – Menjadi tunanetra tak surutkan semangat ibu ini untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Seorang diri, ia keliling daerah-daerah di Indonesia untuk mengetahui kualitas layanan pada penyandang disabilitas.
Dilansir dari Pikiran Rakyat, Dr. Hj Murtini SH., MM. penyandang tunanetra warga Komplek Perwira Tinggi Cibubur RT01/15, Jakarta Timur, mulai berkeliling Nusantara sejak 2007. Pada Selasa (4/3/2014), Kota Bandung menjadi kota terakhir mantan dosen Universitas Negeri Riau ini untuk mengetahui pelayanan dan perlakuan para pemimpin daerah di Nusantara terhadap penyandang disabilitas.
“Selama ini banyak masyarakat memandang lemah terhadap penyandang disabilitas, demikian pula dengan pemerintah. Saat saya berkunjung dikira hendak meminta sumbangan. Padahal saya berkeliling Nusantara untuk mengetahui sejauh mana mereka memperlakukan para penyandang disabilitas seperti saya ini, dan pengalaman ini mau saya bukukan dan mungkin akan masuk Muri (museum rekor Indonesia) sebagai pengeliling nusantara wanita disabilitas seorang diri,” ujar Murtini saat berkunjung ke Kantor Redaksi HU Pikiran Rakyat, Jalan Soekarno-Hatta 147, Kota Bandung.
Istri dari seorang pensiunan perwira TNI dan ibu dari enam orang anak ini mengalami ketunanetraan akibat kecelakaan lalu lintas bus Lorena pada pertengahan tahun 2004 di Puncak Pass Cianjur. Saat itu ia akan mengikuti lokakarya perubahan kurikulum. Namun ketunanetraannya tidak menghalangi niatnya untuk berkeliling Nusantara.
Apa yang dilakukan oleh ibu Murtini seyogyanya menjadi teguran bagi pemerintah. Seorang penyandang disabilitas yang jadi kewajiban negara untuk memenuhi hak-haknya, harus berkeliling Indonesia untuk membuktikan kualitas pelayanan terhadap penyandang disabilitas. Semoga fakta lapangan yang didapatkan oleh ibu Murtini tidak dianggap selintas lalu, atau sekedar objek motivasi. Akan tetapi pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu langsung mengambil langkah untuk memperbaiki kualitas pelayanan pada penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.(DPM)
sumber: Pikiran Rakyat