Angka 12

Prolog Sudah cukup lama ia mencoba mengamati situasi di sekitar rumah itu. Ia tak ingin ada lubang sekecil apapun yang dapat merusak keseluruhan rencana yang telah lama disusunnya. Laki-laki itu harus mati! Mati di tangannya sendiri! Dengan sangat tangkas dipanjatnya pagar besi setinggi 2 meter di hadapannya. Hati-hati dilangkahkannya kaki menuju pintu belakang. Di ambilnya… Lanjutkan membaca Angka 12

Mengapa?

Freya Hujan sore itu mengingatkan aku padanya. Kepergiannya dua musim yang lalu masih meninggalkan goresan dalam yang tak kunjung sembuh. *** Sore itu kupandangi pantulan diriku di cermin. Dengan gaun pengantin putih yang sederhana namun elegan. Kebahagiaan di dalam hatiku seolah tak terbendung membayangkan hari esok yang merupakan hari pernikahanku dengan Jason, pria yang luar… Lanjutkan membaca Mengapa?

Worthless Love

Difa terbangun dari tidurnya. Mengerjapkan mata sejenak, lantas ia melirik jam dinding digital kamarnya yang berbentuk bintang. 02.00 am. Ia mendesah pelan. Akhir-akhir ini ia sering terbangun di tengah malam, tah kenapa. Akhir-akhir ini pula rasa tidak enak menggelayuti hatinya tampa sebab. Fikirannya pun kerap kali tidak fokus pada aktifitasnya. Singkatnya ia merasakan ada hal… Lanjutkan membaca Worthless Love

Kenangan yang Indah

Pukul satu dini hari. Waktu di mana semua insan mengistirahatkan dirinya dari aktifitas yang menuntutnya harus berperan aktif. Para bintang yang biasanya menerangi sang malam kini tak satu pun menampakan dirinya, bahkan sang sabit yang bisanya tersenyum pada penghuni bumi kini tak memunculkan senyumannya seperti biasanya. Yang ada hanyalah awan kelabu yang berarak menemani sang… Lanjutkan membaca Kenangan yang Indah

Hati dan Harapan

Wanita itu memandangi objek di hadapannya. Terpancar kesedihan yang tersirat dari sorot matanya mana kala ia melihat foto pernikahannya dengan sang suami delapan tahun silam. Membuang napas, lalu jemari-lentiknya meraih bingkai foto yang terletak di atas meja samping kasur. Memang selalu seperti ini. Kala dirinya ingin berlabuh ke dunia mimpi, wanita itu pasti membawa serta… Lanjutkan membaca Hati dan Harapan

MIMPI BURUK

Aku menahan nafasku yang tersengal-sengal, megap-megap kehabisan udara karena terlalu lama berlari. Paru-paruku terasa sakit. Jantungku berdetak begitu kencang hingga rasanya aku nyaris mendengarnya. Ia tak boleh menemukan tempatku bersembunyi! Aku tak ingin tertangkap! Gemetar kudengar langkah kakinya mendekati tempattku. Susah-payah kuredam suara nafasku yang masih memburu. Lorong itu begitu sepi dan suram dengan mengandalkan… Lanjutkan membaca MIMPI BURUK

Foto Penampakan

Setiap hari minggu, atau datangnya tanggal merah, banyak sebagian besar orang merasa senang karena bisa menikmati hari libur dan bersantai bersama keluarga. Mereka yang bekerja di instansi perkantoran, maupun anak sekolahan, semua menyambut hari libur dengan suka cita. Begitu juga dengan Roi yang telah memplanning hari liburnya untuk dihabiskan di kampung rumah kakek dan neneknya.… Lanjutkan membaca Foto Penampakan

Rumah Ibu

Rumah itu tampak suram dan tak terurus. Beberapa bagian dindingnya ditumbuhi lumut dan jamur. Banyaknya pepohonan tua yang tumbuh rimbun di sekitarnya membuat cahaya matahari yang menyinari sekeliling tempat itupun terbatas. Rerumputan serta tumpukan dedaunan berserakan memenuhi hampir seluruh permukaan tanah dan halaman. Kulangkahkan kakiku menaiki satu demi satu undak-undakan menuju beranda rumah itu. Dari… Lanjutkan membaca Rumah Ibu

Terbenam Sebelum Senja

Di beranda rumah mungil itu ia termangu. Terduduk di atas kursi rotan yang mulai lapuk dimakan waktu. Nanar pandangannya menyapu langit sore yang mulai dipenuhi rona jingga. Satu per satu burung-burung pun terbang melintas senja, menuju malam yang kelam pada dahan-dahan cemara tua. Pandangannya jatuh pada sebatang pohon mangga kueni di halaman rumah. Sebatang pohon… Lanjutkan membaca Terbenam Sebelum Senja

BERDAMAI DENGAN SAKIT DAN KECEWA

Tetesan itu beriak. Rintik itu berderai. Riak dan derai bercumbu jadi satu, melebur dan membuat kesadaranku hadir setelah entah berapa jam aku bergumal dengan mimpi. Aku menggeliat. Pelan dan Nampak enggan, begitu gerakan yang Nampak ketika kucoba membuka mata. Boneka lumba-lumba yang manis bertengger di atas meja, itulah yang kulihat pertama. Namun, warnanya tak Nampak… Lanjutkan membaca BERDAMAI DENGAN SAKIT DAN KECEWA