Namaku Cemon, mungkin agak asing ditelingamu. Bahkan mungkin terdengar agak lucu. Ya, mungkin kau menganggap begitu, tetapi aku tidak. Cemon adalah nama terindah yang pernah ku punya di sepanjang umurku. Ya, Cemon, nama yang diberikan dari kekasihku Zargazio Zarexitara atau akrab dipanggil Zag. Cemon itu sendiri memiliki arti ‘sayangku’. Nama lengkapku Cieramor Arevania, yang memiliki… Lanjutkan membaca Cemon
Tag: cerpen
Akhirnya Ku Menemukanmu
Suasana masih lengang saat aku tiba di gedung sekolahku. Seperti biasanya, aku pergi untuk membenahi diri di dalam kamar mandi. Maklum cewek. Aku menatap wajahku di cermin dan membersihkan kulit mukaku dengan cairan pembersih. Kemudian ku sisir rambutku yang panjang terurai dengan sebuah sisir mungil yang selalu setia menemaniku kemanapun aku pergi. Dan, hmmm, sempurna… Lanjutkan membaca Akhirnya Ku Menemukanmu
Dongeng Sepatu
Di dalam sebuah lemari kayu besar berukir indah milik seorang kolektor, tinggalah berbagai jenis sepatu dengan masing-masing corak dan warnanya. Mereka hidup rukun dan damai. Saling menghormati dan menghargai, sudah menjadi budaya yang melekat pada bangsa mereka. Tidak ada cek-cok, pertengkaran, apalagi perkelahian. Mereka begitu teguh memegang prinsip yang sudah diwariskan turun-temurun itu. Rasa iri,… Lanjutkan membaca Dongeng Sepatu
Gendut jadi Primadona
Bel tanda istirahat telah dibunyikan. Semua siswa keluar dari dalam kelas dan melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bermain basket, ke kantin, ngerumpi dan lain sebagainya. Di sudut lorong sekolah dekat kamar mandi, sekelompok pemuda sedang berkumpul. Mereka sedang membicarakan sesuatu. Dodon : ”Hei, lo pada tahu nggak cewek gendut anak kelas B?” Totok : ”Anak… Lanjutkan membaca Gendut jadi Primadona
Malaikat Tak Perlu TOA
Pertama kali dia lihat satu jamur muncul dari semak-semak beludru. Warnanya hijau daun. Merayap serupa pong-pongan pantai berselimut cangkang bulat berhias halimun. Kuncup-kuncup embun ditabur di permukaan cangkang menyempurnakan hiasan dingin. Lalu muncul cangkang lain. Merayap. Berkilau, banyak jumlahnya. Kali ini dari sela pilar istana batu yang menjura angkasa, memayung atap segitiga. Dari sana mungkin… Lanjutkan membaca Malaikat Tak Perlu TOA
Harmoni Cinta di atas Trans Jakarta
Aku menelusuri trotoar jalan yang makin semerawut saja. Banyak pedagang kaki lima yang mengambil sebagian badan jalan, serta banyaknya parkiran liar dari barisan sepeda motor. Hal ini membuatku harus lebih berhati-hati berjalan. Mengingat kondisi mataku yang sudah buta total, ditambah penduduk kota yang tak perduli alias tak tau caranya membantu orang buta. Mereka seenaknya saja… Lanjutkan membaca Harmoni Cinta di atas Trans Jakarta
Arjuna Si Tukang Pulsa
Fajar kembali tiba, pertanda di mulainya hari yang baru untuk segala mahluk ciptaan Sang Mahakuasa. Ayam jantan berkokok memberikan semangat baru untuk menuju hari yang lebih baik. Burung-burung menyanyikan senandung alam sebagai penggugah jiwa-jiwa yang perkasa. Terdengar pula Suara sirene di phone-sel milik seorang anak remaja belasan tahun yang membangunkannya dari lelapnya mimpi indah. Dengan… Lanjutkan membaca Arjuna Si Tukang Pulsa
Masterpiece
“Setiap seniman mesti memiliki masterpiece,” ujar Wira dalam hati. Ia punya hobi membuat cerpen-cerpen. “Aku mau membuat sebuah Masterpiece” ujarnya lagi. Wira teringat tentang sebuah film yang pernah di tontonnya. Kabarnya, film tersebut merupakan masterpiece sineasnya. “Eiffel I’m in love” yang menurut Wira sih kurang menarik. “Kok yang gituan bisa jadi ‘masterpiece’ sih?” Wira bertanya-tanya… Lanjutkan membaca Masterpiece
Di Bahumu Ku Sandarkan Cintaku
NNama gadis bertongkat itu Syakila. Belum genap 21 tahun usianya. Dia cukup menarik, walaupun keadaan fisiknya berbeda dari teman-teman sekampusnya. Saat usia 7 tahun, Kila terpaksa harus menerima kecacatan pada kedua matanya setelah melewati berkali-kali operasi. Dokter tak sanggup lagi menangani kerusakan pada syaraf mata gadis manis itu. Kila akhirnya dibawa orangtuanya pulang ke kampung… Lanjutkan membaca Di Bahumu Ku Sandarkan Cintaku
Ketika Mereka Murka
Angin bergerak cepat mengitari hutan, gunung dan laut. Hawa dingin yang dibawanya membuat beberapa hewan hutan semakin merapatkan tubuhnya. Beberapa lembar daun jatuh berguguran. Uap putih membumbung ke langit, butiran-butiran kecil menghiasi permukaan laut. Derak-derak pohon bersahutan menyelingi teriakan binatang malam. Malam yang tenang itu pun berubah seketika menjadi penuh gejolak seiring kedatangan angin yang… Lanjutkan membaca Ketika Mereka Murka