Janji di Atas Ingkar
Terakhir diperbaharui 7 tahun oleh Redaksi
Bukan, ini bukan judul lagu ciptaan Yovie Widianto yang dinyanyikan oleh Audy. Ini juga bukan puisi galau tentang kisah cinta. Tapi kali ini saya ingin sedikit mengupas sebuah fenomena yang mungkin sedang marak-maraknya terjadi di berbagai daerah –mmumpung momennya cukup tepat-.
Dalam hitungan detik mendatang, kita akan dihadapkan dengan sebuah pesta hajatan besar yang disebut sebagai pemilihan umum. Nah, sebelum pemilihan umum berlangsung, tentu saja para calon wakil rakyat akan berkampanye ke berbagai kalangan mengharapkan dukungan. Salah satu sasaran mereka adalah kaum disabilitas. Mungkin teman-teman disabilitas yang membaca tulisan ini baru saja “dikunjung” oleh para calon wakil rakyat tersebut?
Nah, biasanya dalam kunjungan tersebut sang calon wakil rakyat akan membagi-bagikan “sesuatu” yang sekiranya bermanfaat bagi teman-teman disabilitas. Entah itu uang maupun barang. Selain itu mereka juga memberikan janji-janji yang katanya akan menyejahterakan rakyat dan sebagainya.
Tetapi mari kita lihat apabila calon wakil rakya tersebut sudah terpilih menjadi wakil rakyat dan duduk di Senayan sana. Ketika berangkat kerja, beliau menggunakan mobil BMW, Mercedez, atau mungkin Ferari. Di sebuah jalan, ada seorang tunanetra yang ingin menyebrang. Bukannya membantu, mungkin sang wakil rakyat itu malah menggeber mobilnya sambil membunyikan klakson panjang di depan tunanetra tersebut, kemudian langsung tancap gas tanpa peduli.
Lalu, ke mana perginya janji-janji yang mereka ucapkan dulu sewaktu kampanye? Apa arti kepedulian mereka sebelum pemilihan umum? Tak ada yang tahu selain Tuhan dan sang wakil rakyat itu sendiri.
Jadi, pilihlah orang yang benar-benar bisa dipercaya, bukan hanya orang yang menggembar-gemborkan janji-janji tidak berkualitas semaca kampanye.