Galau Tandus

Bermandi air mata, bertemankan luka, ada derita dalam setiap desah nafasnya. Bantal-guling teman setia. Di pembaringan ia menghabiskan sisa hidupnya. Seperti jemuran saja, jika ingin bertemu mentari, haruslah ada orang yang membantu ia keluar dari kamar dukanya. Dan jika ingin kembali ke tempat peraduannya, harus di angkat pula oleh tangan-tangan lain. Tak mampu ia melakukannya… Lanjutkan membaca Galau Tandus

Hujan Jatuh di Matamu

Hujan jatuh. Rindu mengepung. Tak pernah benar-benar terbendung.  * * * Cerita ini adalah cerita dari mantan pacarku, Risma. Ia baru saja selesai bertutur beberapa jenak lalu ketika hujan luntur. Tentang dirinya. Tentang kekasihnya. Bibir dan matanya mengadu. Hatinya mengaduh. Setiap yang menyaksikan cara bertutur tentang lelaki pujaannya akan mengerti betapa cinta tidak pernah diam-diam… Lanjutkan membaca Hujan Jatuh di Matamu

Peristiwa Akhir Sekolah

Beberapa hari lagi pengumuman hasil ujian akhir sekolah. Jantung berdebar, pikiran gelisah, semua serba resah. Waktu penantian sungguh tidak menyenangkan. Yang lebih meresahkan ialah harus berpisah dengan kawan-kawan sekolah. Memulai hidup dengan arah dan tujuan masing-masing dan bertemu dengan kawan-kawan baru di sekolah baru. Meninggalkan bangku SLTP untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. … Lanjutkan membaca Peristiwa Akhir Sekolah

Thank You for Everything

“Khifaaaaaaaaaa…….Bangun khif katanya mau kesekolah kamu kan masuknya jam setengah 7 sekarang udah jam setengah 6 kamu belom bangun juga?! Khifaaa bangun Khif!!!” bentak bunda. “Iya bunda….khifa udah bangun,duduk dulu arwahnya belum ngumpul” *sambil ngulet diatas kasur* “Khifa! Gak ada alasan lagi kalau sampai bunda keatas kamu masih ngulet-ngulet diatas kasur,bunda potong uang jajan kamu!”Ancam… Lanjutkan membaca Thank You for Everything

Jodoh

Bersamaan dengan suara azan Subuh dari masjid kampung, Uli merambat turun dari peraduannya. Di atas lantai berlapis semen ia mengesot layaknya ikan lumba-lumba. Perlahan ia menuju ke ruang belakang. Sudah menjadi rutinitasnya tiap pagi sebagaimana perempuan pada umumnya, sibuk di dapur. Menjerang air dan memasak makanan untuk sarapan pagi keluarganya. Meski tanpa kedua kaki, ia… Lanjutkan membaca Jodoh

Serenada Jingga Sang Grahita

Langit yang begitu muram. Hembusan angin kencang disertai tetesan hujan semakin menenggelamkan hatiku pada kubangan rindu yang mencekam. Bangunan tua dengan dinding-dindingnya seperti hangus terbakar, ditambah bagian atap berlubang di sana sini serta sebuah jendela yang menganga tanpa kusen terlebih selembar kaca tampak menambah tampilan bobrok dari halte yang sudah tak jelas fungsi atau legalitasnya.… Lanjutkan membaca Serenada Jingga Sang Grahita

Kenangan pada Sesisir Pisang

Suasana sangat ramai, hiruk-pikuk kegiatan pasar terdengar di telingaku. Aku terus saja berjalan menembus kerumunan tanpa mempedulikan aneka macam bau khas pasar yang menguar di udara. Tidak hanya sekali aku menyenggol orang-orang yang lewat. Pasar padat seperti biasa. Kuayunkan langkahku semakin lama semakin cepat menuju ke kios penjual pisang yang terletak di sudut pasar. Suara… Lanjutkan membaca Kenangan pada Sesisir Pisang

Violet

Taksa tak pernah menyenangi pagi, karena baginya pagi selalu menyuguhkan derita. Ketika suara klakson kendaraan mulai bersahutan, suara perabot di dapur saling beradu, dan ketika manusia mulai menggetarkan pita suaranya satu sama lain untuk menagih perhatian, maka Taksa menekan bantalnya kuat-kuat ke telinga. Jangan sampai ada celah untuk suara hingga terdengar! Jangan!.             Sama seperti… Lanjutkan membaca Violet

Liana

Bosan, bosan, bosan. Itulah yang dirasakan Andre sejak mulai diopname di rumah sakit ini dua hari yang lalu. Demam tinggi yang dideritanya membuat orang tua Andre terpaksa mengantar anak laki-lakinya ke tempat yang paling dibencinya. Dokter bilang Andre terserang tifus, akan lebih baik jika ia dirawat lebih intensif di rumah sakit. Andre menolak mentah-mentah anjuran… Lanjutkan membaca Liana

Tangan Malaikat itu Tak Lagi Ada

Aku leleh berada disini sendiri Aku lelah dengan sepi yang tak kunjung pergi Aku lelah bernyanyi untuk dinding tuli kamar ini Aku lelah memendam semuanya dalam hati   Entah kepada siaapa kuharus berbagi rasa ini Rasa yang begitu nyata untukku, namun tak pernah mmereka coba tuk fahami Bayangan sang waktu yang membawa pekat di tangannya… Lanjutkan membaca Tangan Malaikat itu Tak Lagi Ada