bantuan dari Raja Halla”, dan saya pun menoleh ke kanan, melihatnya sekilas dan tiba-tiba semuanya menjadi buram dan berubah menjadi wajah para leluhur yang memanggil “Sayang, sini yuk,
wafat”, “Baiklah, terserah kalian saja, saya izinkan, sekarang, tolong kembalilah ke tempat kalian masing-masing, ada makanan yang sudah khusus dimasakkan oleh juru masak Istana ini, sebagai ucapan terimakasih
Akupun naik pitam, wajahku memerah, tangan sudah terkepal dan pergi meninggalkan mereka yang kurang tahu diuntung dengan bergegas, karena mengingat aturan yang dulu Raja Sendok berikan serta amanah
“Hah? Raja Gozo, ya ampun, iya yah, raja dari Kerajaan Lajadi. Cuma dia kan di keningnya ada tulisan Uyre, jadi itu maksudnya. Biarin lah, Tingit memberikan kebebasan untuk
benteng dan terbang menindih orang yang mencuri ngumpet disana dan sekitaran situ, habis bro, haha. Tinggallah seorang yang tersisa, yakni Raja Gozo yang merupakan pemimpin dari Kerajaan Lajadi
mengirimkan hantu pos ke kalian, namun tidak janji segera yah…makluuum….pengenten baruuu”. Semua menganggukkan kepala secara bergantian seperti gelombang air di laut. “Uyekku sayang, io, aku ngga bisa masak
berlari. Gedebuk, gompyang, kendi yang terbuat dari plastik pun bergelimpangan. Saat menoleh ke samping, mukanya tersenyum yang membuatku jadi malah terbangun dan menjatuhkan yang lain karena kikuk menahan
Kebetulan, posisi kepatihan sedang kosong karena patih sebelumnya ketahuan mencuri dan memeras para rakyat jelata serta menghilangkan jejaknya yang akhirnya terbongkar dengan cepat atas bantuan Uyek yang membuat
sudah dilakukan, namun karena ada aturan dalam Kerajaan yang bilang bila selama tiga bulan di tinggalkan dan upeti tidak diserahkan kepada keluarganya, maka aturan sudah dilanggar yang dianggap
56. Peraturan lainnya, ditetapkan pada pintu masing-masing tempat dan hanya berlaku di tempat tertempelnya aturan tersebut. Percakapan pun ditindaklajuti, “Baginda, kenapa aliran baru di biarkan masuk terus? Apa