Screen Reader Populer di Indonesia

Jakarta, Kartunet.com – Dalam era digital saat ini, penggunaan komputer di masyarakat kita sudah tidak menjadi hal yang mewah lagi. Bahkan menjadi suatu keharusan terutama untuk para kaum terpelajar serta pekerja yang membutuhkan komputer sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Tidak luput kaum tunanetra pun terkena dampak era digital ini.


Namun, yang sekarang menhjadi pertanyaan, bagaimana seorang tunanetra mampu mengakses komputer? Apakah mungkin tunanetra mampu mengoprasikannya seperti orang-orang pada umumnya?


Jawabannya pasti bisa. Buktinya adalah website yang sedang anda kunjungi ini. Website ini memang dirancang oleh para tunanetra yang sudah cukup lama bergelut dibidang tekhnologi komputer. Pertanyaan selanjutnya, dengan apa kaum tunanetra mengakses komputer?

Baca:  Twitmongger, Twitter Client Khusus Screen Reader

Tunanetra dapat mengakses komputer dengan bantuan software pembaca layar (istilah populernya screen reader).


 


Screen reader merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk membacakan setiap teks yang muncul di layar. Kemudian teks itu akan diterjemahkan dalam bentuk audio berupa bahasa atau bisa juga dalam bentuk huruf braille dengan menggunakan hardware tambahan yang ddisebut braille display. Dengan begitu, kaum tunanetra dapat melakukkan pekerjaannya dengan menggunakan komputer. Namun hingga kini, screen reader belum mampu menterjemahkan tampilan-tampilan yang sifatnya berbentuk gambar. Screen reader sudah cukup lama dikembangkan oleh orang-orang yang peduli dengan kaum penyandang cacat (istilah sekarangnya adalah kaum disabilitas)


Ada pun beberapa merek screen reader yang biasa digunakan yakni:


-Supernova (www.yourdolphin.com)


-windows eyes (http://www.gwmicro.com/Window-Eyes/)


– Jaws for windows (http://www.freedomscientific.com)


 


Dari beberapa daftar software screen reader di atas, kaum tunanetra khususnya tunanetra di indonesia, lebih cenderung menggunakan jaws for windows sebagai screen reader pilihan mereka. Karena jaws dinilai lebih bersahabat dengan mereka dari segi kemampuan, aksesibelitas, serta fitur-fitur yang terdapat di dalam aplikasi tersebut yang membuat mereka mampu mengembangkan screen reader ini pada aplikasi-aplikasi yang dinilai masih kurang aksesibel bagi mereka. Faktor lainnya, bahwa pada umumnya tunanetra indonesia ketika mereka belajar mengakses komputer, para instruktur langsung mengenalkan mereka dengan screen reader ini.


Yang sekarang jadi permasalahannya, screen reader tersebut, bersifat komersil dimana para kaum tunanetra harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit jumlahnya untuk mendapatkan satu lisensi software ini.


 


Menjawab keprihatinan tersebut, para pengguna screen reader inipun melakukkan sebuah pencarian baik melalui media internet serta media lainnya, barang kali ada screen reader yang benar-benar digratiskan.

Baca:  Metode Mengetik Sepuluh Jari untuk Tunanetra

Dan pencarian mereka pun akhirnya membuahkan hasil. Hasil pencarian tersebut, dipublikasikan dalam milis-milis yang berkaitan dengan dunia disabilitas.


Screen reader tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah NVDA (none visual desktop access)


http://www.nvda-project.org/


NVDA ini memang bersifat freeware dan open sorce yang memungkinkan setiap pengguna untuk mengembangkan kemampuan screen reader ini sehingga kemampuannya bisa menjadi melebihi screen reader komersil lain.


Kemampuan dasar  NVDA ini sudah cukup mendukung pekerjaan-pekerjaan para kaum tunanetra di dalam mengakses komputer seperti membaca email, browsing di internet, menulis dokumen di dalam pengolah kata seperti MS word, notepad, wordpad, dan lain-lain. Selain itu, NVDA ini dinilai ringan dalam proses kerjanya, serta bersifat portable yang artinya dapat dijalankan tanpa proses instalasi. Jadi sangat cocok jika kaum tunanetra bekerja di komputer orang lain yang sebelumnya tidak dipasang screen reader.


Sekarang, pertanyaannya adalah, mengapa screen reader ini ramah bagi tunanetra Indonesia?


Beberapa alasannya:


–         NVDA ini bersifat freeware sehingga tidak memerlukan tunanetra untuk mengeluarkan dana tambahan.


–         Memiliki ukuran file yang relatif kecil, sehingga dapat diunduh dengan cepat.


–         NVDA ini sudah memiliki opsi untuk bahasa indonesia. Jadi, NVDA sudah mampu melafalkan teks berbahasa Indonesia secara lebih akurat.


–         Mendukung microsoft speech SAPI4 (http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Speech_API), microsoft speech SAPI 5 (http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Speech_API), serta E-Speak (http://espeak.sourceforge.net/ ) yang menjadi komponen internal dari NVDA itu sendiri.


 


Jadi, dapat disimpulkan, bahwa NVDA merupakan solusi screen reader bagi tunanetra Indonesia yang memang belum memiliki finansial yang cukup untuk membeli screen reader yang komersil.(Wijaya)

Bagikan artikel ini
Wijaya
Wijaya

Saya adalah orang yang hobinya membaca dan menulis.

Articles: 23

Leave a Reply