MENGATASI KETERBATASAN TANPA BATAS

Definisi Disabilitas Menurut Al-Qur’an

Terakhir diperbaharui 3 tahun oleh Redaksi

Sahabat APA YANG TERLINTAS DALAM BENAK ATAU FIKIRAN KITA KETIKA KITA MEMBACA, MELIHAT ATAU MENDENGAR KATA DISABLE (PENYANDANG CACAT)? Hampir sebagian besar diantara kita ketika mendengar, membaca atau melihat kata disable menganggap atau mengartikan kata disable (cacat) itu adalah hilangnya salah satu atau tidak berfungsinya diantara indra fisik dari seorang makhluk. Sahabat sebagian besar dari definisi atau anggapan tersebut diatas, mungkin pada realitasnya benar, disable person atau penyandang cacat adalah orang yg notabenya mengalami ketidak sempurnaan dalam hal fisik.

Sahabat dari definisi mengenai kata disable, cacat tersebut yg mengandung makna ketidak sempurnaan dari seorang makhluk, dapat kita analogikan dalam kehidupan sehari-hari seperti sebuah benda atau produk yg gagal dalam proses pembuatannya. Ketika benda atau produk itu mengalami kegagalan pastilah ada kesalahan dalam proses pembuatannya atau terjadi kesalahan dari orang/pembuat produk atau benda itu yang tidak kompeten atau kurang ahli dalam pembuatan benda atau produk tersebut. Melihat dari analogi tersebut, saya sebegai makhlhluk yang percaya dengan adanya Tuuhan, kurang sependapat dengan definisi atau angggapan dari sebagian definisi tersebut, karna dari definisi tersebut kita menganggap disable person adalah makhluk yang tidak sempurna atau gagal dalam proses pembuatannya, yang artinya kita menganggap pembuat disable person itu yang notabenya pembuatnya adalah Tuhan telah gagal. karna disini saya yakin Tuhan Maha sempurna dan Maha segalanya yang sudah pasti tidak mungkin mengalami kegagalan dalam proses pembuatan makhlukNya.
Allah berfirman Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya’ Qs 95:4.. Sahabat telah jelas dari firman tersebut Allah telah menciptakan seorang makhluk tidak ada yang tidak sempurna. Dari firman tersebut saya dapat mendefinisikan kata disable adalah bukan merupakan kata sifat melainkan merupakan kata kerja. Disable menurut definisi saya adalah tidak adanya usaha maksimal dari seorang makhhluk dalam mengobtimalkan organ atau indra yang telah diberikan Tuhan untuk menjalani kehidupannya di dunia dan kehidupan setelahnya, yang artinya semua makhluk dapat dikatakan sebagai disable person ketika ia tidak mampu menggukan atau memaksimalkan organ atau indra yang dimilikinya untuk kehidupan di dunia dan kehidupan setelah nya. Yang definisi ini saya perkuat dari firman Allah ‘Dan Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia , mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) , dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.’ Qs 7:179..

Baca juga:  Legitimasi Penggunaan Istilah Disabilitas

Maha suci Allah, sahabat dari firman diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah telah memberikan indra pada manusia yang tujuannya untuk digunakan memahami ayat-ayatNYA, yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan disable person? Jika kita definisikan disable person seperti kebanyakan orang, maka para disable person bebas dari tuntutan neraka, karna merupakan kesalahan Tuhan yang telah menciptakan disable person yang notabenya mengalami ketidak sempurnaan dalam fisik/indra. Namun ketika kita menganggap/mengartikan disable itu adalah kata kerja seperti definisi saya diatas maka siapapun akan dapat terkena ayat tersebut diatas. Karna meskipun kita para disable person tidak memiliki sebagian atau tidak berfungsinya sebagian indra, kita harus memaksimalkan atau mengobtimalkan indra yang ada, sebagai contoh seorang tuna netra meski ia tidak dapat menggunakan matanya untuk melihat ayat-ayat Allah kita masih mampu mendengar ayat-ayat Allah dan menggunakan indra peraba untuk membaca ayat-ayat Allah, pun demikian dengan disable lain hendaknya mereka memaksimalkan indra yang ada untuk memahami ayat-ayat Allah, jika kita sudah melakukannya disini kita sudah tidak tergolong disable menurut definisi ayat tersebut diatas. Sebaliknya bagi orang-orang yang non disable person yang notabenya memiliki fisik/indra yang berfungsi dengan baik ia dapat dikatakan disable (cacat) jika mereka tidak memaksimalkan atau menggunakan fisik/indra yang telah diberikan untuk mehami ayat-ayat Allah.

Kebenaran datangnya dari Allah, kebodohan milik saya pribadi and kesalaha nmilik syaitan..so pujilah Allah, maafkan saya dan salahkan syaitan

Beri Pendapatmu di Sini