Pahlawan tanpa Publikasi

Jakarta – Bila kita mendengar kata pahlawan, maka yang terlintas di kita adalah deretan tokoh-tokoh pejuang yang pernah menaburkan jasa untuk kemerdekaan Indonesia. Sejumlah foto dan nama yang pernah kita lihat dalam buku pelajaran di sekolah berkelebat cepat bagai kereta api yang sulit berhenti. 

 

Mengapa mereka bisa disebut sebagai pahlawan? Apakah tidak ada sosok pahlawan di jaman kita sekarang ini? Lalu, bisakah kita menjadi pahlawan? 

 

Perlu diingat. Bahwa foto-foto dan nama yang tercetak di buku itu adalah mereka yang pernahberjuang keras untuk memerdekakan bangsanya. Mereka berjuang dengan niat yang tulus. Tanpa ada setitikpun bercampur dengan kepentingan pribadi.  Mereka tak pernah memikirkan, apakah nantinya nama mereka akan diingat dan dicatat dalam buku sejarah. Atau apakah jasad mereka akan di kebumikan di Taman Makam Pahlawan. Yang penting bagi mereka, jangan sampai generasi sesudah mereka mengalami apa yang pernah mereka alami.

 

Dan hasil dari niat yang tulus itu sampai sekarang dapat kita rasakan. Buktinya, Indonesia dapat lepas dari penjajahan. Dan kita bisa menghirup udara kebebasan.  Maka tak heran, bila dengan sendirinya nama mereka dikenang. Itu semua karena hasil jerih payah generasi terdahulu, yang membekas hingga sekarang. 

 

Tapi kemudian muncul pertanyaan. Apakah gelar pahlawan hanya diberikan kepada orang-orang terdahulu yang berjuang di jaman penjajahan? Jawabannya tentu saja tidak. Karena hakikatnya seorang pahlawan adalah mereka yang telah menaburkan jasa bagi bangsa dan negara. Dan tentunya, kehadiran mereka baik saat masih hidup maupun setelah meninggal, haruslah dirasakan manfaatnya. Tak peduli apakah dia orang miskin atau kaya. Tak memandang apakah ia berpendidikan tinggi atau tidak. 

 

Pernah kita menyaksikan sekelompok orang yang memaksakan seorang tokoh masuk namanya ke dalam deretan daftar nama pahlawan. Tapi masalahnya, apakah si tokoh itu benar-benar layak dijadikan sebagai pahlawan? Karena ternyata, hanya kelompok tertentu saja yang bisa merasakan manfaat darinya. 

 

Lalu apakah ada pahlawan di jaman kita sekarang ini? Jawabannya tentu saja ada. Selama ia dengan tulus mau memberi dan berbagi dengan sesama. Selama ada niatan dalam hatinya dengan memajukan bangsa. Tanpa harus terekspos media. Dan tanpa harus dirinya sendiri yang mengaku-ngaku sebagai tokoh yang berjasa. Karna pengakuan sejati dan sesungguhnya, adalah dari orang lain yang merasakan manfaat dari kehadirannya. 

 

Lebih lagi, bila ia mampu berfikir jauh ke depan untuk membangun bangsa dan negara ini. Apapun yang dimilikinya, digunakan semaksimal mungkin untuk mensejahterakan dan kemakmuran orang-orang di sekitarnyaa. Ia pun mampu menghasilkan sebuah karya yang dapat dikenang oleh generasi sesudahnya. Lembar catatan dalam kehidupannya, penuh dengan amal baik, meskipun tak sempat dilihat oleh publik. Namun seluruh amal perbuatan itu diakui, karena dapat dilihat dan dirasakan bekasnya.(Rafik)

Last Updated on 10 tahun by Redaksi

Oleh Rafik

Tiada Mata Tak Hilang Cahaya

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *